Oleh: Arif Setyadi*
Dalam dua dekade terakhir, para pesepakbola dari Asia mulai melebarkan sayapnya ke benua Eropa. Jepang dan Korea Selatan merupakan penyumbang terbanyak pemain-pemain Asia yang berkarier di Eropa. Pemain-pemain seperti Hidetoshi Nakata, Shunsuke Nakamura, Shinji Kagawa, dan Park Ji-sung, adalah contoh pesepakbola Asia yang sukses berkarier di liga-liga top Eropa.
Dari nama-nama itu, Park Ji-sung adalah pemain yang paling sukses di Eropa. Selama tujuh musim membela Setan Merah, Park menjadi bagian penting skuat asuhan Sir Alex Ferguson dalam meraih berbagai gelar kejuaraan. Bersama Setan Merah, dia berhasil mempersembahkan empat trofi Premier League, tiga trofi Piala Liga, satu trofi Liga Champions, dan satu trofi Piala Dunia Antarklub Total dalam 134 penampilannya bersama MU, Park berhasil mencetak 19 gol.
***
Negeri Ginseng selalu mencetak pemain-pemain berbakat dari waktu ke waktu. Setelah era Park Ji Sung, kini muncul Son Heung-min. Son atau biasa dipanggil Sonny adalah penyerang andalan Tottenham Hotspur. Sonny mengawali karier sepakbolanya di FC Seoul. Ketika remaja, dia pindah ke Bundesliga dan memperkuat Akademi Hamburger SV. Berhasil menembus skuat utama Hamburger SV, Son berhasil mencetak 20 gol dan tiga asis dalam 78 penampilan. Berkat penampilan apiknya, Son diboyong ke Bayer Leverkusen pada 2013. Di Bayer, performanya semakin meningkat. Dia membantu mengantarkan Leverkusen tampil di Liga Champions. Total dalam 87 penampilannya bersama Leverkusen, dia mencetak 29 gol dan 11 asis.
Penampilannya yang konsisten membuat Tottenham Hotspur tertarik untuk memboyongnya ke White Hart Lane pada 2015 dengan nilai transfer 30 juta euro atau setara 480 miliar rupiah. Nilai transfer ini menjadikannya sebagai pemain Asia termahal sepanjang sejarah mengalahkan Shinji Kagawa yang dibeli Manchester United dari Borussia Dortmund dengan harga 16 juta euro. Harga mahal yang dikeluarkan manajemen Tottenham sebanding dengan kualitas yang ditampilkan Son Heung-min.
Dalam musim pertamanya berseragam The Lily White, dia berhasil mencetak empat gol dalam 28 penampilan. Sonny yang posisi aslinya sebagai sayap kiri, juga dapat bermain sebagai sayap kanan dan juga sebagai penyerang. Perlahan-lahan, Son menjadi pilihan skuat utama Tottenham Hotspur asuhan Mauricio Pochettino. Performanya pun semakin meningkat dari musim ke musim. Musim ini saja, Son sudah mencetak 11 gol dari 20 penampilannya di Premier League. Itu membuktikan, dia adalah penyerang yang berbahaya bagi lawan dan dapat bersaing dengan pemain-pemain top lainnya. Total dia sudah mencetak 62 gol dari 171 penampilannya bersama Tottenham. Itu merupakan catatan yang fantastis untuk pemain Asia yang merumput di Eropa. Dia menjadi pemain Asia paling subur yang merumput di Eropa.
Kini Sonny dalam performa terbaiknya. Dalam tiga pertandingan terakhir bersama Spurs, dia berhasil mencetak gol pada masing-masing pertandingan untuk kemenangan Spurs. The Liliy White kini berada di peringkat ketiga klasemen Liga Inggris terpaut lima poin dari Liverpool dan Manchester City yang berada pada peringkat pertama dan kedua.
Son yang masih berusia 26 tahun diharapkan mampu terus menampilkan performa terbaiknya. Berkat penampilan apiknya dan kekompakan rekan-rekannya, dalam tiga tahun terakhir Spurs menjadi tim yang solid dan mampu bersaing di empat besar klasemen Liga Inggris. Bukan tidak mungkin, suatu saat Sonny dan rekan-rekannya dapat menjuarai Premier League bersama Tottenham.
Di level Internasional, Sonny mengantarkan negaranya memenangi kejuaraan Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia pada Agustus-September 2018 lalu. Itu merupakan trofi pertamanya bagi Korea Selatan. Total, dia sudah membuat 72 penampilan bersama timnas Korea Selatan dan mencetak 23 gol.
Penampilan apik yang ditunjukkan Sonny diyakini akan membuat klub-klub besar Eropa tertarik untuk merekrutnya. Dia akan menjadi komoditi panas pada musim panas 2019 mendatang. Manajemen Tottenham Hotspur harus bergerak cepat memagari sang pemain agar tidak berpindah klub pada musim panas nanti.
***
Son Heung-min membuktikan bahwa pemain-pemain Asia pantas bermain di Eropa dan mampu bersaing dengan pemain-pemain top Eropa. Meskipun secara fisik pemain Asia kalah dibanding pemain-pemain Eropa bukan berarti pemain-pemain Asia tidak dapat bermain di Eropa. Semangat, kerja keras, dan latihan yang disiplin, adalah kunci untuk dapat bersaing dengan pemain-pemain top di dunia.
Kini semakin banyak pemain-pemain Asia yang merumput di kompetisi Eropa. Bahkan pemain-pemain dari Asia Tenggara mulai mencoba berkarir di benua Eropa seperti Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk, Indonesia), Dennis Buschening (Westfalen Rhynern, Thailand), John Patrick Strauss (Erzgebirge Aue, Filipina) dan Neil Etheridge (Cardiff City FC, Filipina).
Keberhasilan Son Heung-min yang berkarir di Eropa menjadikan inspirasi bagi pemain-pemain muda Asia yang ingin mewujudkan mimpinya berkarir di Eropa.
Daebak, Son!
*Penulis adalah seorang karyawan dan penikmat sepakbola. Bisa disapa lewat akun twitter @arifs_di
**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.
Komentar