Oleh: Ahmad Faizun*
Tua-tua keladi, tua-tua makin jadi, itulah perumpamaan yang pas untuk seorang Ashley Young. Pemain Manchester United yang bernama lengkap Ashley Simon Young ini lahir di kota Stevenage, Inggris, 33 tahun silam, tepatnya 9 Juli 1985. Young mengawali karier sepakbolanya di Watford pada 2000 dan memulai debut seniornya pada 2003. Di kesebelasan berjuluk The Hornets itu, Young bermain selama empat tahun dengan mengoleksi 19 gol dari 98 penampilannya.
Penampilannya yang cukup baik membuat Aston Villa merekrutnya dengan mahar 8 juta paun pada 2007. Di Villa Park, Young langsung membuktikan kualitasnya sehingga pada tahun tersebut Young dipanggil untuk membela Timnas Inggris. 16 November 2007 menjadi debut Young berseragam Inggris ketika menjamu Austria. Young tampil 45 menit di babak kedua setelah menggantikan Joe Cole dan turut membantu Inggris menang melawan Austria di Wina dengan skor 1-0 yang dicetak oleh striker jangkung, Peter Crouch.
Bermain lincah di sayap kanan Aston Villa, dengan total mencetak 30 gol dari 157 penampilannya, dan sempat mendapatkan PFA Young Player of the Year pada 2009, membuat Sir Alex Ferguson kepincut untuk mendatangkan Ashely Young ke Manchester United. Akhirnya, kesepakatan antara United dengan Aston Villa tercapai pada 2011 untuk membawa Young ke Old Trafford dengan nilai transfer yang tidak diungkapkan secara detail.
14 Agustus 2011 menjadi debut pertama Young bersama Setan Merah di laga resmi. Menggunakan nomor punggung “18” peninggalan Paul Scholes, Young bermain selama 90 menit dan membuat asis untuk Wayne Rooney pada menit ke-13. Sempat disamakan oleh Shane Long pada menit ke-37, Man United akhirnya berhasil unggul sembilan menit sebelum waktu normal berakhir akibat gol bunuh diri pemain West Brom, Steven Reid, yang salah mengantisipasi tusukan dari Ashley Young dari sayap kiri.
Pada tahun pertamanya untuk Setan Merah, Young mencetak enam gol di liga dari 25 penampilannya. Performa yang terus menanjak di tahun pertama bersama Setan Merah, membuat arsitek Timnas Inggris, Roy Hodgson, membawa Ashley Young ke Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina.
Di Piala Eropa 2012, pasukan Hodgson tergabung di Grup D bersama tuan rumah Ukraina, Swedia, dan Perancis. Tiga kali bertanding di Grup D, Inggris mampu finis di urutan teratas setelah mendapatkan 7 poin dari dua kemenangan dan sekali imbang. Young tampil 90 menit di setiap pertandingan grup bersama Inggris.
Di perempat final, Inggris bertemu runner-up Grup C, yaitu Italia. Young lagi-lagi menjadi starter di sayap kiri bersama Milner. Pertandingan mesti dilanjutkan ke adu penalti karena tak ada gol yang tercipta. Dari lima algojonya, hanya satu pemain Italia yang gagal menerobos jala Joe Hart. Sementara itu, dua algojo Inggris gagal melaksanakan tugasnya, salah satunya adalah Young; membuat Inggris tersingkir dari Piala Eropa 2012 dengan skor 2-4 atas Italia di babak adu tos-tosan.
Setelah berakhirnya hajatan Piala Eropa 2012, performa Ashley Young mulai menurun. Setelah membela The Three Lions di kualifikasi Piala Dunia 2014 pada September 2013 melawan Ukraina, Young tak pernah dipanggil lagi membela Timnas Inggris sampai November 2017. Young dipanggil kembali dalam laga uji coba Inggris melawan Brasil, dan waktu itu hanya bermain sebagai pemain pengganti.
Pindah ke Posisi Bek
Di level klub, pada musim 2012/13, Young bermain 19 partai di liga dan mengemas dua gol serta dua asis. Pada 2016/17, di awal kepemimpinan José Mourinho, Young tak banyak menjadi pilihan utama. Dia hanya bermain pada 12 pertandingan di Premier League dengan satu asis dan tanpa sekalipun menceploskan bola ke jala lawan.
Namun statistik buruk di musim 2016/17 tak membuat Young patah arang. Musim 2017/18 seperti ada angin segar datang dalam diri Young. Trofi Europa League yang didapatkan pada musim sebelumnya menambah kepercayaan dirinya. Sebanyak 30 laga dia jalani di liga dengan catatan dua gol dan empat asis.
Meski di awal kariernya bermain sebagai gelandang sayap, Young mulai dimainkan menjadi bek sayap sejak saat itu. Pada posisi barunya itu Young menjadi salah satu bek konsisten di antara bek United lainnya, sehingga Mourinho sering memberikan slot satu posisi untuknya. Bermain di bek kanan ataupun kiri tak masalah bagi Young. Ketika Luis Antonio Valencia bermain di sisi kanan, maka dia akan mengisi plot bek kiri United.
Pada akhir musim tersebut, United finis di posisi kedua klasemen di bawah Manchester City. Bukan pencapaian yang buruk, tapi juga bukan prestasi yang membanggakan. Pada musim itu, performa Young cukup mengesankan. Sebanyak 30 laga di liga menjadi bukti bahwa dia tampil stabil selama semusim di tengah performa pemain bertahan United yang angin-anginan. Sebanyak 57 kali intersepsi Young lakukan di musim 2017/18, hanya kalah dari Nemanja Matic (64) dan Chris Smalling (63) di United.
Selain itu, Young juga cukup rajin membantu dalam penyerangan United. Sebanyak 121 crossing dilambungkan olehnya dan merupakan angka terbaik dibandingkan rekan-rekan setimnya. Catatan itu juga lebih baik dari bek-bek Inggris seperti Trent Alexander-Arnold dan Kyle Walker.
Performa pada musim lalu yang cukup konsisten masih dipertahankan Young pada musim ini. Hingga 26 pekan Premier League berjalan, Young sudah tampil di 19 pertandingan dengan satu gol dan dua asis. Cederanya Valencia membuat Young mendapatkan banyak kesempatan bermain walaupun masih ada bek muda lainnya seperti Diogo Dalot di kanan dan Luke Shaw di kiri; serta Matteo Darmian juga yang bisa bermain di kedua sisi—sama seperti Young.
Umur yang hampir memasuki 34 tahun tak membuat tenaganya berkurang. Dari era Mourinho hingga pergantian ke manajer sementara, Ole Gunnar Solkjær, Young tetap menjadi pilihan utama mengisi pos bek kanan ataupun kiri. Bahkan Young sempat ditunjuk untuk menjadi Kapten Manchester United.
Untuk statistik, dari 19 laga yang dimainkan di liga, 11 kemenangan diraih dan 4 kali mengalami kekalahan dengan 28 kali kebobolan dan hanya tiga kali nirbobol. 36 kali intersepsi dilakukan, sama dengan Ander Herrera, dan merupakan yang paling banyak di United. Dalam penyerangan, Young cukup aktif membantu dengan melepaskan 148 crossing, terbanyak kelima dan terbanyak untuk para pemain berkebangsaan Inggris.
Ketika banyak pemain di usia tersebut yang telah menurun performanya, Young justru dalam performa yang menanjak. Dengan ketekunan, kedisiplinan, dan kerja keras, Young membuktikan bahwa umur hanyalah angka. Doa kedua orang tuanya dengan memberi nama Young yang jika diartikan yaitu “muda”, sampai saat ini terbukti ampuh. Namun apalah arti nama dan doa, jika tidak dibarengi dengan usaha.
*Penulis merupakan pustawakan dan fans Manchester United Garis Kanan. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @faizun21
**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.
Komentar