Artikel #AyoIndonesia karya Auliya Ramadhani
Piala AFF kembali bergulir dipenghujung 2016. Sebanyak delapan negara kembali siap bertarung memperebutkan gelar sebagai yang terbaik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun ada yang berbeda pada gelaran AFF tahun ini. Karena, untuk pertama kalinya sejak tahun 1996, Indonesia datang dengan status sebagai tim terendah berdasarkan peringkat FIFA.
Peringkat 179 Indonesia bahkan tidak lebih baik dari peringkat timnas Kamboja yang menempati peringkat 167. Padahal, Kamboja sendiri harus berjibaku melewati babak kualifikasi untuk lolos ke putaran final. Hal ini memang tidak lepas dari pengaruh sanksi FIFA yang sempat membuat rangking Indonesia terjun bebas hingga urutan 191 FIFA.
Jika kita menengok ke belakang, sejatinya Indonesia memiliki catatan yang cukup positif di Piala AFF. Tercatat, Indonesia berhasil empat kali masuk final. Thailand menjadi tim yang sering lolos ke final dengan tujuh kali, disusul Singapura yang juga sama seperti Indonesia, berhasil lolos empat kali ke final. Adapun Malaysia dan Vietnam berhasil lolos ke final masing-masing tiga kali dan dua kali.
Namun yang menjadi masalah, tidak satupun dari empat final yang dilalui Indonesia berhasil membuahkan gelar juara. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Thailand yang meraih empat gelar dari tujuh final, Singapura yang selalu menjadi juara setiap mereka melangkah ke final, atau bahkan Malaysia dan Vietnam yang sempat menyabet gelar walau tak sering ke final seperti Indonesia.
Selain “prestasi” empat kali ke final tanpa sekalipun juara, Indonesia juga memiliki catatan positif lainnya yaitu sebagai negara “tersubur” di Piala AFF dengan 134 gol, unggul dari Thailand yang mencetak 126 gol dan Vietnam dengan 113 gol. Prestasi ini dibuktikan dengan bercokolnya empat nama pemain Indonesia yang berhasil meraih gelar pencetak gol terbanyak di empat gelaran berbeda. Lalu Indonesia juga memiliki catatan positif lainnya dengan sekali mengirimkan pemainnya menjadi pemain terbaik. Berikut ini merupakan catatan postif pemain Indonesia di gelaran Piala AFF.
Piala AFF 2000: Gendut Doni (Pencetak Gol Terbanyak)
Pada gelaran AFF 2000, Gendut Doni tampil mengesankan dengan mencetak lima gol. Gol pertamanya dicetak saat melawan Thailand. Kala itu, Indonesia harus menelan kekalahan dengan skor 3-1. Di pertandingan selanjutnya, pemain yang pernah bermain bersama Persikota Tanggetrang itu tampil trengginas dengan mencetak dua gol, yang membawa Indonesia menang melawan Myanmar 5-0.
Di semifinal, lagi-lagi ia menyumbangkan dua gol saat berjumpa Vietnam. Gol keduanya saat itu diciptakan di menit terakhir perpanjangan waktu. Dengan kemenangan itu, Indonesia berhasil lolos ke final dan berjumpa dengan Thailand. Sebelum pertandingan final, Gendut Doni masih berstatus sebagai pencetak gol terbanyak tunggal. Namun tiga gol dari Worrawoot Srimaka di final membawa Thailand menjadi juara Piala AFF 2000 sekaligus memupuskan harapan Gendut Doni meraih gelar juara dan gelar pencetak gol terbanyak sendirian. Indonesia kalah dengan skor 4-1. Gendut Doni dan Worrawoot Srimaka akhirnya menjadi pencetak gol terbanyak bersama dengan perolehan lima gol.
Piala AFF 2002: Bambang Pamungkas (Pencetak Gol Terbanyak)
Dua tahun berselang, giliran Bambang Pamungkas yang mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak. Total, delapan gol diciptakan olehnya hanya dari tiga pertandingan saja. Di babak penyisihan grup, pemain yang akrab disapa Bepe ini begitu produktif dengan menciptakan tujuh gol. Tiga gol diciptakan saat melawan Kamboja, sementara empat gol lainnya dibuat saat berhadapan dengan Filipina, di mana pertandingan itu berakhir dengan skor 13-1 yang merupakan rekor kemenangan timnas.
Di semifinal, gol semata wayang dari Bepe sukses membawa Indonesia mengalahkan Malaysia, sekaligus membawa Indonesia ke final melawan (lagi-lagi) Thailand. Thailand pun kembali sukses mengalahkan Indonesia di final setelah menang adu penalti. Meski begitu Bambang Pamungkas sukses menjadi pencetak gol terbanyak dengan perolehan delapan gol.
Piala AFF 2004: Ilham Jaya Kesuma (Pencetak Gol Terbanyak)
Tanpa kehadiran Bambang Pamungkas dan Gendut Doni, skuat Indonesia yang saat itu dilatih oleh Peter Withe mencoba mengandalkan nama-nama baru di sektor penyerangan. Nama-nama baru seperti Ilham Jaya Kesuma, Saktiawan Sinaga dan Boaz Solossa disandingkan dengan muka-muka lama seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Elie Aiboy.
Hasilnya di luar dugaan, timnas Indonesia mampu tampil menggebrak dengan para strikernya. Ilham Jaya Kesuma keluar sebagai “bintangnya” dengan mencetak tujuh gol. Di penyisihan grup, pemain yang terkenal saat merumput bersama Persita Tanggerang ini menciptakan enam gol, yakni dua gol saat melawan Laos, satu gol saat melawan Vietnam, dan hattrick saat melawan Kamboja.
Di semifinal leg kedua, sumbangan satu gol darinya membawa Indonesia menang lawan Malaysia dengan skor 1-4. Kemenangan itu membuat Indonesia membalikkan kekalahan 1-2 di leg pertama. Sehingga Indonesia menang agregat 5-3. Di babak final, Indonesia takluk oleh Singapura dengan skor agregat 5-2. Sehingga Indonesia kembali gagal untuk membawa mahkota juara AFF yang pertama kalinya.
Piala AFF 2008: Budi Sudarsono (Pencetak Gol Terbanyak)
Setelah gagal total di Piala AFF 2007, Indonesia kembali memasang target juara di Piala AFF 2008. Duet Bambang Pamungkas-Budi Sudarsono menjadi tumpuan penyerangan kali ini. Di penyisihan grup, duet ini mampu menciptakan enam gol. Budi yang dijuluki “Ular Piton” ini menyumbangkan empat gol, yakni satu gol saat melawan Myanmar dan hattrick saat melawan Kamboja. Sementara itu, Bepe menyumbangkan dua gol, masing-masing satu gol melawan Myanmar dan Kamboja.
Namun duet ini tak berkutik tatkala Indonesia berhadapan dengan Thailand di semifinal. Indonesia kalah dengan skor aggregat 3-1. Satu-satunya gol Indonesia diciptakan oleh Nova Arianto. Di akhir turnamen, Vietnam keluar menjadi juara untuk pertama kalinya, setelah mengalahkan Thailand dengan skor agregat 3-2. Budi Sudarsono menyandang pencetak gol terbanyak bersama dengan Agu Casmir dan Teerasil Dangda dengan perolehan empat gol.
Piala AFF 2010: Firman Utina (Pemain Terbaik)
Banyak orang yang menganggap timnas Indonesia di Piala AFF 2010 ibarat “Juara tanpa Mahkota”. Anggapan itu bukan tanpa dasar. Kala itu, Indonesia tidak terkalahkan hingga semifinal. Selain itu, timnas Indonesia tampil atraktif dan menghibur, sehingga Indonesia mampu mencetak banyak gol.
Permainan atraktif timnas saat itu tidak lepas dari keterlibatan seorang Firman Utina. Ia bermain sebagai playmaker yang bertugas dalam membangun pola permainan. Selain itu, ia dipercaya sebagai kapten menggantikan Bambang Pamungkas yang dicadangkan.
Selama Piala AFF 2010 ia menyumbang dua gol, yakni saat melawan Laos. Ia juga turut menyumbangkan asis kepada Cristian Gonzalez saat melawan Filipina di semifinal. Namun, di final penampilannya sedikit meredup. Ia bahkan gagal mengeksekusi penalti saat pertandingan melawan Malaysia di final leg kedua. Meski begitu ia tetap layak untuk mendapat gelar pemain terbaik atas permainan dan kontribusinya terhadap timnas.
***
Itulah sederet prestasi yang diukir para pemain Indonesia di Piala AFF. Di satu sisi, prestasi-prestasi yang telah ditorehkan oleh pemain timnas membuktikan bahwa kualitas pemain-pemain Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Namun di satu sisi, prestasi-prestasi itu tidak berarti apa-apa karena timnas Indonesia belum pernah sekalipun merasakan juara. Semoga nantinya kita bisa menyandingkan gelar juara AFF dengan gelar individu untuk pemain timnas.
“Talent wins games, but teamwork and and intelligence wins championships,” -Michael Jordan
Penulis adalah seorang pelajar SMA yang sedang berusaha untuk melepas seragam putih abu menuju jaket almameter universitas. Pendukung Manchester United dan Persib Bandung. Berakun twitter @chapter98. Tulisan ini merupakan bagian dari #AyoIndonesia, mendukung timnas lewat karya tulis. Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Selengkapnya baca di sini: Ayo Mendukung Timnas Lewat Karya Tulis.
Komentar