April 2010, Darron Gibson mencetak gol indah ke gawang Bayern Munchen. Dia saat itu membela Manchester United. Gol ke gawang Bayern dicetaknya di ajang Liga Champions. Tujuh tahun berselang, Gibson sempat tak terikat dengan klub mana pun. Padahal usianya baru 30 tahun—belum mencapai usia pensiun.
Maret 2018 Gibson dipecat oleh klubnya saat itu, Sunderland AFC. Penyebabnya: Gibson kedapatan berkendara dalam keadaan mabuk sehingga menabrak kendaraan yang terparkir, dalam perjalanan menuju tempat latihan Sunderland. Dua kali dalam tiga tahun dia kedapatan mengemudi di bawah pengaruh alkohol.
“Memang karier saya belum sesuai rencana,” katanya ketika diwawancarai The Express. “Saya seharusnya telah memainkan banyak pertandingan, karena saya memulai karier di usia muda dengan sangat baik bersama Manchester United.”
Gibson memiliki kesempatan besar di awal kariernya. Dia pemain yang tangguh melindungi barisan belakang. Tendangan keras yang dimilikinya memungkinkan Gibson mencetak gol spektakuler.
"Darron adalah pemain yang bisa mencetak gol-gol hebat dari luar kotak penalti," ujar Sir Alex Ferguson. "Dia memiliki kekuatan luar biasa dalam bidikannya."
Di pertandingan antara United dan Bayern pada 2010, Gibson menunjukkan bahwa dia memiliki kemampuan mencetak gol spektakuler.
"Anda melihat penampilan Gibson melawan Bayern. Itu adalah gol yang tidak bisa diabaikan," ujar Ferguson. "Ini adalah kontribusi yang biasa kami dapatkan dari Paul Scholes. Dia sering memberikan saya 12 hingga 14 gol dari lini tengah sepanjang waktu dan sekarang kami memiliki pemain seperti itu sementara waktu."
Ditambah fakta bahwa dirinya adalah peraih Jimmy Murphy Award (penghargaan pemain terbaik United di kelompok umur U-23), Gibson punya masa depan cerah. Walau demikian, Gibson sering membuat Ferguson ragu. Pertandingan melawan Barcelona adalah salah satu contoh kasusnya. Nama Gibson tak terdaftar dalam susunan pemain inti. Di daftar pemain cadangan pun tidak.
“Darron Gibson adalah contoh pemain yang membuat seseorang berada dalam persimpangan. Ketika itu dia ada di sana, tapi saya lebih memilih Tom Cleverley," ungkap Ferguson dalam otobiografinya.
Karenanya walau Gibson bertahan cukup lama di United dia tak banyak tampil. Sepanjang tujuh tahun berseragam Setan Merah, Gibson hanya bermain dalam 60 pertandingan. Pada paruh kedua musim 2011/12, pemain berkebangsaan Republik Irlandia tersebut bergabung dengan Everton. Sepanjang sisa musim itu, Gibson bermain 11 kali dan tidak sekali pun kalah. Di musim berikutnya, Gibson tampil 23 kali dan menang dalam 52% pertandingan yang dijalaninya.
Di musim ketiganya bersama Everton, Gibson menderita cedera ligamen yang memaksanya absen cukup lama. Sejak saat itu kariernya terhambat.
Alih-alih fokus kepada proses penyembuhan, Gibson malah berulah. Dia menjadi tersangka tabrak lari ketika menabrak tiga pengendara sepeda akibat mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Kejadian tersebut membuatnya dilarang mengemudi selama 20 bulan. Dampaknya pun terasa di lapangan. Ronald Koeman tak pernah memainkannya sekali pun di paruh pertama musim 2016/17. Berakhir sudah karier Gibson di Everton.
Beruntung bagi Gibson, David Moyes yang saat itu melatih Sunderland merekrutnya.
"Darron Gibson adalah pemain yang sangat baik ketika memberi operan. Dia memiliki kualitas yang sangat baik," ungkap Moyes ketika mendatangkan Gibson ke Sunderland.
Sial bagi Moyes, Gibson malah berulah.
Tak hanya berurusan dengan hukum karena berkendara dalam keadaan mabuk, Gibson pun gagal membantu Sunderland menghindari degradasi. Tak lama setelah Sunderland dipastikan terdegradasi, Gibson terlibat adu mulut dengan suporter klub—juga dalam kondisi mabuk.
Cedera serta ketidakdisiplinan menghambat karier Gibson. Sang pemain muda terbaik United tak jelas nasibnya, bahkan ketika usia belum memaksanya pensiun.
Kini ungkapan Ferguson yang mengatakan Gibson adalah contoh pemain yang membuat seseorang berada dalam persimpangan nampaknya benar adanya. Kini malah Gibson sendiri yang berada dalam persimpangan itu.
Komentar