Sudut-sudut tribun Rose Bowl Stadium pada 10 Juli 1999 begitu padat oleh suporter yang hadir. Total ada 90.185 penonton memadati stadion yang terletak di Pasadena, California, Amerika Serikat tersebut. Di tempat itulah pertandingan final Piala Dunia Wanita antara tuan rumah Amerika Serikat melawan Cina digelar. Dengan jumlah penonton sebanyak itu, pertandingan tersebut memegang rekor sebagai pertandingan sepak bola wanita yang paling banyak dihadiri penonton.
Namun banyaknya penonton tak membuat pertandingan berjalan bergairah dan menarik. Baik Amerika maupun Cina tidak membuat banyak peluang selama pertandingan berlangsung. Alhasil, skor 0-0 pun bertahan hingga peluit akhir babak kedua dibunyikan.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Ketika babak perpanjangan waktu inilah, peluang terbaik sempat didapatkan oleh Cina. Pemain belakang mereka, Fan Yunjie, berhasil menyambut sepak pojok yang diperoleh Cina dengan sundulan kepala. Bola yang disundul Fan Yunjie meluncur deras ke sudut kiri gawang Amerika yang dikawal Briana Scurry. Scurry gagal menghalau bola, namun gol yang sudah di depan mata itu gagal tercipta.
Bola yang gagal dihalau Scurry tersebut berhasil dihalau oleh Kristine Lilly dengan sebuah sundulan pula. Peluang sundulan dimentahkan oleh sundulan. Lilly boleh dibilang telah menyelamatkan wajah tim Amerika di hadapan publiknya sendiri dengan halauannya itu. Karena jika peluang itu berbuah gol, pertandingan pun akan diakhiri dan Cina akan keluar sebagai juara, mengingat sistem gol yang dipakai di babak perpanjangan waktu pada final itu adalah golden goal.
Sampai babak perpanjangan waktu berakhir, skor tanpa gol masih bertahan. Pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Di fase ini, lagi-lagi Kristine Lilly menjadi sosok yang krusial perannya. Ia yang menjadi penembak ketiga Amerika berhasil membawa Amerika memimpin, setelah penendang ketiga Cina gagal mengeksekusi penalti. Berkat keberhasilan Lilly ini, kepercayaan diri skuat Amerika semakin meningkat, hingga akhirnya berhasil memenangi adu penalti dengan skor 5-4. Tim Nasional Wanita Amerika keluar sebagai juara Piala Dunia Wanita 1999.
Gelar tersebut terasa semakin lengkap karena diraih di rumah sendiri, di hadapan puluhan penonton yang memadati Rose Bowl Stadium. Itu akan menjadi gelar yang selalu diingat oleh seluruh skuat Tim Nasional Wanita Amerika saat itu, tak terkecuali oleh Kristine Lilly — sang penyelamat tim Amerika di pertandingan tersebut.
Bagi Lilly, pertandingan tersebut merupakan pertandingan ke-186 dirinya bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat. Lilly sudah menjalani debutnya bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat sejak tahun 1987. Ketika itu, usia Lilly baru 16 tahun dan masih duduk di bangku SMA.
Kita mungkin mengira bahwa pemain yang telah mencapai caps ke-186 bersama tim nasionalnya adalah pemain berumur yang sudah berada di penghujung karir. Namun anggapan itu salah jika ditunjukkan kepada Kristine Lilly, karena masih ada 168 pertandingan lagi yang akan dimainkan Lilly bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat.
Ya, pemain tengah yang identik dengan nomor punggung 13 selama berkarir di Tim Nasional Wanita Amerika Serikat ini, total bermain sebanyak 354 caps sepanjang karirnya. Ia juga merupakan satu-satunya pesepakbola yang memegang rekor dalam membela tim nasional Amerika Serikat di empat dekade berbeda. Pertandingan menghadapi Meksiko pada 28 Maret 2010 menjadi penanda dirinya sebagai satu-satunya pemain yang meraih rekor tersebut.
Mengikuti Lima Edisi Piala Dunia Berbeda
Kristine Lilly adalah seorang legenda. Ia lahir di New York, 22 Juli 1971. Lilly mengawali karir sepakbolanya bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat pada 1987. Selanjutnya, Lilly juga berkarir di tim sepakbola wanita di kampusnya. Ia bermain untuk North Carolina Tar Heels Women’s Soccer Team pada 1989 hingga 1992. Selama berkarir di tim sepakbola kampusnya ini, Lilly mempersembahkan satu gelar Herman Trophy pada 1991. Universitasnya juga mempensiunkan nomor punggung 15 yang dikenakan Lilly selama membela North Carolina Tar Heels sebagai bentuk penghormatan untuk penyerang yang juga bisa bermain sebagai gelandang tersebut.
Kristine Lilly baru bergabung bersama sebuah klub pada tahun 1994. Ia bergabung dengan klub asal Swedia bernama Tyerso FF selama satu musim. Tidak ada gol yang ia ciptakan selama membela Tyerso. Karir cemerlang Lilly bersama klub baru muncul ketika dirinya bergabung bersama Boston Breakers pada 2001. Membela Boston Breakers selama dua musim, Lilly mencatatkan 59 kali penampilan dengan 14 gol. Ia sempat pindah ke KIF Orebro pada tahun 2005. Di sana ia berhasil mencatatkan 19 kali penampilan dengan 8 gol. Ia pun kembali membela Boston pada tahun 2009 dan berhasil mencatatkan 20 kali penampilan dengan 3 gol.
Karir Lilly memang lebih menonjol bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat. Sepanjang karirnya membela Tim Nasional Wanita Amerika, Lilly telah menjalani 354 pertandingan. Capaian tersebut membuatnya menjadi pemegang rekor sebagai pesepakbola dengan caps terbanyak.
Rekor Lilly tersebut belum terpecahkan — baik oleh pesepakbola pria maupun wanita — kendati Lilly sudah pensiun dari dunia sepakbola sejak tahun 2011. Pemain aktif yang jumlah caps-nya paling dekat dengan Lilly adalah Christine Sinclair — pemain Tim Nasional Wanita Kanada tersebut sudah menjalani 266 pertandingan.
Dengan caps sebanyak itu, Lilly sudah mengikuti lima edisi Piala Dunia Wanita berbeda bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat, yakni pada tahun 1991, 1995, 1999, 2003, 2007. Pada Piala Dunia Wanita tahun 1991, yang menjadi debutnya di ajang empat tahunan tersebut, Lilly langsung berhasil mencicipi gelar Piala Dunia. Timnya berhasil mengalahkan Cina di final dengan skor 2-1.
Sepanjang karirnya bersama Tim Nasional Wanita Amerika tersebut, selain mengikuti lima ajang Piala Dunia, Lilly juga mengikuti tiga kali Olimpiade.
Lilly berhasil mencetak sebanyak 130 gol dan 105 asis sepanjang karirnya bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat. Hampir di seluruh ajang turnamen dunia ia selalu mencetak gol. Hanya pada turnamen Piala Dunia 1991 Lilly tidak mencetak gol sepanjang gelaran turnamen. Raihan jumlah golnya tersebut membuat Lilly berada di peringkat ketiga sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah sepakbola wanita. Lilly berada di bawah Abby Wambach dengan 184 gol, dan mantan rekan setimnya ketika di tim nasional dahulu, Mia Hamm, dengan 158 gol.
Pada tahun 2011, Lilly memutuskan untuk pensiun. Penampilan terakhirnya bersama Tim Nasional Wanita Amerika Serikat adalah ketika berhadapan dengan Meksiko dalam kualifikasi Piala Dunia Wanita 2010. Dengan segala kehebatan capaian dan rekornya selama membela Tim Nasional Wanita Amerika Serikat, tak ada penyesalan sedikitpun bagi Lilly kala memutuskan untuk gantung sepatu.
“Segalanya telah terjadi dengan sangat hebat untukku ketika memutuskan ini [pensiun]. Aku telah berada di tempat yang sangat baik atas kehidupanku dan sepakbola. Tidak ada penyesalan. Kesempatan bermain dengan beberapa pemain hebat dan menjadi bagian dari momen-momen spesial sangatlah luar biasa. Banyak orang yang telah mendukungku dalam perjalanan sepakbolaku. Aku berterimakasih kepada federasi sepakbola Amerika Serikat yang telah mendukung sepakbola wanita. Juga untuk Boston Breakers, sponsor, dan fans yang telah memberiku kesempatan untuk menghidupi mimpiku selama dua puluh empat tahun,” tutur Lilly.
Setelah gantung sepatu, Lilly ingin menghabiskan waktunya untuk keluarga. Ia juga berencana ingin menulis buku dan berlibur bersama rekan setimnya dahulu, Mia Hamm dan Tisha Venturini. Bersama mantan rekan satu timnya itu juga, Lilly juga berencana untuk memberi pelajaran sepakbola kepada anak-anak.
Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray tentang jual-beli lisensi klub yang kerap terjadi di Liga Indonesia:
Komentar