Dikirim oleh Muhammad Rayhan Taswin
16 Juli 1988, di kota Sabadell, Spanyol, ada sepasang suami istri yang berbahagia menyambut kelahiran putera mereka. Sang suami bernama Carles Busquets, yang saat itu sedang menghidupi keluarganya dengan menjadi penjaga gawang FC Barcelona. Mereka kemudian memberi nama putera mereka dengan nama Sergio Busquets Burgos.
Seperti pepatah yang mengatakan like father like son, sang anak pun tumbuh dengan menjadikan sepakbola sebagai hobi. Setelah masuk tim junior di beberapa klub seperti CD BadÃa, Barberà AndalucÃa, Lleida, dan Unio Jabac, ia pun akhirnya bergabung dengan klub sang ayah dulu, Barcelona.
Selama tiga tahun Busi, sapaan akrabnya, menjadi tulang punggung tim yunior Barcelona atau Juvenil A asuhan Alex Garcia bersama-sama dengan Bojan Krkic, Giovanni Dos Santos, dan Marc Crosas. Hingga kemudian kejelian pelatih Barcelona B saat itu, Josep Guardiola, berhasil melihat bakat besar pada diri seorang Busi. Pep pula yang menaikkan Busi dari pemain Juvenil A menjadi pemain Barcelona B.
Hanya butuh dua musim bagi Busi sampai akhirnya ia bisa melakukan debut di tim utama Blaugrana pada musim 2008/2009. Tepatnya 13 September 2008, Busquets langsung tampil 90 menit penuh dalam debutnya di liga kala Barca bertanding melawan Racing Santander. Bahkan, pada debutnya di Liga Champions, Busquets langsung mencetak gol ke gawang FC Basel.
Dan musim debutnya pun berakhir manis dengan membantu Barca meraih treble -yang akhirnya menjadi sextuple - dengan Busquets sendiri menjadi starter di partai puncak di Roma menghadapi Manchester United. Ia diturunkan Pep sejak menit awal dalam laga melawan United karena gelandang utama saat itu, Yaya Toure, dijadikan pemain belakang karena absennya beberapa bek barca seperti Dani Alves dan Eric Abidal.
Musim selanjutnya, ia semakin mengukuhkan diri sebagai gelandang utama Barcelona. Dengan total 47 penampilan, Busquets mengirim Yaya ke bangku cadangan dan akhirnya terpaksa hengkang ke klub kaya Inggris,Manchester City.
Musim 2010 sendiri diakhiri dengan tidak terlalu manis bagi standar Barca saat itu. Barca hanya menjuarai La Liga. Elemen tambahan lainnya adalah Busquets mulai dikenal sebagai tukang diving karena aksi âpeek-a-booâ-nya di semifinal Liga Champions membuat mantan gelandang Barca yang membela Inter, Thiago Motta, harus diusir oleh wasit. Inter sendiri bisa meloloskan diri dari hadangan Barca di semifinal dan berhasil meraih treble winners.
Meski hanya menjuarai La liga, Busquets sukses besar di level tim nasional. Ia ikut menjadi bagian utama keberhasilan La Furia Roja meraih Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bersama kompatriotnya di Barca, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta âserta Xabi Alonso- , lini tengah Spanyol tampil sangat dominan hingga akhirnya gol Iniesta ke gawang Belanda di final membuat sejarah baru di persepakbolaan Spanyol. Busquets telah meraih medali Liga Champions dan Piala dunia dalam usia 22tahun. Luar biasa!
Musim selanjutnya, Barca mendatangkan gelandang Liverpool, Javier Mascherano, untuk menggantikan Toure yang dijual ke City. Namun apa yang terjadi? Masche malah diubah posisinya menjadi bek tengah karena satu tempat di lini tengah sudah menjadi milik Busquets. Meski selalu menjadi sasaran kemarahan lawan karena aksinya yang gampang meringis kesakitan, tak bisa dipungkiri permainannya yang taktis dan sangat sadar taktik membuat posisinya tak tergantikan.
Kesuksesan demi kesuksesan terus diraih Busquets bersama Barca hingga saat ini. Ia sudah meraih tiga trofi Liga Champions, empat trofi LaLiga, tiga Piala raja, dua Piala Super eropa, empat Piala Super Spanyol, dan dua Piala Dunia antar klub. Ditambah Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, lengkap sudah semua koleksi gelar yang diraih Busi.
Orang-orang selalu menjulukinya sebagai tukang diving, pemain teater, calon peraih piala Oscar, dan lain sebagainya. Tapi mereka mungkin lupa, ia membuat seorang Yaya Toure hengkang, ia membuat Javier Mascherano harus berganti posisi, ia meraih Liga Champions tiga kali di saat para legenda seperti Ronaldo (Brazil) , Ibrahimovic, Gianluigi Buffon, dan lain-lain belum sempat meraihnya. Ia meraih Piala dunia yang begitu didambakan semua pemain sepakbola. Semuanya diraih dalam usia yang belum genap 27 tahun.
Sekali lagi, feliz cumpleanos, Busi!
Penulis: Mahasiswa kedokteran di salah satu universitas di Jakarta. Menggemari sepakbola sejak kecil, sempat mengidolai Alesandro Del Piero, sebelum jatuh cinta sepenuhnya kepada Barcelona. Dapat dihubungi melalui akun twitter: @rayhantaswin
Komentar