Oleh: Mariemon S. Setiawan
Di Jerman, seorang pria ‘berwajah murung khas bangsa Slavik’ (dikutip dari ‘Manusia Baik itu Bernama Miroslav Klose’, TribeIndonesia) yang menjalani debutnya di Piala Dunia pada usia 24 tahun (pada usia ini, Pele sudah tampil di dua edisi Piala Dunia). Pria tampan itu bernama Miroslav Klose, berdarah Polandia, tetapi memilih Jerman sebagai timnasnya.
Di Korea-Jepang, ia sudah memukau di laga perdana dengan mengemas hattrick saat Jerman membantai Arab Saudi. Dan yang menarik, semua gol itu dicetak dengan sundulan kepala. Kemampuan inilah yang menjadi ciri khas pemain yang akrab dengan nomor punggung 11 ini. Di sana, Klose lima kali mencatatkan namanya di papan skor. Suatu catatan bagus untuk seorang debutan. Sekalipun masih kalah mentereng dengan Ronaldo-nya Brasil (8 gol) yang mengalahkan mereka di final, Klose telah menandai kehadirannya.
Empat tahun berselang, Klose kembali tampil di Piala Dunia yang digelar di negaranya sendiri. Usianya sudah 28 tahun, tergolong usia emas pesepakbola. Ia kembali menjadi tumpuan lini depan bersama seorang pemuda yang juga lahir di Polandia bernama Lukas Podolski. Di partai pembukaan, tepat di hari ulang tahunnya, ia mencetak sepasang gol saat Jerman menaklukkan Kosta Rika dengan skor 4-2.
VIDEO: Diskusi Personal Branding Atlet bareng Pandji Pragiwaksono dan Syamsir Alam
Klose dengan segala ketenangannya berhasil meraih penghargaan Sepatu Emas mengalahkan nama-nama besar yang diprediksi bakal meraih penghargaan tersebut seperti Ronaldo Nazario de Lima, Hernan Crespo, dan Thiery Henry. Klose berhasil menggetarkan jala lawan sebanyak lima kali, sementara tandemnya, Lukas Podolski, dinobatkan sebagai pemain muda terbaik sepanjang turnamen. Jerman gagal melaju ke final setelah dikandaskan Italia di semifinal dalam partai sengit selama 120 menit.
2010 di Afrika Selatan, Joachim Loew yang sebelumnya menjadi asisten pelatih Juergen Klinsmann diangkat menjadi pelatih utama. Pasukan Jerman diisi nama-nama baru yang sebagian besar merupakan debutan. Klose yang sudah berusia 32 tahun dibawa serta. Berada di antara skuad muda yang segar-segar tidak membuat Klose kehilangan tajinya. Ia masih sanggup membukukan empat gol di Afrika dan mencatatkan rekor istimewa sebagai pemain yang mencetak minimal empat gol dalam tiga edisi Piala Dunia secara beruntun.
Total, Klose telah membukukan 14 gol selama partisipasinya di turnamen sepakbola terakbar di muka bumi ini. Ia hanya butuh dua gol lagi untuk menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia, melewati rekor Ronaldo de Lima. Di Afrika Selatan, Jerman kalah di semifinal dengan skor tipis 1-0 dari Spanyol dan menjadi juara tiga setelah mengalahkan Uruguay dengan skor 3-2 dalam partai perebutan tempat ketiga.
2014 di Brasil, skuad muda Jerman yang diisi para pemain muda empat tahun dinilai sudah matang dan berpengalaman untuk ikut serta dalam turnamen empat tahunan ini. Joachim Loew membuat keputusan yang cukup mengejutkan dan dibanjiri kritik karena membawa serta Miroslav Klose ke Brasil.
Klose menjadi pemain tertua dalam skuad Jerman. Usianya sudah 36 tahun dan menjadi pemain paling veteran di antara skuad muda tersebut. Tandemnya delapan tahun lalu di Jerman, Lukas Podolski juga sudah menginjak kepala tiga. Meski dikritik, Loew tatap bersihkeras untuk membawa Klose ke Brasil.
Di Brasil, Klose cukup menjanjikan, setidaknya untuk tipikal penyerang klasik yang tugasnya ‘hanya’ mencetak gol. Ia menyamai rekor gol Ronaldo de Lima saat melawan Ghana di babak penyisihan grup. Baru satu menit lebih berada di dalam lapangan, Klose sudah mencetak gol dan menyelamatkan wajah Der Panzer dari tamparan kekalahan melawan Ghana. Saking senangnya Klose, selebrasi salto khasnya ia pamerkan meski pendaratannya kali ini kurang sempurna.
“Selamat bergabung dalam klub, Klose. Saya bisa membayangkan betapa bahagianya Anda. Sungguh Piala Dunia yang bagus.” tulis Ronaldo de Lima melalui akun twitter-nya, dilansir dari Kompas.
Klose akhirnya berhasil menasbihkan dirinya sebagai top skor Piala Dunia sepanjang masa dengan total 16 gol saat mencetak sebiji gol di semifinal melawan Brasil. Mungkin ini adalah laga paling berkesan sepanjang kariernya. Uniknya, gol itu dicetak di semifinal melawan Brasil (tim yang mempecundangi mereka di final Piala Dunia 2002), dan dibuat di Brasil (negara asal Ronaldo de Lima, pemegang rekor pencetak gol terbanyak Piala Dunia dengan total 15 gol).
Klose yang baik itu seakan menjadi mimpi buruk bagi Ronaldo de Lima yang menyaksikan rekor golnya dipecahkan Klose di Brasil, saat melawan Brasil, dan saat negaranya kalah telak 7-1 di semifinal pula. Pencapaian Klose semakin sempurna ketika Jerman berhasil keluar sebagai juara.
VIDEO: Miroslav Klose bersama Bayern Munich
***
Miroslav Klose memang bukan tipikal striker yang punya gocekan maut dan bergerak liar di area kotak pinalti lawan. Ia justru terlihat lambat. Namun, penempatan posisi, naluri, dan kemampuan heading yang bagus adalah kelebihan Klose yang menjadikannya sebagai salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Jerman.
Untuk ukuran seorang striker, usianya mungkin sudah terlalu tua untuk ikut berpartisipasi keempat kalinya dalam Piala Dunia. Namun, usia tampaknya bukan menjadi halangan bagi Klose untuk terus mencetak gol dan membuat rekor. Klose telah membuktikan bahwa selain sedikit keberuntungan (seperti Pele), kerja keras juga menjadi kunci untuk berprestasi di Piala Dunia. Ia awali debutnya dengan memukau, menjalaninya dengan konsisten, dan mengakhirinya dengan mahkota juara.
Sang striker berwajah murung yang pernah beraudiensi dengan Paus Benediktus XVI pada dua tahMiun sebelum Piala Dunia Brasil ini tinggal menunggu, siapa yang bakal melampaui rekor golnya.
Selamat ulang tahun, Klose!
*Penulis bernama lengkap Mariemon S. Setiawan, seorang mahasiswa filsafat di STFK Ledalero, Maumere, Flores-NTT. Ia belum memiliki akun twitter, tetapi dapat disapa dengan ramah melalui akun Facebook: Monteiro Van Halle.
**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.
Komentar