Oleh: Steven Danis
Ludogorets, nama itu asing terdengar. Layaknya sebuah dongeng di masa kanak-kanak, Ludogarets adalah keajaiban dongeng yang berasal dari hutan. Ludogarets memang sebuah klub sepakbola yang berasal dari kota-kota belantara yang dipenuhi hutan â hutan di kota Razgrad. PFC Ludogorets Razgard 1945 orang mengenal klub itu.
Ludogorets sejatinya hanyalah klub kecil di kota Razgrad, pada awal berdirinya klub ini hanya bermain di kasta terbawah liga Bulgaria, namun pada medio 1961 mereka berhasil mendapatkan promosi ke B-Group League, kompetisi kasta kedua di Bulgaria. Naas setelah 45 tahun di divisi tersebut, klub ini bangkrut pada 2006.
Ludogorets yang kini berlaga sejatinya adalah tim hasil merger dengan Razgard 2000, sebuah tim fenomenal dari liga amatir di Bulgaria yang selalu menjuarai kompetisi tingkat amatir dua kali beruntun.
Sayang mereka tak memiliki lebih banyak dana untuk bermain sebagai klub profesional. Namun pada 2010, mereka berhasil melakukan merger dengan Ludogorets 1945 Razgrad yang empat tahun lalu bangkrut untuk memulai berlaga di V-Group League, kompetisi profesional kasta ketiga musim 2009 â 2010. Pada musim inilah petualang mereka dimulai.
Mukzijat Bernama Dominasi
Hanya setahun setelah bermain di kompetisi kasta ketiga, Ludogorets yang promosi ke kasta kedua B-Group League tanpa disangka menjadi juara di divisi dua itu pada tahun 2011.
Melihat performa apik itu, membuat seorang seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang industri kesehatan Kiril Domuschiev mengambil alih klub pada September 2010.
Sang pemilik, Domuschiev mencoba membangun dinastinya seperti Abrahamovich di Chelsea atau Sheikh Mansour di City. Banyak uang digelontorkan untuk menyokong kesuksesan Ludogarets di kompetisi teratas Bulgaria, yakni A-Group League musim 2011-2012. Sejumlah pemain seperti Alexandre Barthe, Marchelino, dan Ivan Stoyanov merapat ke klub.
Di musim pertamanya bersaing di kompetisi tertinggi memang menakujubkan. Menjalani sembilan laga tak terkalahkan di awal musim menahbiskan mereka menjadi juara pada musim itu. Ya! Tepat setelah mereka promosi ke A-Group League 2011-2012 mereka langsung menjuara liga tersebut.
âMempertahankan juara lebih susah dibandingkan merebut juara (terutama bagi tim yang tak pernah juara)â Hal itu tak berlaku bagi klub yang memiliki stadion berkapasitas hanya 8.000 penonton ini. Tiga tahun berturut â turut hingga  musim 2013-2014 mereka berhasil melewati empat tim besar asal ibukota yang lebih akrab di telinga kita, CSKA Sofia, Levski Sofia, Slavia Sofia dan Lokomotiv Sofia.
âBulgaria bukan hanya Sofia!â Kiril Domuschiev pasti bangga sekaligus terkejut dengan perjudiannya membeli tim dongeng ini. Bayangkan, tak hanya menjuarai liga mereka juga berhasil meraih treble di dua musim dari tiga musim dominasi mereka.
Menatap Eropa
Cerita manis perjalanan mereka nampaknya tak lengkap jika hanya menjadi superior di tanah sendiri. Sejak berhasil menjuarai liga kasta tertinggi di musim 2011-2012, Ludogorets berhak berlaga di kompetisi antar klub Eropa dengan mendapatkan satu tiket babak kualifikasi kedua Liga Champions berstatus juara liga Bulgaria. Namun mereka selalu gagal menembus Liga champions, dan hanya bisa tampil di ajang Europa Leaque.
Kedatangan Georgi Dermendzhiev â sang arsitek baru akhirnya mewujudkan mimpi itu. Mereka pun lolos ke babak final grup untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub berdiri.
Sebagai seorang fans Liverpool, penulis sangat senang dapat berjumpa dengan PFC Ludogorets 1945 di fase grup, terlebih penulis ingin mengetahui seberapa dahsyat keajaiban yang mereka miliki. Seakan dewi Fortuna selalu menaungi mereka. Bersama Real Madrid dan FC Basel, Ludogorets akan menjadi batu sandungan âThe Redsâ. Menarik! menunggu kisah yang coba diukir pelatih Dermendzhiev, akankah jadi bahan amukan sang pemilik klub, Domuschiev nantinya?
Namun berhati â hatilah Eropa!, Dongeng dari Razgrad hadir menguncang Dunia, berawal dari menaklukan kompetisi kasta kedua, mendominasi kompetisi lokal tertinggi, dan member kejutan di Eropa.
Dikirim oleh: Steven DanisPenulis saat ini berstatus smahasiswa S1 Filsafat tingkat pertama di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Bercita â cita sebagai Filsuf Sepakbola, menjadikan Sepakbola bukan hanya sebagai olahraga, bearakun twitter @stevenkurus
Tulisan kiriman pembaca lainnya dapat dilihat di sini
Komentar