Jangan Mau Dibohongi Pakai Hasil Laga Final Pertama!

PanditSharing

by Pandit Sharing 27372

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Jangan Mau Dibohongi Pakai Hasil Laga Final Pertama!

Halaman kedua Jangan Mau Dibohongi Pakai Hasil Laga Final Pertama!

Sering kali kita terkecoh oleh pancaindera kita sendiri, sekalipun untuk sesuatu yang berdasarkan fakta. Maka amat penting melibatkan kebijaksanaan dalam menghayati setiap konteks peristiwa. Sikap yang perlu selalu kita sadari secara khidmat. Begitupun kepada timnas Indonesia yang tengah dalam upaya meraih juara Piala AFF pertama kalinya.

Betul, tahun ini milik beberapa tim kuda hitam seperti Leicester City dan Portugal. Ada mitos yang menyebut kalau Teerasil Dangda menjadi top skor turnamen, Thailand tidak bakal juara. Paling bikin besar kepala, sejak format final dilakukan dua laga pada 2004, juara selalu datang dari negara yang menang di partai perdana! Namun apakah semua realitas tersebut menggaransi kita juara pertama kali sebelum bertanding?

Jangan terkecoh. Jangan mau dibohongi pakai nasib mujur Leicester City dan Portugal. Jangan mau dibohongi pakai mitos Teerasil Dangda. Jangan mau dibohongi pakai hasil laga final pertama! Jangan sampai persepsi kita dikelabui, sampai-sampai kita terbuai dan terlena hingga menjadi lemah.

Mereka tetaplah Thailand, penguasa sepakbola Asia Tenggara dengan empat gelar Piala AFF dan lima belas emas SEA Games. Sepak terjang mereka sudah diperhitungkan di level Asia. Mereka dua kali merenggut kebahagiaan kita pada final tahun 2000 dan 2002.

Sama sekali bukan bersikap inferior, tapi jangan sampai kita luput dengan siapa kita berurusan. Dengan kesempatan juara di depan mata, maka mawas diri sangat pantas dilakukan. Satu dari sekian banyak hal Riedl pegang teguh selama ini.

“Kami akan mencari cara untuk mencetak gol, menemukan jalan meraih kemenangan, dan mencoba mendapatkan cara ampuh menjuarai kompetisi. Satu masalahnya, ini Thailand,” kata Riedl saat bersiap menatap final pertama.

“Semua senang mencapai final, semua menatap laga yang krusial ini. Kami butuh hasil bagus. Kita harus ingat, kita melawan Thailand,” tegas Riedl sekali lagi. Ya, mereka Thailand.

Fokus, waspada, dan tunjukkan kesungguhan seperti yang selama ini kalian tampilkan di lapangan. Bertarung selayaknya ksatria dengan Garuda di dada. Setidaknya untuk sekali lagi pada Sabtu nanti di Stadion Rajamangala. Maafkan diri kalian saat pernah melakukan kesalahan, demi memberi rasa lega. Relakan diri kalian bertarung seperti ksatria, demi membuat seluruh negeri merasa bangga.

Bermainlah dengan renjana (passion) yang disertai kerendahan hati. Berjuanglah dengan gagah berani memberikan segala yang terbaik yang kalian punya. Tembus batas-batas yang semestinya memang terlampaui. Dengan begitu, kalian bisa menyesap kepuasan sampai habis. Dengan begitu, kalian paling pantas tersenyum saat peluit akhir berbunyi. Rasa ikhlas berpendar bersamaan berkah Tuhan Yang Maha Pemberi.

Berikan wajah paling ceria kalian saat kembali ke Indonesia pada hari Minggu nanti. Sebab saat itu kami akan berterima kasih atas segala jerih payah yang kalian tunjukkan. Terima kasih untuk rasa optimistis yang kembali tersaji pasca badai panjang. Terima kasih atas kebahagiaan mengejutkan yang telah diberikan dan semoga bisa terus bertambah. Kita siap menjadi sekumpulan orang paling bahagia di dunia pada Sabtu malam.

Kami bangga. Kami salut. Ayo tuntaskan!

Penulis adalah mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad, berakun twitter @oomrahman. Tulisan ini merupakan bagian dari #AyoIndonesia, mendukung Indonesia melalui karya tulis. Segala opini yang ada dalam tulisan merupakan tanggung jawab penulis

Komentar