Membayangkan Skuat Palermo Jika Tak Menjual Para Pemain Terbaiknya

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Membayangkan Skuat Palermo Jika Tak Menjual Para Pemain Terbaiknya

Karya: Suarlan

Presiden kesebelasan Serie A sering identik dengan kegilaannya terhadap kesebelasan yang dimilikinya tersebut. Kita pun lantas mulai mengenal kegilaan Massimo Ferrero, presiden Sampdoria, atau kontroversialnya Aurelio De Laurentiis, presiden Napoli.

Selain dua nama di atas, terdapat Maurizio Zamparini, presiden Palermo, yang juga tak kalah gila. Zamparini yang mengambil alih kepemilikikan Palermo dari tangan Franco Sensi pada 2002 ini telah mencatatkan jumlah pemecatan yang luar biasa.

Terhitung dalam 13 tahun kepemimpinannya, Zamparini telah memecat pelatih sebanyak 28 kali, atau dengan kata lain, lebih dari dua kali pemecatan pelatih setiap tahunnya. Catatan ini mungkin menunjukkan bahwa Zamparini adalah presiden yang memiliki kesabaran terbatas dalam melihat performa klubnya. Apabila Palermo mengalami kekalahan yang memalukan, atau tren negatif yang panjang, hal-hal tersebut bukan suatu yang mudah dimaafkan oleh presiden berusia 74 tahun tersebut.

Akan tetapi yang menjadi sorotan saya dari Zamparini bukan soal pemecatan pelatih, melainkan ketidaksabarannya dalam hal menjual pemain. Sejak promosi ke Serie A tahun 2004, Palermo kerap menjadi kuda hitam yang selalu menyutlitkan kesebelasan-kesebelasan papan atas karena didukung materi pemain yang mumpuni dalam skuat Palermo.

Meskipun begitu, Zamparini tak akan keberatan jika ada kesebelasan yang tertarik merekrut pemain terbaiknya. Bahkan jika dikumpulkan hingga saat ini, para pemain yang dijual tersebut bisa saja memiliki kekuatan yang menakutkan di Serie A.

Pada pos penjaga gawang, Salvatore Sirigu adalah penjaga gawang berbakat dari akademi Palermo. Pemain yang semasa juniornya berposisi sebagai pemain tengah ini saat ini menjadi kiper kedua timnas Italia.

Sirigu menjadi andalan Palermo sejak musim 2009 sebelum akhirnya datang tawaran dari klub yang mendadak kaya, Paris Saint-Germain, pada 2011. Zamparini tidak kuasa menolak bayaran sebesar 3,9 juta Euro untuk memindahkan Sirigu ke Paris.

Di lini pertahanan terdapat Cristian Zaccardo yang menjadi andalan Palermo sejak tahun 2004-2008. Pemain yang juga anggota timnas Italia ketika juara Piala Dunia 2006 ini adalah pilihan pertama di sisi kanan pertahanan Palermo pada masa tersebut. Permainan solidnya membuatnya menjadi incaran tim-tim besar. Zamparini pun tergiur dengan tawaran Wolfsburg sebesar 7 juta Euro untuk melepas Zaccardo pada tahun 2008.

Pada pos bek tengah, terdapat Simon Kjaer, salah satu pemain belakang terbaik Denmark ketika namanya bersinar bersama Palermo pada periode 2008-2010. Pada masa tersebut Kjaer mencatatkan 62 pertandingan bersama il Rossanero. Namun, sayang lagi-lagi Zamparini melepas Kjaer ke Wolfsburg pada tahun 2010 dengan mahar 10 juta Euro.

Kjaer adalah pemain yang menggantikan Andrea Barzagli. Barzagli sendiri hingga kini menjadi andalan timnas Italia itu menjadi andalan Palermo pada 2004 hingga 2008. Kegemilangan Barzagli mengawal lini pertahanan Palermo berhasil membawa il Rossanero tampil di kompetisi Eropa lewat Piala UEFA.

Akan tetapi, Barzagli yang kini menjadi andalan Juventus pun tidak lama merumput di Stadion Renzo Barbera karena Zamparini juga menerima tawaran Wolfsburg sebesar 13 juta Euro pada tahun 2008. Ini artinya pada tahun yang sama Zamparini menjual dua andalannya di lini belakang ke Wolfsburg, Zaccardo dan Barzagli.

Di sektor kiri, terdapat nama Fabio Grosso. Grosso adalah salah satu pahlawan timnas Italia ketika memenangkan piala dunia tahun 2006 di Jerman. Grosso menjadi andalan lini belakang Palermo pada periode 2004-2006 dengan mencatatkan 90 pertandingan. Selepas Piala Dunia, Grosso dilego ke Inter Milan dengan bayaran sebesar 5 juta Euro.

Bergeser ke tengah terdapat nama gelandang bertahan asal Brasil, Fabio Simplicio, yang menjadi salah satu nyawa Palermo di lini tengah pada 2006 hingga 2010. Dengan catatan 129 pertandingan dan 21 gol menjadi cerminan betapa sentralnya peran Simplicio dalam skema permainan Palermo. Namun pada 2010, lagi-lagi Zamparini tidak dapat menolak pinangan AS Roma sebesar 1,8 juta Euro untuk Simplicio.

Gelandang berbakat lainnya yang pernah merumput di Palermo adalah Josip Ilicic. Pemain timnas Slovenia ini merupakan andalan Fiorentina saat ini. Perannya sangat besar dalam membawa Fiorentina menjadi pemimpin klasemen sementara Serie A.

Di Palermo, Ilicic bermain sebanyak 98 pertandingan dengan torehan 20 gol pada periode 2010-2013. Fiorentina sendiri memboyong Ilicic pada 2013 dengan biaya sebesar 9 juta Euro.

Namun tak ada yang lebih potensial di lini tengah selain Javier Pastore. Keberhasilan Palermo menggaet pemuda Argentina ini dari Huracan sebenarnya mengalahkan klub-klub besar seperti Porto, Manchester United, AC Milan, dan Chelsea. Pastore berhasil mempersembahkan penampilan yang baik sebagai seorang playmaker di Palermo.

Pada periode 2009-2011, Pastore adalah andalan di lini serang Palermo bersama dengan Edinson Cavani dan Fabrizio Miccoli. Hanya dua musim di Palermo sebelum dirinya pergi ke PSG bersama Sirigu pada 2011. Transfer Pastore adalah rekor penjualan yang pernah dicatat oleh Palermo, sebesar 40 juta Euro.

Tak hanya lini tengah dan lini pertahanan, lini penyerangan pun sempat memiliki pemain-pemain dengan kualitas mumpuni. Edinson Cavani yang saat ini menjadi andalan PSG bersama Zlatan Ibrahimovic, pernah bermain untuk il Rossanero pada periode 2007-2010 dengan torehan 34 gol dari 109 penampilan. Cavani pun termasuk komoditas mahal milik Zamparini yanhg akhirnya menjualnya ke Napoli pada tahun 2010 dengan mahar 17 juta Euro.

Kemampuan Cavani seolah melupakan Palermo terhadap Carvalho Amauri. Pemain kelahiran Brasil yang membela timnas Italia ini menjadi andalan Palermo sejak 2006 sebelum dibeli Juventus dengan harga 22,8 juta euro pada 2008. Pada musim pertamanya bersama Palermo, Amauri mencetak 18 gol.

Mati satu tumbuh seribu. Paulo Dybala menjadi pemain potensial terbaru yang dijual Palermo. Torehan 13 gol nya pada musim 2014/2015 menjadikan Dybala sebagai rebutan klub-klub besar Eropa. Pada musim panas lalu, Zamparini mendapatkan 32 juta Euro dari Juventus untuk melepas Dybala ke Turin.

Apabila dibuat dalam suatu formasi, maka para pemain eks-Palermo tersebut dapat membentuk formasi sebagai berikut:

palermo

Selain 11 pemain di atas masih ada Luca Toni yang mencatat 50 gol dari 80 pertandingan, Federico Balzaretti yang juga pernah menjadi andalan AS Roma pada pos bek sayap, atau Simone Barone yang menjadi bagian dari timnas Italia 2006. Namun semua pemain ini dijual begitu saja oleh Zamparini, seperti ke-11 pemain di atas. Jika ditotal, pendapatan yang diterima Palermo dari penjualan pemain-pemain di atas mencapai 179,7 juta Euro.

Bisa dibayangkan andai saja Zamparini lebih sabar dalam membangun kekuatan klubnya, Palermo pasti sudah menjadi kekuatan baru di Serie A. Namun, kenyataannya Palermo sempat terdegradasi pada musim 2013 dan kini sedang terengah-engah di peringat ke-12 klasemen sementara Serie A 2015/2016.

Cukup mengherankan ketika para pelatih dipecat tapi Zamparini sendiri gemar menjual pemain terbaiknya. Karenanya bagi siapapun pelatih Palermo, mereka harus siap dipecat kapan pun dan harus tampil maksimal dengan skuat seadanya.

Penulis adalah abdi negara yang sekarang berstatus mahasiswa master riset yang juga penggemar sepakbola Italia. Dapat ditemukan di Twitter dengan akun @aanisti.


foto: zimbio.com

Komentar