Satu dari sedikit pesepakbola perempuan yang sering terdengar namanya adalah Alex Morgan. Ia bomber andalan kesebelasan Amerika Serikat yang sudah mengoleksi 80 gol dari 134 penampilannya sejak 2010.
Morgan juga sudah mempersembahkan banyak gelar bergengsi untuk Amerika Serikat. Di antaranya adalah medali emas Olimpiade 2012, Piala Dunia Perempuan 2015, Piala CONCACAF Perempuan 2014, dan beberapa lainnya. Gelar-gelar itu belum termasuk prestasi individu seperti berbagai penghargaan pesepakbola perempuan terbaik.
Morgan lahir dan dibesarkan bersama dua kakak perempuannya dari pasangan Michael dan Pamela Morgan di California. Sejak kecil, Morgan sudah berkecimpung di dunia olah raga, terutama lari. Orang tuanya justru menggiring Morgan ke basket dan softball. Dalam satu minggu ia bisa menghabiskan tiga sampai empat hari untuk menggeluti dua olahraga itu. Tapi di sisi lain, Morgan justru lebih tertarik terjun ke dunia sepakbola.
Padahal pemain yang saat ini membela Lyon itu awalnya hanya mencoba-coba saja bermain sepakbola. Buktinya, Morgan berbeda dengan beberapa pesepakbola perempuan lainnya yang mulai menekuni olahraga itu sejak usia delapan atau sembilan tahun. Ia baru mulai serius berkarir di dunia sepakbola ketika mengenyam pendidikan sekolah menengah atas.
"Anehnya, karena saya suka berlari. Saya tahu klub sepakbola adalah sebuah komitmen besar dan saya belum siap untuk itu sampai usia 14 tahun. Pada saat itu saya tahu benar-benar ingin mengejar sepakbola dan bermain di perguruan tinggi," ujarnya seperti dikutip dari All White Kit.
Kemudian Morgan bergabung dengan klub sepakbola Cypress Elite saat menginjak usia 14 tahun. Bersama kesebelasan tersebut, Morgan berhasil memenangkan kompetisi the Coast Soccer League (CSL) U16. Morgan juga dipromosikan ke skuat U19 Cypress Elite meskipun cuma mampu menempati posisi ketiga dari bawah kompetisi dalam kategori usia tersebut.
Setelah lulus SMA, Morgan kuliah University of California dan bergabung dengan kesebelasan sepakbolanya, Golden Bears California, sejak 2007. Selama di sana juga ia dipanggil Amerika Serikat U20. Tapi ketika membela negaranya itu Morgan justru sempat mendapatkan cedera ligamen lutut (ACL) ketika sesi latihan bersama skuat laki-laki.
Cederanya itu memaksanya absen cukup lama dan baru bisa kembali pada April 2008. Setelah sembuh dari cedera, Morgan berhasil membawa Amerika Serikat menjuarai Piala Dunia U20 2008. Ia adalah pahlawan pada kompetisi itu berkat gol kemenangannya, di pertandingan final menghadapi Korea Utara.
Gol Morgan di pertandingan tersebut membuatnya mendapat penghargaan Goal of the Tournament dan runner-up Goal of the Year FIFA. Pada 14 Januari 2011, Morgan merupakan pemain yang paling diincar dalam Women Professional Soccer (WPS) College Draft di kalangan kesebelasan sepakbola profesional Amerika Serikat.
Saat itu Morgan dikenal memiliki kecepatan pada larinya, "Alex adalah bakat yang luar biasa, tapi yang lebih penting lagi adalah ia seorang perempuan muda yang luar biasa dengan karakter dan kerendahan hati yang hebat," puji Neil McGuire yang merupakan Pelatih California pada waktu itu, seperti dikutip dari Women Soccer.
Sesi yang biasa disebut draft day itu merupakan hari kesebelasan untuk memilih pemain sepakbola baru dari universitas, yang diselenggarakan dan direkomendasikan WPS. Morgan pun menjadi pemain pertama dari California Golden Bears yang masuk ke dalam WPS College Draft.
Pada saat itu Morgan direkrut Western New York Flash pada WPS College Draft 2011. "Terpilihnya sebagai pilihan pertama dalam draft tahun ini adalah bukti kerja keras dan dedikasinya terhadap perkembangan pribadinya. Juga pujian utama bagi rekan setimnya di California yang telah membantunya pada waktunya di sini," ujar McGuire.
Ia juga langsung mencetak gol pertamanya ketika mengalahkan Atalanta Beat pada 1 Mei 2011. Total, Morgan mencetak empat gol dari 13 pertandingan. Jumlah golnya itu cukup membantu Western New York Flash menjuarai WPS 2011. Hal itu cukup jadi modal Morgan untuk dipanggil skuat senior untuk Piala Dunia 2011 dan menjadi pemain paling muda di antara rekan-rekannya di sana.
Pada kompetisi itu Morgan mencetak gol perdananya ketika melawan Prancis pada laga semifinal. Golnya itu membantu Amerika Serikat mencapai final tapi kalah dari Jepang pada laga puncak itu sehingga hanya menjadi runner-up. Tapi pada akhirnya Morgan bisa membawa negaranya itu menjuarai Piala Dunia yang diraih pada 2015.
Gelar juara didapatkan setelah menuntaskan dendamnya kepada Jepang. Amerika Serikat berhasil menang 5-2 yang membuat Amerika Serikat memenangkan Piala Dunia untuk ketiga kalinya. Padahal sebelumnya Morgan sempat menghabiskan waktu dua bulan karena cedera lutut. Dari beberapa kasus setelah ia mendapatkan masalah dengan lututnya, justru Morgan kian hebat dan berprestasi.
Betapa ajaibnya Morgan yang tetap mampu menjaga bakatnya dan bahkan dibuat lebih hebat untuk kariernya. Ia mampu menunjukkan bahwa kesuksesan bisa didapatkan melalui diri sendiri melalui kerja keras.
Komentar