Oleh : Putra Rusdi Kurniawan
Salah satu hal yang membuat English Premier League dianggap sebagai liga terbaik di dunia adalah karena liga ini diisi pemain-pemain terbaik. Di antara deretan pemain-pemain tersebut terdapat beberapa nama yang dianggap istimewa karena memiliki kemampuan mencetak gol secara rutin. Biasanya pemain-pemain seperti ini berada di papan atas karena mereka disokong oleh individu-individu berkualitas yang hanya dapat dimiliki kesebelasan-kesebelasan papan atas.
Dengan kemampuan itu tentunya para pemain tersebut tidak hanya bermain untuk menjadi juara bersama kesebelasan mereka, namun juga mengincar gelar pencetak gol terbanyak sebagai bentuk pengakuan terhadap keahlian mereka.
Terjadi sedikit anomali di musim ini. Pemain-pemain yang jamak kita temui namanya di daftar para pencetak gol terbanyak musim lalu seperti kesulitan menempatkan nama mereka di papan skor. Padahal jika kita lihat, kesebelasan-kesebelasan papan atas tidak banyak kehilangan pemain kunci mereka. Justru kesebelasan-kesebelasan tersebut malah tetap menghadirkan beberapa nama mentereng. Jadi bagaimana bisa mereka kehilangan kemampuan dan insting mencetak gol mereka?
Mari kita lihat lima pencetak gol terbanyak Premier League musim lalu: Sergio Aguero (26 gol), Harry Kane (21 gol), Diego Costa (20 gol), Charlie Austin (18 gol), dan Alexis Sanchez (16 gol). Kita mungkin harus mencoret nama Austin karena ia musim ini tidak bermain di Premier League. Tersisalah empat nama lainnya dan keseluruhan gol mereka sejauh ini hanya dua. Ya, dua; masing-masing satu gol dari Aguero dan Costa. Kane dan Alexis belum juga berhasil mencetak gol.
Apa yang membuat nama-nama yang dianggap istimewa ini kesulitan di awal musim? Tidak adil mengecap mereka sudah habis karena EPL musim ini baru berjalan enam pekan.
Banyak faktor yang membuat nama-nama istimewa ini tampil biasa saja awal musim ini. Aguero, misalnya. Cedera membuatnya tidak dapat tampil penuh. Cairnya pergerakan lini depan City juga membuat mencetak gol bukan lagi tugas Aguero seorang. Jumlah golnya memang minim, namun sebagai bagian dari kesebelasan Aguero tidak dapat dibilang buruk walau memang belum maksimal.
Berbeda dengan Aguero, performa Costa sejalan dengan terseok-seoknya Chelsea di liga. Cedera yang terus mengganggu Oscar dan belum maksimalnya Eden Hazard serta perubahan posisi Cesc Fabregas membuat pasokan bola untuknya tersendat. Belum lagi para pemain belakang Premier League sudah mempelajari pergerakan dan cara Costa memprovokasi lawan sepanjang musim lalu, musim pertamanya di Inggris.
Bagaimana dengan Alexis dan Kane? Kedua pemain ini seperti memiliki masalah yang sama, yaitu kurang kreatifnya lini serang kesebelasan mereka masing-masing. Kane memiliki beban sangat besar untuk mengulang pencapaiannya musim lalu. Apalagi ia dianggap sebagai penyerang masa depan Inggris sehingga pembuktian dan konsistensinya sangat ditunggu.
Selain nama-nama di atas ada juga penyerang yang produktif musim lalu namun masih kesulitan mencetak gol di awal musim ini. Wayne Rooney, misalnya, yang performanya di Tim Nasional Inggris tidak menular di Manchester United. Saido Berahino lebih rumit lagi: permasalahan transfer membuatnya tidak memiliki waktu bermain yang cukup sejauh ini.
Yang dipusingkan oleh menurunya performa para pemain andalan tentunya adalah para manajer, baik manajer yang sebenarnya atau manajer Fantasy Premier League. Para manajer sungguhan menghadapi dilema: haruskah mereka menunggu para penyerang andalannya kembali tajam atau haruskah mereka memberi kesempatan kepada pemain-pemain yang ada di bangku cadangan?
Beruntunglah para manajer FPL karena tidak sepusing manajer sungguhan. Jika ada pemain yang tidak tajam, kita dapat dengan menggantinya dengan pemain lain sesuka hati kita. Mungkin kita bisa mencoba nama-nama yang tidak terkenal namun berada di antara para pencetak gol terbanyak sejauh ini seperti Bafetimbi Gomis, Riyad Mahrez, Callum Wilson, atau Jamie Vardy.
Saya percaya anomali ini tidak akan berlangsung lama dan saya percaya para pemain di atas adalah pemain-pemain hebat yang mempunyai pengalaman dan konsistensi. Kita sebagai penggemar sepakbola dapat menikmati anomali ini sebagai warna tersendiri. Bagi para pemain, meredupnya bintang-bintang pencetak gol ini tentu merupakan kesempatan untuk membuktikan diri.
Penulis berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat akun Twitter @putrark.
Komentar