Ditulis oleh Arif Utama
Saido Berahino pantas geram. Intervensi sang pemilik West Brom, Jeremy Peace, menggagalkan kepindahannya ke Tottenham Hotspurs di menit-menit akhir.
Peace secara mengejutkan menolak tawaran 25 juta poundsterling untuk Berahino dari Spurs. Imbasnya, Berahino sendiri mengancam bahwa ia tak ingin lagi bermain di West Brom. Ia menyatakan bahwa kekejaman sang pemilik klub-lah yang membuatnya melakukan hal demikian.
Selama di West Brom, Berahino sendiri telah mencetak 20 gol dalam 45 penampilannya. Hal ini yang kemudian membuat Spurs berani menawar dengan harga yang cukup fantastis untuk pemain Inggris U-21 ini. Biasanya, ia bermain dengan Kane di tim nasional Inggris. Kemampuannya sebagai seorang poacher dan torehan golnya yang fantastis untuk ukuran youngster diharapkan dapat mempermulus langkah Spurs untuk mengarungi berbagai kompetisi.
Tentu dengan desakan Berahino untuk pindah, angka 25 juta poundsterling menjadi perihal fantastis, apalagi jika mengingat kalau West Brom telah memiliki Salomon Rondon yang didatangkan dari Zenit sebagai suksesor Berahino. Bahkan, Tony Pulis seolah memudahkan langkah Berahino untuk pindah dengan tidak memainkannya di tiga laga awal Premier League. Akan tetapi, harga yang ditawarkan Spurs belum memuaskan Peace.
Baru-baru ini, Peace menyatakan alasan penolakannya terhadap tawaran Spurs di menit-menit terakhir jendela musim panas. Seperti yang dikutip dari laman resmi West Brom.
âSaya telah katakan bahwa menjual Saido (Berahino) di akhir jendela transfer tidak termasuk dalam agenda klub. Tawaran Spurs sendiri tak sesuai untuk merefleksikan nilai sesungguhnya Saido dan juga kami tak memiliki cukup waktu untuk mencari pengganti (Berahino) yang memiliki kemampuan mencetak gol yang tak diragukan di Premier League.â
Hal ini bukan pertama kali dilakukan Jeremy Peace. Taktik ini identik dengan kekeraskepalaannya dalam mendapatkan harga yang sesuai atas penjualan pemainnya.
Peter Odemwingie pernah merasakan bagaimana Jeremy Peace dapat menghentikan segala upayanya untuk pindah. Saat itu, di jendela musim dingin musim 2012/2013, ia telah mengajukan permintaan transfer agar dapat segera dijual. Steve Clarke, manajer saat itu menyetujuinya. QPR meminati dan melakukan penawaran dua juta poundsterling plus Junior Hoillet. Odemwingie yang merasa yakin bahwa negosiasi telah selesai, kemudian langsung pergi ke Loftus Road, markas QPR, untuk melakukan tes medis.
Namun secara konyol, Peter Odemwingie terkaget-kaget karena ia tak diperbolehkan untuk tes medis oleh pihak klub. Pasalnya, negosiasi dengan QPR tiba-tiba dibatalkan. Alasan Jeremy Peace saat itu: Junior Hoillet tak setuju untuk dipinjamkan ke West Brom.
Simak tulisan kasus transfer Berahino dari perspektif sang pemain:Â Bubur yang Basi di Hadapan Saido Berahino
Setelahnya, Odemwingie menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Jeremy Peace. Ia menolak untuk bermain. Namun, West Brom berhasil me-ârestartâ pemain ini. Ia didenda oleh klub 75 ribu poundsterling dan dikritisk habis-habisan oleh penggemar dan media atas sikapnya yang tak profesional. Hal ini kemudian yang mengurungkan niatnya untuk tidak bermain di West Brom dan menunjukkan performa terbaiknya kembali. Namun ia terlambat. Akibat sikapnya yang ogah-ogahan, posisinya direbut oleh Romero Lukaku dan Shane Long. Meski demikian, hal tersebut berbuah positif, di jendela musim panas 2013/2014, Odemwingie berhasil dijual ke Cardiff dengan mahar 2.5 juta poundsterling.
Akan tetapi, penjualan yang sedikit naik ini sendiri sebenarnya adalah buah dari taktik Jeremy Peace yang cukup brillian. Jeremy Peace membuat seolah Odemwingie berhasil di-ârestartâ dan tak ingin meninggalkan klub. Namun, Steve Clarke mengatakan hal yang kontradiktif: Odemwingie akan dijual di jendela musim panas tahun 2013/2014.
Hal ini seolah membuat klub lain yang meminatinya bahwa Odemwingie bisa didapatkan, dengan harga yang tepat. Hal ini berimbas kepada naiknya harga Odemwingie dibandingkan saat jendela musim dingin. Selengkapnya dijelaskan oleh Odemwingie seperti yang dikutip dari The Guardian.
"Apa yang dilakukan pemilik klub [Jeremy Peace] sangat cerdas. Saat awal jendela transfer musim panas, ia berkata ia ingin mempertahankanku, namun ia perlu bicara dengan manajer (Steve Clarke, pada saat itu). Aku menunggu selama tiga minggu namun tak terjadi apa-apa. Peace berkata ia sedang berlibur. Ia kemudian berkata ia akan bicara dengan manajer, Aku menelfon manajer sendiri. Aku berkata: âCoach, pemilik klub mengatakan bahwa ia ingin tetap aku di klub, aku kira kau mengatakan aku bisa dijualâ.â
âKemudian Clarke mengatakan bahwa ia tak pernah bicara dengan Jeremy Peace dan hanya bicara dengan Richard Garlick, (direktur olahraga West Brom saat itu) dan telah setuju untuk menjualku. Ia mempermainkan waktuku dan kemudian ia menang.â
Apa yang terjadi pada Odemwingie di transfer musim dingin persis dengan apa yang terjadi pada Berahino sekarang. Tony Pulis dan Berahino telah setuju untuk berjalan masing-masing. Bahkan, Tony Pulis secara terang-terangan mengatakan bahwa ia tak akan mempertahankan Berahino jika ada tawaran yang sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi, lagi-lagi harga yang membuat transfer kali ini gagal adalah Jeremy Peace sendiri. Sang pemilik klub merasa harga yang diberikan tak sesuai.
Saat ini, Jeremy Peace mengatakan bahwa sekarang fokus klub adalah untuk me-ârestartâ dirinya kembali. Sedangkan Berahino masih mempertimbangkan keputusannya untuk mogok bermain selama jeda internasional ini. West Brom sendiri rasanya tak perlu begitu khawatir atas posisi telah memiliki Rondon yang sedang memiliki momentum yang baik setelah mencetak gol perdananya di pekan ketiga Premier League. Dengan taktik yang hampir sama, sepertinya Jeremy Peace akan mengalami untung besar dari penjualan striker Inggris U-21 sendiri. Tentu jika segala taktik Peace untuk mengembalikan mood baiknya sebagai penyerang trengginas dapat kembali lagi.
Penulis dapat dihubungi lewat akun Twitter @utamaarif
Komentar