David Bentley menggemparkan sepakbola Inggris pada 1 Februari 2006. Saat itu, belum ada satu pemain pun yang mampu mencetak trigol (hat-trick) ke gawang Manchester United di Liga Primer Inggris. Bentley menjadi yang pertama – jauh lebih dulu sebelum trigol Dirk Kuyt (Liverpool, 6 Maret 2011), Romelu Lukaku (West Bromwich Albion, 19 Mei 2013), dan Samuel Eto`o (Chelsea, 19 Januari 2014) ke gawang Man United.
“Hari itu setelah aku bergabung dengan kesebelasan (Blackburn Rovers, secara permanen, sebelumnya dipinjamkan dari Arsenal), jadi itu sangat spesial. Manchester United adalah kesebelasan besar saat itu dan bisa mencetak tiga [gol] sangat luar biasa,” kata Bentley yang saat itu masih berusia 21 tahun, dikutip dari FourFourTwo.
Trigol bersejarah tersebut dicetak Bentley, nama yang juga sudah terkenal dengan merek mobil mewah, saat Blackburn menang 4-3 atas Man United di Ewood Park, kandang Blackburn, pada pertandingan pekan ke-24 Liga Primer musim 2005/06.
“Tidak ada media sosial saat itu jadi kami bisa lebih rendah diri. Aku pikir Twitter dan Instagram mungkin sudah memengaruhi kebebasan para pemain,” lanjutnya.
Episode 1: Trigol ke Gawang Man United
Dicap sebagai wonderkid, tapi kemudian tidak pernah bisa memenuhi ekspektasi tersebut di masa depan. Kasus itu sudah cukup mainstream di sepakbola, tak terkecuali dengan David Michael Bentley.
“Seperti robot, mudah diprediksi, dan sedikit mudah terkalkulasi.” Tiga hal itu yang menjadi alasan Bentley memutuskan pensiun pada Juni 2014. Ia pensiun saat usianya masih 29 tahun, yang bahkan belum menjadi usia puncak pemain sepakbola.
Banyak orang yang terus mengenang apa yang terjadi pada 1 Februari 2006 saat Bentley mencetak trigol ke gawang Edwin van der Sar. Akan tetapi, kisah Bentley jauh telah ia mulai saat usianya masih 13, saat ia bergabung dengan akademi Arsenal.
Baca juga:
David Bentley Tak Semewah Mobil Bentley
Hikayat Pencetak Hat-Trick dan Kenapa Ia Berhak Dapat Bola
Menjadi pemain menjanjikan, Bentley langsung bergabung dengan skuat senior The Gunners saat berusia 16 tahun. Ia sempat mengalami kecanduan judi pada masa itu. Ia bisa mengikuti 50 sampai 100 judi per hari. Namun, ia berhasil lepas dari candu tersebut, sehingga tak perlu waktu terlalu lama, ia menjalani debut bersama Arsenal pada Januari 2003, saat usianya 18.
Semuanya berjalan lancar bagi Bentley. Namun, hal yang tak mendukung manisnya karier Bentley di Arsenal adalah karena ia tidak hoki. Saat ia sedang panas-panasnya, begitu juga dengan Arsenal. Invincible pasukan Arsene Wenger membuat Bentley tidak memiliki banyak kesempatan bermain.
Ia kemudian dipinjamkan ke Norwich City, menjadi pemain utama di sana meski di akhir musim 2004/05 Norwich terdegradasi dari Liga Primer. Di awal musim selanjutnya, ia meminta untuk dijual (transfer request) kepada Arsenal karena ia merasa percaya diri untuk selalu bermain sebagai pemain utama, tapi ia sadar tak bisa mendapatkannya jika ia bertahan di London Utara.
“Aku tidak bertahan lama [di Arsenal]. Aku pergi, dan banyak yang mengira aku marah. Aku merasa jika aku bertahan di Arsenal, aku bisa berakhir tidak sebagai apa-apa. Aku takut akan masa depanku. Aku yakin ada banyak pemain muda di banyak kesebelasan hari ini yang memiliki ketakutan yang sama,” aku Bentley.
Wenger tidak ingin kehilangan Bentley yang menjanjikan. Akhirnya permintaan transfer ditolak, tapi Bentley dipinjamkan ke Blackburn. Mark Hughes yang saat itu merupakan manajer Blackburn yakin akan kemampuan Bentley, sehingga kemudian membuat status Bentley menjadi permanen di Blackburn pada Januari 2006.
Harganya saat itu hanya 1 juta paun, dan debutnya sebagai pemain permanen Blackburn adalah yang mengawali tulisan ini: sebuah trigol ke gawang Man United.
“Aku pikir kami telah mendapatkan David Bentley [dari Arsenal] dengan harga yang sangat-sangat murah. Ia adalah pemain muda yang memiliki masa depan cerah dalam kariernya,” sanjung Hughes, dikutip dari The Guardian.
Episode 2: Menolak Timnas U21 dan Mencetak Gol Indah di Derbi London Utara
Di Blackburn, karier Bentley menanjak. Selama tiga musim di Blackburn, pemain kelahiran Peterborough ini bermain dalam 133 pertandingan di semua kompetisi, termasuk di Piala UEFA (sekarang Liga Europa) dan Piala Intertoto (sudah tidak ada), serta mencetak 21 gol.
Ia menjalani musim terakhirnya di Blackburn pada 2007/08. Saat penampilannya sedang tinggi, ia menjadi buah bibir dan dipanggil tim nasional Inggris U21, yang ia tolak.
“Aku bermain 60 pertandingan musim itu... Aku jadi tidak punya waktu istirahat sama sekali. Bagaimana juga, aku bersikeras, dan aku mengetahui [kemampuan] tubuhku. Aku lelah,” curhatnya kepada FourFourTwo.
“Aku menelepon Stuart Pearce (manajer Inggris U21 saat itu) dan berkata: “Aku tak bisa melakukannya (bergabung dengan Inggris U21 di Piala Eropa U21).” Aku tidak merendahkan U21. Pearce tidak berkata apa-apa, tapi di hari berikutnya ia berbicara kepada pers, membandingkan keputusanku dengan tentara yang berperang di Afghanistan. Aneh banget.”
“Aku bisa saja bilang ke Blackburn untuk bilang kalau aku cedera, karena mereka (Blackburn) juga tidak mau aku pergi, tapi aku tak melakukannya. Aku menelepon Pearce dan berkata jujur, dan itu yang aku dapat,” tutupnya.
Pearce sendiri mengatakan: “Ketika negaramu memanggilmu, kamu mendahulukan negaramu dulu, baru kemudian dirimu.”
Baca juga:
Stuart Pearce yang Hijrah ke Kesebelasan Terburuk di Inggris
Hubungan "Spesial" Antara Pemain dan Manajer
Karena permasalahan itu, media dan suporter Inggris sempat gempar. Ketika Bentley menjalani debut bersama timnas senior pada September 2007 melawan Israel, banyak suporter yang mencemoohnya dari tribun penonton.
Masalahnya bersama timnas tidak sampai di situ. Pada musim panas 2008, manajer yang melambungkan namanya, Mark Hughes, pindah ke Manchester City. Merasa kehilangan mentornya, Bentley memutuskan pindah ke Tottenham Hotspur dengan mahar 15 juta paun. Saat itu Spurs dimanajeri oleh Juande Ramos.
Setelah kepindahannya itu, banyak orang, termasuk Steve McClaren, yang membandingkannya dengan David Beckham. Bentley sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai itu: “Aku di sini untuk menggantikan tempat Beckham dan itu yang akan aku lakukan.” Pada akhirnya ia hanya bermain 7 kali bersama timnas Inggris.
Permainan Bentley di Inggris “sebelas-duabelas” dengan di Spurs. Tidak seperti di Blackburn, ia bukan menjadi pemain andalan, terutama saat Harry Redknapp datang menggantikan Ramos sebagai manajer. Saat itu Redknapp lebih sering memilih Aaron Lennon alih-alih Bentley.
Namun, pada sebuah Derbi London Utara melawan mantan kesebelasannya, Arsenal, Bentley mencetak gol voli indah jarak jauh yang terkenang sampai sekarang. Pertandingan saat itu berakhir imbang 4-4.
Epsode 3: Menyiram Redknapp dan Terusir ke Rusia untuk Membuat Sejarah
Meski bukan pemain andalan, Bentley terus bisa berkontribusi kepada Spurs terutama saat Spurs lolos ke Liga Champions pada Mei 2010. Sayangnya, selebrasi Bentley saat itu dinilai berlebihan oleh Redknapp.
Redknapp yang sedang diinterviu pasca-pertandingan, diguyur oleh seember air es oleh tiga pemain Spurs, salah satunya Bentley. Saat itu ice bucket challenge belum populer. Redknapp marah dan tidak pernah berbicara kepada Bentley lagi sejak itu.
“Ia (Redknapp) tidak senang. Ia pikir aku merendahkannya. Padahal aku melakukannya karena kami menyukainya. Setelah itu aku tahu jika ia tidak senang. Itu mengecewakan karena aku sebenarnya sangat suka dia,” aku Bentley.
Setelah insiden itu, Redknapp meminjamkan Bentley ke Birmingham City, West Ham United, FC Rostov, dan Blackburn.
Bentley kembali membuat sejarah ketika ia dipinjamkan ke Rostov, karena ia menjadi pemain Inggris pertama yang bermain di Liga Primer Rusia. “Finansial sangat menarik. Seseorang bilang kepadaku jika aku akan menjadi pemain Inggris pertama yang bermain di sana dan itu membuatku tertarik juga. Kesebelasan itu ada di selatan Rusia, cuaca di sana bagus dan aku suka itu,” katanya.
Membicarakan kegagalan karier David Bentley, banyak orang masih keheranan sampai sekarang. Meski begitu, kita bisa mengenang Bentley dari tiga kejadian, dua di antaranya adalah tonggak sejarah: trigol perdana ke gawang Man United, gol indah ke gawang Arsenal, dan pemain Inggris pertama yang bermain di Rusia.
Banyak orang juga bingung apa yang membuat Bentley gagal dan akhirnya pensiun pada usia 29 tahun. Apakah karena ia pindah terlalu cepat dari Blackburn? Apakah karena sikapnya yang sembrono, termasuk menolak panggilan timnas dan menyiram Harry Redknapp? Apakah karena cedera lutut saat di West Ham? Hanya Bentley yang bisa menjawabnya.
Namun dari itu semua, ada satu kejadian yang paling membuat kita suka tertawa jika mengingat Bentley. Setelah Piala Dunia 2010, Harry Redknapp berusaha membawa Keisuke Honda ke Spurs, tapi menolaknya karena minta ditukar dengan Bentley.
“Kami ingin membawa Honda ke Tottenham, namun CSKA Moscow hanya mau menukarnya dengan Bentley. Kami pikir itu bukan pertukaran yang bagus. Masa sebuah Bentley ditukar Honda!”
Komentar