Oleh: Fuad Awalludin
Sepakbola di zaman modern ini bukan hanya sekadar pertandingan 2x45 menit di dalam lapangan saja. Sepakbola sudah berubah dari sekadar hanya olahraga untuk mendapatkan kesenangan dan prestasi, menjadi olahraga untuk mendapatkan keuntungan.
Perkembangan sepakbola ke era modern ini juga membuat semakin besarnya perputaran uang yang terjadi di olahraga ini. Investor – investor yang memiliki dana melimpah mulai menghamburkan uangnya ke sepakbola, bukan hanya di Eropa, Asia juga sekarang mulai merasakan aliran dana para investor itu, terutama di Tiongkok.
Tiongkok menjadi negara di Asia yang liga sepakbolanya paling mewah saat ini. Sokongan dana besar dari para pengusaha, yang seolah dananya tidak akan pernah habis, berhasil mendaratkan para pemain bintang Eropa. Bukan hanya pemain yang sudah siap untuk mengakhiri kariernya, tapi juga para pemain bintang yang masih berada di usia emasnya.
Iming – iming gaji selangit berhasil membuat kesebelasan-kesebelasan Liga Super Tiongkok mampu menghadirkan pemain sekelas Tevez dan Oscar. Tawaran menggiurkan kesebelasan Tiongkok berhasil membuat seorang Carlos Tevez menjilat ludahnya sendiri. Itu menjadi bukti bahwa sepakbola Asia sudah menjadi salah satu sektor yang menguntungkan untuk menghamburkan uang oleh para investor.
Tak hanya Tiongkok, sepakbola Indonesia juga sedang dalam taraf berkembang. Memang tidak semewah dan seglamor Tiongkok tapi perkembangannya berjalan cukup baik sejak lepasnya sanksi FIFA pada 13 Mei 2016 kemarin. Perputaran uang mulai terjadi di sepakbola Indonesia, berbarengan dengan para investor mulai melirik sepakbola indonesia sebagai salah satu lahan investasi yang produktif.
Turnamen “Indonesia Soccer Championship” kemarin menjadi salah satu contoh nyata, bahwa investor sudah mulai berani menghabiskan uangnya di sepakbola, olahraga yang paling digemari oleh rakyat Indonesia ini. Ditambah sekarang dengan adanya kepengurusan baru di PSSI, sepertinya akan ada sinar cerah untuk sepakbola Indonesia bergerak kearah yang lebih modern dan profesional.
Salah satu kesebelasan yang memperlihatkan sisi modernitas di sepakbola Indonesia saat ini adalah Bali United. Kesebelasan yang semula bernama Persisam Samarinda ini menjadi kesebelasan yang bisa melihat peluang bisnis dan hiburan dari sepakbola modern saat ini.
Walaupun baru lahir pada 2015, kesebelasan ini sudah memiliki supporter yang cukup banyak, dikarenakan kerinduan masyarakat Bali terhadap prestasi kesebelasan lokalnya, setelah era Persegi Bali. Berasal dari pulau Bali, pulau yang menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara ke Indonesia untuk menikmati pantai dan ombak, sekarang para wisatawan itu juga bisa menikmati sensasi lain saat liburan ke Bali, yaitu wisata sepakbola di stadion Kapten I Wayan Dipta.
Bali United benar – benar mengerti bagaimana cara hidup di era sepakbola modern saat ini. Selain mendapatkan pemasukan dari sponsor dan tiket pertandingan saat laga kandang, Bali United juga memaksimalkan pemasukan dari para suporternya dengan cara menjual merchandise resmi kesebelasan.
Seperti halnya tim – tim di Eropa yang memiliki official store yang menjual barang – barang original dari kesebelasan, yang hasil penjualannya akan masuk ke dalam pendapatan kesebelasan, Bali United juga mempunyai itu. Bali United Store, itulah yang menjadi andalan Bali United untuk mendapatkan pemasukan lebih banyak.
Bali United Store menyediakan merchandise resmi dari kesebelasan seperti T-shirt, jersey original kesebelasan, sampai jaket kesebelasan yang juga original tentunya. Dengan adanya Bali United Store ini membuat suporter bisa dengan mudah membeli merchandise original kesebelasan, dan bukan KW seperti yang biasa dibeli suporter Indonesia lainnya.
Suporter yang biasa membeli barang KW sedikit demi sedikit diubah kebiasaanya itu untuk membeli barang resmi kesebelasan untuk menambah penghasilan kesebelasan tentunya. Dengan menjadi suporter yang dengan taat membeli barang resmi dari kesebelasan, akan membuat supporter menjadi semakin dekat dan memiliki rasa memiliki yang lebih besar untuk kesebelasan.
Dengan sangat mudah, para suporter bisa mendapatkan merchandise resmi kesebelasan di stadion I Wayan Dipta. Untuk suporter yang berada di luar Bali juga bisa mendapatkannya dengan cara online. Selain menambah penghasilan untuk tim, hal seperti ini juga dilakukan untuk meningkatkan popularitas Bali United. Bali United memang belum populer seperti, Persib, Persija, ataupun Arema di Indonesia.
Untuk meningkatkan popularitas itu, Bali United benar – benar memanfaatkan era modern ini dengan memaksimalkan sisi hiburan dari sepakbola. Lewat Bali United TV, Bali United mencoba mendekatkan tim dan para pemainnya dengan suporter yang ada diseluruh Indonesia.
Channel Bali United TV ini dibuat layaknya channel – channel kesebelasan Eropa. Mulai dari persiapan kesebelasan, wawancara pemain, serta kegiatan pemain di luar lapangan hijau ditampilkan di sini. Bali United benar – benar tahu cara untuk meningkatkan popularitas kesebelasan.
Wawancara yang menampilkan para pemain baru juga disajikan di channel ini. Suporter bisa langsung mengenal dekat para pemain baru yang akan membela tim kebanggaannya itu. Alasan pemain memilih Bali United sebagai kesebelasan baru tentu akan selalu ingin diketahui oleh suporter, dan lewat Bali United TV ini suporter bisa langsung mengetahuinya.
Sisi entertaiment Bali United untuk musim Liga 1 2017 ini juga semakin meningkat dengan kedatangan superstar sepakbola Indonesia Irfan Bachdim ke tim ini. Irfan yang berstatus sebagai pemain tim nasional walaupun tidak ikut serta di Piala AFF 2016 karena cedera, langsung menarik perhatian para suporter Bali United.
Sosok Irfan Bachdim yang punya banyak penggemar tentu akan meningkatkan popularitas Bali United secara langsung maupun tidak langsung. Penjualan merchandise pun semakin meningkat dengan adanya Bachdim. Bali United sedang tumbuh. Meskipun baru berdiri sejak 2015, tim ini memperlihatkan profesionalitas dan modernitas yang jarang dimiliki oleh tim Indonesia lainnya.
Sepakbola Indonesia menuju era modernitas yang lebih baik. Perputaran uang dan investor mulai melirik industri sepakbola Indonesia. kesebelasan – kesebelasan menjadi lebih profesional, walau masih ada beberapa kesebelasan yang mengaku profesional tapi masih belum bisa memenuhi hak – hak pemain dengan seharusnya.
Tapi era gelap sepakbola Indonesia sudah dilewati, mudah – mudahan sepakbola kita tidak mundur dan kembali lagi ke era kegelapan itu. Sanksi FIFA yang membuat sepakbola Indonesia mati suri dan merugikan semua aspek dari masyarakat kecil sampai para pemain semoga menjadi pelajaran berharga bagi para petinggi sepakbola Indonesia yang sekarang agar tetap berjalan lurus sesuai tujuannya yaitu memajukan sepakbola Indonesia.
foto: @BaliUtd
Penulis sekarang adalah mahasiswa semester 4 jurusan Hubungan Internasional di Universitas Jenderal Ahmad Yani. Biasa berkicau di @fuadawalludin32
Tulisan ini merupakan bagian dari Pesta Bola Indonesia, meramaikan sepakbola Indonesia lewat karya tulis. Isi tulisan dan opini dalam tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Komentar