Karya Dimas Andi Shadewo
Saat konferensi pers sebelum laga melawan San Jose Earthquakes beberapa hari lalu, Louis Van Gaal menyebutkan bahwa Javier âChicharitoâ Hernandez Balcazar akan kembali bergabung bersama skuat United mulai pekan depan.
Ya, di tengah spekulasi yang beredar, banyak media yang menyebutkan bahwa sosok Chicharito semakin dekat menuju pintu keluar Old Trafford, apalagi setelah dirinya terbuang dari skuad utama dan harus menjalani musim lalu bersama Real Madrid dengan status pinjaman.
Sayangnya, sang pemilik nomor punggung 14 harus mengalami cedera ketika bermain bersama timnas Meksiko Juni lalu. Akibatnya, ia harus menepi sebulan lamanya.
Dalam kondisi seperti ini, sulit bagi Chicharito untuk cabut dari Old Trafford. Pasalnya, siapa klub yang rela membeli pemain yang tengah cedera atau tengah dalam masa pemulihan. Bisa-bisa kasus Thomas Vermaelen atau Jonathan Woodgate akan  terulang kembali.
Namun di sisi lain, bertahan pun menjadi pilihan yang sulit. Hal ini mengingat tidak ada jaminan bahwa Chicharito akan diberi kesempatan bermain yang banyak oleh Van Gaal.
Sebenarnya kesempatan bermain yang lebih besar tetap terbuka bagi Chicharito untuk musim 2015/2016 nanti. Tentu saja ini dengan catatan, United tidak menambah pemainnya di posisi penyerang.
Sejauh ini, United memiliki Wayne Rooney, Chicharito, dan James Wilson di skuat utama pada pos penyerang. Melihat komposisi skuad United saat ini, Van Gaal sepertinya hanya akan memainkan satu penyerang saja dan menumpuk pemain di posisi gelandang.
Jika demikian, Wayne Rooney tampak lebih berpeluang untuk menjadi andalan dan kembali ke posisi aslinya, apalagi ia tengah berambisi memecahkan rekor  249 gol milik Sir Bobby Charlton. Status sebagai kapten tim juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Wazza untuk menjadi pilihan utama Van Gaal.
Lantas, jika melihat kembali komposisi penyerang United saat ini, Chicharito dapat menjadi sosok yang paling pas menjadi pelapis atau mungkin pesaing Rooney di posisi penyerang. Lagi-lagi dengan catatan, United tidak menambah pemain baru di posisi penyerang.
Soal torehan gol, performa mantan pemain Guadalajara ini mengalami pasang surut bersama kubu United.
Di musim perdananya, 2010/2011, ia mencetak 20 gol dari 45 laga di semua ajang. Lanjut ke musim 2011/2012, catatan golnya turun menjadi 12 gol dari 36 laga. Sementara di musim 2012/2013, ia kembali menaikan rekening golnya menjadi 18 gol dari 36 laga.
Chicharito benar-benar mengalami masa sulitnya di musim 2013/2014. Dari 35 partai yang ia lakoni, hanya 9 kali nama pemain asal Meksiko tertera di papan skor. Di musim tersebut ia hanya tiga kali bermain full 90 menit di ajang Liga Premier. Sementara di kancah Liga Champions, selain kering gol, Chicarito juga tak pernah bertahan di atas lapangan hingga peluit akhir babak kedua dibunyikan.
Buruknya performa United di musimnya David Moyes tersebut tentu memengaruhi kualitas performa dari Chicharito pula, apalagi dirinya jarang bermain penuh kala itu.
Kedatangan Van Gaal di tahun 2014, membuat Chicharito harus menepi hingga mengungsi ke klub bertabur bintang, Real Madrid. Dirinya disinyalir tidak cocok dengan filosofi permainan Van Gaal yang mengutamakan pemain multiposisi. Sesuatu yang menjadi kekurangan bagi pemain berjuluk Si Kacang Polong.
Setelah melewati masa peminjaman di Spanyol, Chicharito harus sadar, dirinya kembali ke United bukan sebagai pemain yang lebih baik ketika ia pergi dari klub yang sama tahun lalu.
Wajar saja, peruntungannya di Santiago Bernabeu pun tidak jauh berbeda ketika di Old Trafford, malah bisa dibilang karir top skor Piala Emas Concacaf 2011 ini semakin menurun bersama skuad Los Galaticos. Buktinya, dari 33 laga, kebanyakan sebagai pemain pengganti atau tergantikan, sang penyerang hanya mampu mencetak 9 gol.
Ini yang membuat publik tidak melihat adanya peningkatan berarti dari performa Chicarito di musim 2014/2015 kemarin. Paling, hanya golnya dari luar kotak pinalti ketika melawan Deportivo La Coruna pada (20/09) yang menjadi catatan pembeda. Alasannya, selama berkostum Setan Merah, tak pernah sekalipun Chicarito mencetak gol dari luar kotak pinalti.
Meski begitu, jika dibandingkan, torehan 9 gol Chicharito di musim lalu nyatanya hanya kalah dengan Wayne Rooney (14 gol) dan Robin Van Persie (10 gol). Ia masih unggul dengan pemain pinjaman United bergaji di atas 200 ribu pounds, Radamel Falcao, yang hanya mencetak 4 gol.
Jelas statistik tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur secara mutlak. Selain berada di klub dan kompetisi yang berbeda, performa rekan-rekan satu tim dan performa tim secara keseluruhan turut menjadi faktor penentu. Tapi setidaknya, hal ini menunjukan bahwa insting gol Chicharito sebenarnya masih tetap terjaga terlepas dari kurangnya jam bermain.
Well, mari lupakan statistik musim lalu, karena saat ini Chicharito kembali menjadi pemain Setan Merah. Dua penyerang, yakni Van Persie dan Falcao, telah hengkang dari Old Trafford.
Tinggal kapten Wazza yang menjadi sosok panutan sekaligus pesaingnya di lini depan United, plus James Wilson yang bisa menjadi kejutan di musim mendatang.
Chicharito sendiri bukan sosok yang neko-neko. Ia hanya butuh jam terbang yang lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.
Kini, peluang tersebut tengah terbuka setelah Van Gaal masih akan menerimanya dalam skuad. Tinggal sang pemain yang berusaha memperbaiki performa dan meyakinkan si Tulip Besi agar kembali dijadikan salah satu opsi di lini depan United.
Pada akhirnya, semua orang layak mendapat kesempatan kedua, terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu orang tersebut. Chicharito pun demikian, ia layak mendapatkan kesempatan keduanya bersama United.
Namun, perlu diingat, yang namanya kesempatan itu bersifat pilihan, baik kesempatan pertama, kedua, dan seterusnya. Tiada paksaan bagi siapapun untuk menggunakan atau tidak menggunakan kesempatan yang diperolehnya.
Jika begitu, Chicharito tentu bebas memilih. Ia bisa saja memilih untuk menggunakan kesempatan kedua yang diperolehnya, yakni bertahan di United, perbaiki performa, serta bersaing di lini depan bersama Rooney dan Wilson.
Memang, secara logis tidak satupun yang mampu menjamin bahwa Chicharito akan sukses pada kesempatan keduanya berseragam United. Umpamanya, ia mesti memanfaatkan betul kesempatan dalam kesempitan. Itu merupakan kunci kesuksesan bagi setiap orang.
Apabila kemudian Chicharito lebih memilih untuk tidak menggunakan kesempatan keduanya, tampaknya jejak Luis Nani yang hijrah pasca dipinjamkan ke klub lain akan segera diikuti.
Penulis adalah mahasiswa Sastra Indonesia UI angkatan 2013 dan merupakan satu-satunya penggemar sepakbola di dalam keluarganya. Dapat ditemui di Twitter dengan nama @Dimas_AS6
Komentar