Formasi 4-2-3-1 Bangkit Seiring Redupnya Karier Makelele

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi 75288 Pilihan

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Formasi 4-2-3-1 Bangkit Seiring Redupnya Karier Makelele

Claude Makelele Sinda punya talenta istimewa. Kisahnya sebagai gelandang bertahan terbaik dunia di akhir 90-an hingga kepindahannya ke Real Madrid dan Chelsea pun tak lekang oleh waktu. Kisah pemain yang lahir pada 18 Februari 1973 tersebut memang begitu ikonik, dan rasanya punya kans kecil terulang di masa yang akan datang.

Kehebatan Makelele sendiri terlihat dari lahirnya istilah "Makelele Role" yang terus menerus menjadi rujukan terbaik tentang bagaimana seharusnya seorang gelandang bertahan bermain, terlebih masa ke masa mulai bermunculan pemain yang dijuluki "The New Makelele" atau "The Next Makelele".

Saat ini, sosok Makelele sering disebut-sebut lahir kembali dalam diri N`Golo Kante. Sama-sama gelandang asal Prancis, Kante juga menjadi gelandang bertahan yang kini disebut-sebut sebagai gelandang bertahan terbaik dunia. Sama seperti Makelele juga, Kante berhasil membawa Chelsea juara Liga Primer, setelah menjadi juara bersama Leicester City sebelum hijrah ke Chelsea.

Karenanya tak heran ketika Kante menjadi perhatian publik, kisah Makelele kembali terangkat. Dari situ sebenarnya kita bisa melihat satu hal menarik lain, di luar kehebatan dan kemampuan Makelele-Kante. Estafet antara Makelele pada Kante mengajarkan pada kita bahwa sepakbola selalu punya siklusnya. Sementara itu, Makelele punya peran penting dalam perubahan siklus taktik sepakbola dunia, khususnya dari pola dasar 4-4-2 ke 4-2-3-1.

***

Sebelum Makelele datang ke Inggris, Inggris dikenal dengan sepakbola kick n` rush. Istilah ini kurang lebih memiliki arti bahwa sepakbola Inggris dikenal punya permainan cepat. Lebih definitif lagi, di Inggris waktu antara bola berada di satu kotak penalti ke kotak penalti akan terasa singkat karena gaya kesebelasan-kesebelasan Inggris yang gemar melepaskan umpan langsung dari penjaga gawang atau pemain belakang ke penyerang jangkung secara terus-menerus.

Inggris juga ketika itu sangat identik dengan formasi dasar 4-4-2 flat; Empat bek sejajar, empat gelandang sejajar dan dua penyerang sejajar. Padahal di belahan Eropa lain, pola dasar 4-3-1-2 (atau 4-4-2 diamond) dan formasi-formasi lain yang menggunakan classic number 10 banyak digunakan.

Tapi lambat laun Inggris mulai meninggalkan pola dasar 4-4-2 dasar tersebut. Pola 4-2-3-1 kemudian menjadi pengganti pola 4-4-2. Nah, perubahan pola di Inggris ini tak lepas dari kedatangan Makelele ke Inggris (dengan membela Chelsea) pada 2003.

Makelele memang bermain di skema 4-4-2 juga bersama Claudio Ranieri dan Jose Mourinho. Akan tetapi ia tak seperti dua gelandang tengah di pola 4-4-2 kebanyakan, karena pemain kelahiran Republik Kongo tersebut lebih sering bermain di depan empat bek dan sangat jarang ke kotak penalti lawan.

Dalam skuat Chelsea, tugas gelandang tengah menyerang diemban Frank Lampard. Karena peran Makelele tersebut Lampard bisa lebih leluasa dalam menyerang dan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak The Blues. Karena itu pula Makelele tidak seperti Patrick Vieira, gelandang bertahan ikonik lainnya, yang sekilas punya peran yang sama. Vieira cukup rajin ke kotak penalti lawan, tercatat telah mencetak 58 gol dari 651 laga; sementara Makelele hanya membuat 25 gol dari total 802 lebih penampilan sepanjang kariernya.

"Mekelele adalah lawan yang sulit dihadapi karena ia akan memosisikan diri begitu dalam ke belakang, bahkan dirinya seolah menjadi bagian dari keempat pemain belakang,” kata Matt Holland, mantan gelandang Charlton Athletic, pada FourFourTwo tahun 2014 lalu. "Ia menjadikan Chelsea tim yang sulit untuk ditaklukkan."

"Makelele menjadi pemain pertama dalam kompetisi liga Inggris, jika ditilik dari betapa dalam dirinya menempatkan posisi: dan ada banyak usaha yang jelas-jelas bertujuan menciptakan pemain seperti dirinya. Sebelumnya, saya tidak pernah bermain bersama atau melawan gelandang yang bertahan begitu dalam seperti dirinya," sambungnya.

Makelele saat merayakan gelar juara Liga Primer Inggris 2004/2005 bersama Chelsea (via: chatsports.com)

Sialnya, tidak banyak pemain seperti Makelele. Tidak hanya di Inggris, Real Madrid pun sempat kesulitan mencari pemain dengan tipikal yang sama dengan Makelele, sampai akhirnya merekrut Thomas Gravesen dari Everton dua musim setelah Makelele hengkang. Pembelian tersebut gagal karena Gravesen tidak punya kemampuan itu. Di Everton, Gravesen tampil maksimal karena punya tandem yang melengkapi kekurangannya, yaitu Lee Carsley. Sedangkan kemampuan Makelele merupakan gabungan kemampuan Gravesen dan Carsley.

Bersambung ke halaman berikutnya

Komentar