Oleh: Dandung Reksoyudho
Menjadi penikmat sepakbola itu tidak mudah, apalagi berbicara soal tim favorit dalam negeri. Bagi saya mendukung tim lokal itu adalah sebuah kewajiban, bisa jadi itu menjadi sebuah kebanggaan dan identitas dalam diri. Bangga ketika tim yang kita dukung meraih kemenangan apalagi bisa meraih trofi juara liga.
Saya tinggal di kota Depok, yang notabene berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta. Kalau untuk berbicara tim favorit dalam negeri saya adalah pendukung setia Persija Jakarta, The Jakmania. Jawabannya sederhana, karena ketika pertama kali dibelikan jersey tim sepakbola oleh ayah, saya dibelikan jersey Persija Jakarta. Inilah yang membuat sampai saat ini saya masih menjadi pendukung setia Persija Jakarta.
Mungkin pada saat itu saya belum terlalu mengerti perihal sepakbola. Namun ketika ayah saya mendaftarkan saya ikut SSB (sekolah sepakbola) dekat rumah, saya baru mengetahui bahwa ada tim anggota PSSI lain yang berada di kota Depok ini, yaitu Persikad Depok yang saat itu masih berlaga di Divisi 1 PSSI. Lambat laun saya mengikuti sepak terjang dari klub kebanggaan warga Depok ini.
Sedikit cerita tentang sejarah berdirinya Persikad Depok
Persikad didirikan oleh Drs. H. Yuyun Wirasaputra, MM pada tahun 1990. Tujuan didirikannya Persikad adalah agar Depok memiliki pemberdayaan mandiri terhadap pembinaan pemain yang berasal dari wilayah Depok serta upaya “makar” dari Kabupaten Bogor. Kota Depok sendiri akhirnya berubah menjadi Kotamadya pada 27 April 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok.
Dalam perjalanannya, Persikad sempat menjadi tim yang ditakuti. Persikad sempat dihuni oleh pemain-pemain top, sebut saja Yusuke Sasa (Jepang), Nana Onana (Nigeria), dan Jean Paul Boumsong (Kamerun). Tak hanya itu, Persikad juga dihuni oleh pemain lokal bertalenta seperti Nehemian Solossa (Adik Boaz), Irfan Boax, dan mantan kapten timnas Indonesia, M. Roby.
Sejak PSSI mengubah tata kelola sepak bola Indonesia supaya lebih profesional yang diawali dengan pembentukan kompetisi ISL dan juga adanya surat edaran Mendagri No 903/187/SJ yang berisi tentang pelarangan klub profesional menggunakan dana APBD untuk pembiayaan pada kompetisi 2008, Persikad mendadak bangkrut. Sejak saat itu prestasi Persikad yang dahulu cemerlang karena didukung oleh APBD harus terlontang lantung, terutama dalam perihal pembiayaan pemain.
Prestasi satu-satunya yang diraih oleh Persikad Depok adalah saat melenggang ke Final Divisi I tahun 2007 di Stadion Manahan Solo. Hanya saja saat itu Persikad dikalahkan oleh Persibo Bojonegoro dengan skor 1-0. Meskipun begitu, Persikad berhak promosi ke Divisi Utama andai saat itu PSSI tidak mengubah format liga menjadi ISL (Indonesian Super League).
Sejak tahun 2009 hingga 2014 Persikad konsisten berada di Divisi Utama bahkan pada tahun 2015 Persikad sempat “dijual” ke Pemkot Purwakarta dan bermarkas di Stadion Purnawarman, seketika Persikad Depok berubah menjadi Persikad Purwakarta.
Sejak saat itu geliat sepakbola Kota Depok mati suri dan hanya berkecimpung di liga “tarkam”. Angin segar kembali menaungi penggila bola Kota Depok dengan terpilihnya Bapak Idris Shomad menggantikan walikota terdahulu. Dengan terpilihnya Bapak Idris dan Bapak Pradi Supriatna sebagai pemimpin terbaru Kota Depok, maka berbagai upaya dilakukan agar klub kebanggaan warga kota Depok pun kembali ke pangkuan.
Kondisi Persikad Depok Kini
Akhirnya setelah Persikad kembali bermarkas di Stadion Merpati Depok Jaya maka semangat sepakbola di Kota Depok kembali bergeliat, berbagai upaya manajemen dan pemerintah telah dilakukan agar tim ini tetap memberikan prestasi yang bisa membanggakan. Apalagi pendukung setia mereka Depok Mania dan Super Depok terkenal militan dalam mendukung tim kebangaannya di manapun berada.
Saya mungkin sedikit lebih iri kepada tim tetangga yang notabene memiliki stadion lebih bagus, sebut saja Persikabo Bogor dengan Stadion Pakansari-nya, Persipasi Bekasi dengan Stadion Patriot-nya, Pemkot Kabupaten Bekasi yang memiliki Stadion Wibawa Mukti di Cikarang, Pemkot Tangerang pun saat ini berencana membangun rumah baru untuk Persita Tangerang dengan kapasitas internasional.
Belum lagi Persija Jakarta yang notabene klub terbesar di Indonesia. Andai pemerintah Kota Depok mau sedikit lebih berkorban membangun rumah baru dengan kapasitas internasional untuk Persikad Depok, bukan tidak mungkin klub kebanggaan warga Kota Depok tersebut bisa melenggang dan berbicara banyak ke kompetisi tertinggi PSSI.
Bukan tidak mungkin juga kalau kelak rumah baru Persikad bisa menjadi alternatif kandang timnas apabila menjamu tim tamu karena letaknya yang tidak jauh dari Jakarta. Adapun markas Persikad sendiri di Stadion Merpati Depok Jaya kurang memiliki fasilitas yang memadai, dengan kapasitas 8000 penonton dan kondisi rumput yang kurang baik membuat gerak bola dan pemain tidak begitu leluasa.
Persikad Depok saat ini sedang melakukan persiapan untuk berlaga di Liga 2 tahun 2017. Persiapan sudah dilakukan oleh manajemen tim dari awal tahun 2017 dengan merekrut dan bernostalgia kembali dengan Isman Jasulmei (mantan pelatih Persija Jakarta) dan asisten pelatih Meiyadi Rakasiwi, Jabon Abdullah serta pelatih kiper Agus Jebir Sriyanto (eks kiper Persija Jakarta).
Dengan dimulainya Liga resmi setelah sebelumnya terkena sanksi FIFA dan masih adanya sedikit euforia kebangkitan timnas Indonesia di Piala AFF 2016 lalu, masyarakat berharap agar sepakbola Indonesia semakin baik, terlebih regulasi Liga 2 yang mewajibkan setiap klub memiliki pemain dengan usia dib awah angka 25 tahun dan ditambah lima pemain senior diatas 25 tahun. Hal ini akan menjadi momentum kebangkitan Persikad Depok yang sebagian besar diisi nafas–nafas baru talenta lokal dari seantero penjuru Kota Depok.
Semoga hal ini akan dapat memberikan hal positif bagi Srigala Margonda ( julukan Persikad ) yang sekian lama jatuh bangun membangkitkan gelora semangat bagi sepakbola Indonesia khususnya Kota Depok…
Bravooo Persikad…
Bravooo Srigala Margonda !!!
Gambar Fitur diambil oleh penulis sendiri
Penulis adalah mantan penjaga gawang Persikad Depok junior dan sempat membela beberapa klub di tanah air. Sekarang bekerja sebagai event organizer merangkap pelatih sepakbola. Biasa berkicau di @DANDUNGREKSO
Tulisan ini merupakan bagian dari Pesta Bola Indonesia, menyemarakkan sepakbola Indonesia lewat karya tulis. Isi tulisan dan segala opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis
Komentar