“Welcome to the club”, cuitan seorang legenda sepakbola Brazil, Pelé, ketika seorang anak muda dari Perancis yang hari ini berumur 20 tahun mencetak satu gol di partai final Piala Dunia 2018, Kylian Mbappé Lottin.
Cuitan Pelé itu bukan tanpa sebab, gol Mbappé ke gawang Kroasia mencatatkan namanya sebagai pemain muda yang mampu mencetak gol di final Piala Dunia 2018 seperti yang dilakukan Pelé ketika mencetak gol di Piala Dunia 1958. Pelé seolah mengucapkan selamat datang karena Mbappé telah mencatatkan namanya di catatan sejarah sepakbola.
Anak kurus, lincah, dan suka berlari kencang. Anak yang akan jadi idola dan selalu diandalkan rekan-rekannya ketika bermain satu tim dan juga paling diwaspadai lawan bermain. Itulah Mbappé.
Mbappé mewujudkan diri lebih dari sekedar pemain sepakbola yang luar biasa semenjak memainkan pertandingan pertamanya di level senior bersama AS Monaco di umur 16 tahun 347 hari.
Ketika anak seusia itu lainnya sibuk untuk mengajak kencan pacar setiap akhir pekan atau janjian dengan teman sebaya bermain PlayStasion di rental terdekat, Mbappé malah ramai diperbincangkan karena di umurnya itu, Mbappé memecahkan catatan rekor Thierry Henry sebagai pemain termuda yang bermain untuk AS Monaco.
Dua tahun selanjutnya, Mbappé telah membuat iri para remaja ketika dia berpindah dari AS Monaco ke Paris Saint-Germain dengan bayaran luar biasa dan juga bermain dengan pemain-pemain bintang lima seperti Neymar, Ángel Di María, Edison Cavani, dan juga kiper legendaris, Gianluigi Buffon.
Mbappé telah menyedot perhatian di awal kemunculannya di sepakbola. Sering disandingkan dengan para legenda sepakbola adalah hal yang sering dilontarkan ketika melihat sosok Mbappé berlari di lapangan.
Mantan pelatih Arsenal, Arsène Wenger, pernah mengatakan bahwa Mbappé akan menjadi "the next Henry".
“Dia akan menjadi The Next Henry. Potensi ini mirip, di mana dia memiliki tingkat motivasi, keinginan, dan kecerdasan yang dimiliki Henry, maka dua atau tiga tahun ke depan akan terbukti jika dia sangat menjanjikan”, kata Wenger dikutip dari Mirror.
Gaya berlari Mbappé muda memang terlihat seperti Henry ketika muda. Mengandalkan kecepatan dan berani untuk berhadapan satu lawan satu dengan lawan adalah hal yang sering dilakukannya. Penyelesaian di depan gawang dengan ketenangan yang begitu sempurna juga begitu mengingatkan sosok Henry di dalam diri Mbappé.
Tak hanya disamakan dengan Henry, Mbappé juga disamakan dengan legenda sepakbola Perancis lainnya, Nicolas Anelka. Tapi mantan penyerang Timnas Perancis dan Chelsea itu malah mengatakan bahwa Mbappé mempunyai kualitas mendekati legenda Brasil, Ronaldo Luiz Nazario de Lima.
“Sebenarnya dia mengingatkan saya dengan Ronaldo. Dia mempunyai karakteristik seorang pemain kelas dunia,” ungkap Anelka.
Anelka juga mengatakan bahwa Mbappé harus bisa memilih untuk menjadi seorang Ronaldo karena dengan itu Mbappé akan menjadi legenda dan membuat sejarah di olahraga sepakbola ini.
Masih ingat ketika Mbappé memporak-porandakan pertahanan Argentina di Piala Dunia 2018 lewat kecepatan berlari dari sebelum tengah lapangan hingga dijatuhkan oleh Marcos Rojo di dalam kotak penalti?
Setelah mengingat itu, mari sekarang melihat bagaimana kecepatan Ronaldo di pertandingan melawan Compostela saat masih berseragam Barcelona pada tahun 1996. Ronaldo berlari dari tengah lapangan dan juga mendapat gangguan dari para pemain Compostela hingga akhirya mencetak gol. Mirip, kan?
Mbappé yang telah disamakan dengan beberapa legenda sepakbola di usia muda bisa saja menjadi bumerang atau tekanan. Tapi semua itu seolah tak mengganggunya sedikit pun.
Dari menit ke menit setiap pertandingan yang ia mainkan di level klub hingga bermain untuk Perancis, Mbappé tampil begitu tanpa beban. Membawa Perancis menjadi juara ajang sepakbola empat tahun hingga meraih penghargaan sebagai pemain muda terbaik adalah bukti bahwa ia memang sudah memiliki kualitas yang sama dengan legenda sepakbola dunia lainnya.
Mbappé Akan Menjadi Seorang Raja
Kata raja di atas bukan menandakan seorang yang memiliki kekuasaan, tapi menandakan Mbappé akan menjadi raja sepakbola di beberapa tahun ke depan, seperti yang disematkan ketika seorang Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Kaká, dan Luka Modric yang mendapatkan gelar pemain terbaik, Ballon d’Or.
Perancis menjuarai Piala Dunia 1998. Beberapa bulan setelah Zinedine Zidane berpesta mengangkat trofi yang diidamkan oleh seluruh timnas sepakbola di dunia itu, calon legenda sepakbola Perancis lahir. Mbappé lahir pada 20 Desember 1998.
Di perjalanan kariernya dari pertama kali muncul, Mbappé telah menunjukkan kualitas skill kelas dunia dan di atas rata-rata. Apabila dibandingkan dengan pemain muda lainnya seperti Marcus Rashford, Gabriel Jesus, dan juga Ousmane Dembélé, tentu Mbappé akan menjadi raja.
Mengutip data dari Squawka, sampai Desember 2018 saja Mbappé total telah memainkan 150 pertandingan dengan total mencetak 73 gol, 41 asis, dan telah meraih lima trofi.
Di usianya yang masih sangat muda Mbappé telah meraih banyak penghargaan individu. Di tahun 2017 Mbappé meraih Gelar Golden Boy, pemain muda terbaik Ligue 1 Perancis, dan masuk dalam Team of the Year Ligue 1.
Di tahun 2018 Mbappé seolah menggila. Kembali menjadi pemain muda terbaik Ligue 1 Perancis 2018, masuk ke dalam Team of the Year 2018, menjadi pemain muda terbaik di Piala Dunia 2018, mendapat penghargaan FIFPro World XI, hingga terakhir ia mendapatkan penghargaan Trophee Kopa, yaitu penghargaan untuk pemain muda terbaik di bawah usia 21 tahun dari Ballon d’Or setelah bersaing dengan pemain seperti Trent Alexander-Arnold dan juga Gianluigi Donnarumma.
Pemain seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah dua pemain yang menggila dengan berbagai prestasi yang diraih ketika masih berusia muda seperti Mbappé. Era kegemilangan mereka bisa dibilang telah habis ketika seorang Luka Modric mampu meraih gelar Ballon d’Or 2018.
Melihat kualitas Mbappé yang sudah menjadi raja di antara para pemain muda lainnya, tentu bisa saja satu tahun atau dua tahun selanjutnya Mbappé akan menjadi raja dari para pemain sepakbola lainnya; tak hanya jadi raja di antara pemain yang seumuran dengannya.
“Jika kita mengatakan dari awal musim, Kylian Mbappé berhak atas gelar Ballon d’Or”, ungkap Eden Hazard mengenai siapa yang akan mendapatkan gelar Ballon d’Or 2018.
Mantan pemain PSG, Ludovic Giuly, juga mengatakan bahwa Mbappé telah memiliki kriteria untuk memenangi Ballon d’Or karena seorang yang meraih penghargaan itu haruslah pemain yang memiliki konsistensi penampilan yang sangat baik dan Mbappé memiliki hal itu. Selain itu syarat lain adalah pemain harus membawa tim meraih juara. Mbappé juga telah melakukan itu dengan membawa Perancis dan PSG menjadi juara.
Meski gagal meraih gelar Ballon d’Or, Giuly tetap percaya bahwa Mbappé akan memenangi gelar itu beberapa tahun ke depan.
“Kami mengagumi kemajuannya (Mbappé), apa yang dia lakukan. Jika dia ingin menjadi seperti Cristiano Ronaldo atau Messi, dia telah berada di jalur yang benar. Anda harus konsisten. Itulah yang dia lakukan.”
Yang dibutuhkan Mbappé adalah konsisten dan juga harus terus berkembang. PSG kini telah lolos ke babak 16 besar Liga Champions, apabila Mbappé bisa tampil konsisten bukan tidak mungkin dia akan membawa PSG ataupun kesebelasan manapun yang ia bela untuk merah gelar Liga Champions.
Mbappé masih muda, Mbappé masih bisa berkembang. Di tahun 2018 Mbappé mendapat kriktikan bahwa dia masih kurang baik ketika bertahan. Mbappé telah memiliki kualitas menyerang yang luar biasa dan apabila dia mampu mengembang diri untuk lebih kuat membantu ketika bertahan, Mbappé akan menjadi sosok yang sempurna dan menjadi raja dari para pesepakbola yang ada di dunia ini.
Komentar