Hubungan antara Gaya Rambut Undercut, Youngster, dan Performa

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Hubungan antara Gaya Rambut Undercut, Youngster, dan Performa

Ditulis oleh Aditya Bela Halimawan

Zaman sekarang, undercut tak melulu tentang pukulan dalam olahraga tinju. Ia juga tentang model potongan rambut yang ramai digunakan oleh kalangan anak muda, tak terkecuali pemain muda Liga Inggris. Hebatnya, mereka juga berhasil membuktikan kalau yang sedap dipandang bukan cuma potongan rambut mereka, tetapi juga performa di atas lapangan.

Ayoze Perez

Dua musim lalu, mungkin hanya pemandu bakat Spanyol yang mengetahui bakat pemain 22 tahun asal Tenerife ini. Namun, siapa sangka musim lalu ia berhasil menjadi tulang punggung Newcastle United dalam mempertahankan posisi mereka di klasemen liga primer.

Setelah menolak tawaran tim-tim besar Spanyol, Ayoze bermain sebanyak 37 pertandingan dan mencetak tujuh gol bersama Newcastle musim lalu. Diawali dengan gol debutnya di White Hart Lane yang membantu Newcastle mempecundangi Tottenham 1-2 dan tentu saja gol backheelnya ke gawang West Brom, yang tidak berlebihan jika dikategorikan sebagai salah satu gol terbaik musim lalu.

Perez juga sangat baik dalam melakukan dribble dan menjadi sangat berbahaya berbahaya ketika Newcastle sedang melakukan serangan balik. Dengan datangnya Aleksander Mitrovic, menarik ditunggu perannya pada musim ini apakah Steve McClaren akan menduetkannya atau memainkannya sebagai penyerang lubang dengan Mitrovic atau Papiss Cisse di depannya.

Jack Grealish

Pemain kelahiran Birmingham ini bakal menjadi andalan Villa pasca ditinggalkan sang kapten, Fabian Delph. Musim lalu, pemain ini tampil sebanyak 17 kali dan merupakan pemain dengan akurasi passing mencapai 93% (terbanyak dari pemain Villa lainnya).

Grealish juga bisa bermain di berbagai posisi gelandang. Katanya, menjadi seorrang gelandang serang kiri adalah peran yang paling disukainya. Kemungkinan besar, Tim Sherwood, akan memainkannya di lini tengah bersama pemain baru macam Jordan Veretout, Idrissa  Gueye, dan pemain lama macam Carlos Sanchez dan Ashley Westwood.

Namun demikian, nampaknya Grealish harus belajar pada mantan youngster di Aston Villa tentang ekspektasi yang berbanding terbalik dengan realita. Sebagai pemain muda, ia harus mengingat kalau sejumlah youngster Aston Villa yang tadinya digadang-gadangkan sebagai pemain bintang, belakangan, namanya justru tak terdengar lagi.

Beberapa musim lalu ada Marc Albrighton yang disebut-akan akan menjadi andalan timnas inggris. Pencetak gol ke 2000 sepanjang sejarah Premier League itu kini bermain untuk Leicester. Apa yang terjadi pada Marc rasanya tidak terlalu buruk kalau dbandingkan dengan Nathan Delfouneso yang pada musim kemarin membela Blackpool di divisi Championship.

Dengan kerja keras dan konsistensi yang tinggi, setidaknya, Grealish bisa memilih jalan yang dilalui Agbonlahor dengan tetap bersama Villa semenjak tahun 2005 atau memlih berkembang di klub yang lebih besar.

Connor Wickham

Nama pemain ini sempat jadi perbincangan pada tahun 2010 lalu, ketika masih membela Ipswich Town. Performa apiknya membuat beberapa klub, seperti Tottenham dan Liverpool sempat tertarik untuk merekrutnya.

Alih-alih pindah ke klub besar, Wickham memutuskan untuk hengkang ke Sunderland dengan nilai transfer delapan juta pounds. Awal karirnya memang tidak begitu mudah, sempat dipinjamkan ke Sheffield Wednesday dan Leeds United, dia akhirnya kembali dipanggil Gus Poyet pada akhir Mei 2014 seiring cederanya Jozy Altidore dan Steven Fletcher.

Wickham punya andil besar dalam membantu Sunderland lolos dari degradasi dan menyabet gelar pemain terbaik Liga Inggris bulan April. Sebenarnya, tidak terlalu banyak yang ia lakukan selain mencetak lima gol dari 36 penampilannya.

Musim ini, Wickham sudah berseragam Crystal Palace setelah Alan Pardew memboyongnya dengan banderol tujuh juta pounds. Penampilannya musim ini jelas menarik untuk dilihat. Selain berperan sebagai target man di depan, ia juga bisa bermain sebagai gelandang kiri ataupun penyerang kiri.

Kalau diperhatikan, nama-nama pemain memiliki beberapa kesamaan: gaya rambut, gaya permainan, usia muda.

Memang, gaya rambut seorang pemain tak ada hubungannya dengan performa di atas lapangan. Gaya rambut gondrong belum tentu membuat Anda menyerupai gitaris band rock seperti George Boyd atau Georgios Samaras. Potongan rambut klimis tidak akan membuat pemain menjadi tajam seperti Graziano Pelle atau Harry Kane.

Menumbuhkan brewok dan jambang tidak membuat Anda menjadi seelegan Andrea Pirlo atau Xabi Alonso, gaya rambut ponytail tidak akan membuat Anda dikenang sebagai seorang legenda seperti Roberto Baggio. Begitupun dengan model undercut, seorang pemain dengan gaya rambut masa kini, bukannya tak mungkin akan menjadi pemain masa gini.

 Penulis biasa beredar di dunia maya dengan akun Twitter : @adityabela

Komentar