Oleh: Riezky Maulana
Bagi para pencinta sepakbola Indonesia tampaknya agak asing mendengar kesebelasan sepakbola yang berasal dari Kota Bekasi. Klub yang berasal dari kota yang berdekatan ini memang jarang terdengar gaungnya di sepakbola nasional.
Mungkin, mereka mengetahui bahwa Bekasi mempunyai klub sepakbola setelah adanya merger antara Persipasi Bekasi dan Pelita Bandung Raya yang menjadi Persipasi Bandung Raya pada April 2015 silam. Sebelum merger, Persipasi Bekasi sempat diperkuat legiun asing beken seperti J.P Boumsong, Stephen Nagbe Mennoh, dan Emalue Serge.
Warga Bekasi seperti menanti kesebelasan mana yang harus mereka dukung. Memang sah-sah saja ketika menjadi suporter kesebelasan yang bukan dari daerah asalnya, tetapi akan lebih baik jika ada kesebelasan asal tempat mereka bermukim yang dapat dibanggakan. Semisal warga Bandung yang sangat mencintai Persib, Solo dengan Persis Solo-nya, atau bahkan yang terdekat dari Bekasi yaitu Jakmania dengan Persija Jakarta.
Bayangkan ketika orang tua, anak muda, pria, dan wanita berbondong-bondong menuju stadion dengan menggunakan atribut kebanggaan tim kesebelasan mereka. Tentunya pemandangan yang indah bukan? Warga bersatu saling bersorak sorai beramai-ramai meneriakkan dukungan agar tim yang mereka banggakan meraih poin maksimal saat bertanding.
Puncak kekecewaan warga Bekasi semakin menjadi saat tim kebanggaan mereka, Persipasi Bandung Raya (PBR) dijual dan berganti nama menjadi Madura United pada 2016 lalu. Hanya satu tahun warga Bekasi memiliki tim kesayangan yang dapat mereka dukung saat bertanding.
Suporter Persipasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Bola Kota Bekasi sempat menyatakan kekecewaan mereka terhadap pengurus yang menjual klub kesayangan mereka.
"Para suporter menuntut agar oknum-oknum pengurus Persipasi yang telah menjual klub agar dihukum sesuai aturan yang berlaku," ujar Eko Fadly salah satu perwakilan kelompok seperti dikutip dari Beritasatu.
Sebuah kabar menyenangkan dan harapan banyak anggota soebex mania sebenarnya pernah muncul dengan rampungnya Stadion Patriot di awal tahun 2014 silam. Pada tanggal 15 Maret akhirnya Persipasi bisa bermain di Stadion Patriot walau hanya beruji tanding melawan Persija. Doa dan mimpi para pendukung hampir menjadi nyata untuk melihat Laskar Patriot kembali pulang ke rumah mereka sendiri.
Dilema Bekasi, Kala Nasi Sudah Menjadi Bubur
Usaha-usaha yang dilakukan kelompok suporter yang sangat cinta dengan Persipasi tidak digubris oleh berbagai pihak. Mereka seperti menyalurkan aspirasi dengan tembok. Komunikasi yang diharapkan berjalan dua arah hanya angan belaka.
Pada bulan April lalu, puluhan suporter Persipasi sempat melakukan unjuk rasa. Pada saat itu Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan segenap jajarannya meresmikan kesebelasan baru asal Bekasi yaitu Patriot Chandrabhaga. Suporter Persipasi yang dipimpin Rizky sebagai koordinator aksi menuntut agar menghidupkan kembali Persipasi Bekasi ke dalam Liga Nusantara.
"Kami menganggap, Wali Kota Bekasi yang membentuk klub baru bernama Patriot Candrabhaga FC, tidak menyelesaikan permasalahan dualisme kepengurusan Persipasi. Kami mendesak Wali Kota Bekasi untuk mengaktifkan kembali Persipasi ke Liga Nusantara,” ujarnya.
Seperti sub judul yang saya tulis di atas bahwa nasi sudah menjadi bubur. Persipasi sudah menjadi tim kesebelasan lain dan sebagai gantinya Walikota Bekasi membentuk klub baru agar Stadion Patriot ada penghuninya.
Klub Patriot Chandrabhaga tersebut diproyeksikan walikota akan tampil sebagai klub membanggakan dengan prestasi cemerlang dikarenakan megahnya infrastruktur pendukung berupa Stadion Patriot Candrabhaga. Stadion tersebut berkelas internasional serta dukungan lainnya.
"Saya targetkan PCB FC bisa tampil minimal hingga ke Divisi Utama PSSI," katanya seperti dikutip melalui bolabob.com.
Berbangga dirilah kalian para pendukung yang mempunyai tim yang dapat dicintai dengan sendirinya, bukan dengan adanya paksaan.
Patriot Sebagai Venue Pertandingan Internasional
Stadion Patriot Chandrabhaga sempat menjadi venue pertandingan Espanyol melawan Persija Jakarta. Namun, coba bayangkan jika Espanyol berhadapan dengan Persipasi. Tentu menjadi hal yang sangat menakjubkan. Animo masyarakat yang pasti akan tinggi.
Nine Sport Inc selaku promotor yang membawa Espanyol ke Indonesia memberikan alasan mengapa menjadikan Persija sebagai lawan dari tim tetangga dari Barcelona tersebut. Menurut CEO Nine Sport Inc, Arif Wicaksono dipilihnya Persija sebagai lawan uji coba lebih kepada kepentingan bisnis.
"Lawan Persija itu karena akan menjadi pertandingan besar dan pemasukan tiket yang juga lebih banyak," kata Arif saat sesi jumpa pers di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat seperti dilansir dari tribunnews.com.
Alasan lainnya yang diungkapkan dikarenakan banyaknya suporter Persija, The Jakmania, yang akan datang ke Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat. Fanatisme yang ditunjukkan The Jakmania memang sudah tidak diragukan lagi. Stadion Patriot yang berkapasitas 30.000 penonton sukses dibuat penuh sesak setiap Persija bertanding.
Seandainya ucapan CEO Nine Sport Inc itu ditujukan untuk suporter Bekasi, PatMan dan SoeBex akan sangat berbangga diri mungkin. Walaupun mereka berbeda kelompok suporter, tetapi yang harus kita acungi jempol lagi adalah kekompakan mereka dalam bersahabat dan mendukung dalam setiap pertandingan Persipasi Bekasi dahulu. Saya berharap semoga saja tidak ada provokator yang memecahbelahkan kedua kelompok yang solid ini dari kelompok mereka.
Gegap gempita kebanggaan pada laskar yang selalu berkaos hijau dan menjadi kaos kebesarannya ini juga diberikan oleh masyarakat kota Bekasi. Mereka menaruh harapan besar kepada Persipasi agar mengembalikan masa kejayaan sepakbola di Bekasi. Diharapkan juga akan melahirkan banyak pemain andal, baik bagi klub bola di Bekasi dan klub di Liga 1 maupun untuk timnas kelak.
foto: Sabekasi.com
Penulis adalah seorang Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad yang tidak pernah berjalan sendirian seperti seperti slogan tim kesayangannya, Liverpool. Biasa berkicau di @kimawjunior
Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis lewat rubrik Pandit Sharing. Isi dan opini di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis
Komentar