Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari mendaftarkan 23 nama yang mayoritas merupakan penggawa Brasil kala meraih gelar juara Piala Konfederasi 2013. Pada ajang tersebut, Brasil sukses menjadi kampiun dengan mengalahkan Spanyol, tiga gol tanpa balas di babak final.
Brasil telah mengoleksi lima gelar Piala Dunia. Namun, gelar pada 2002 merupakan prestasi terakhir mereka di Piala Dunia. Selebihnya mereka tidak pernah melangkah lebih jauh dari babak perempat final. Penurunan performa para pemain inti menjadi alasan penurunan prestasi Brasil di Piala Dunia. Mereka tidak punya skuat yang padu untuk diturunkan dalam sebuah kompetisi.
Tapi, itu dulu. Tahun demi tahun berganti, dan Brasil tak pernah lelah melahirkan potensi hebat dari seluruh negeri. Kini, Felipao memiliki banyak opsi pemain dengan kualitas yang merata. Ia tidak perlu merasa cemas jika ada satu atau dua pemain intinya yang cedera. Kualitas para pelapis sepadan dengan pemain inti yang biasa dimainkan.
Pemain yang Merata
Di lini belakang, Scolari memiliki bek Bayern Munchen, Dante, yang bisa melapis David Luiz dan Thiago Silva. Ketiga bek ini menjadi andalan di klubnya. Luiz di Chelsea dan Silva di PSG. Felipao tidak memiliki masalah serius di barisan bek mereka.
Di posisi fullback, Big Phil memiliki Maxwell dan Maicon yang menjadi pelapis seandainya Alves dan Marcelo tidak bisa bermain. Baik Maxwell maupun Maicon memiliki kualitas yang tidak terlalu jauh dengan dua fullback inti Brasil. Kelemahan mereka hanyalah dari usia yang sudah mencapai kepala tiga (keduanya berusia 32 tahun) yang membuat mereka dianggap mengalami penurunan kondisi fisik.
Lini tengah Brasil dihiasi gelandang yang mumpuni secara teknik. Mereka adalah Luiz Gustavo, Paulinho, Oscar, Fernandinho, Bernard, dan Hernanes. Kemampuan ketiganya hampir merata, hanya saja peran dan fungsinya yang berbeda.
Gustavo biasa lebih bermain lebih ke dalam dan membantu pertahanan. Sementara itu, Fernandinho dan Bernard lebih sering bergerak ke sisi lapangan untuk membantu penyeran Brasil yang bermain melebar. Begitu pula dengan Oscar yang kemampuannya lebih tereksploitasi jika dimainkan sebagai gelandang serang.
Di sayap, Scolari memiliki Ramires dan Willian yang bisa melapisi Neymar maupun Hulk. Sementara di lini depan, Jo akan menjadi pelapis Fred jika ia tidak bisa bermain. Ia pun tidak perlu risau karena hanya membawa empat enyerang. Neymar dapat ditempatkan sebagai penyerang tunggal jika Fred maupun Jo tidak dapat bermain.
Utak-atik Formasi
Scolari kerap mengubah formasi dari 4-2-3-1, 4-3-3, 4-2-2-2, hingga 4-4-2. Di ajang Piala Konfederasi, Big Phil menggunakan dua poros ganda yang dibalut dalam formasi 4-2-3-1. Luiz Gustavo dan Paulinho didapuk mengisi posisi tersebut.
Formasi yang sama, akan turut diturunkan Scolari di Piala Dunia. Bedanya, kini Big Phil memiliki skema yang lebih kaya untuk memanfaatkan peran para gelandang tersebut.
Gustavo memiliki saingan baru: Fernandinho dan Bernard. Keduanya bisa mendukung pergerakan dua penyerang mereka yang bermain lebih melebar. Pola permainan Brasil pun akan berubah dengan lebih sering bermain di sayap.
Utak-atik formasi ini sebenarnya tidak akan begitu terlihat karena formasi 4-2-3-1 yang diterapkan Scolari begitu cair. Ketika ingin fokus menyerang, maka formasi pun bisa berubah menjadi 4-1-4-1 dengan menginstruksikan Gustavo untuk fokus menjaga pertahanan.
Formasi ini berganti jika Scolari berencana untuk memainkan ball possesion. Gustavo bisa digantikan dengan oleh Hernanes yang mampu menggiring bola semaunya. Formasi pun bisa berubah menjadi 4-3-3 dengan Hernanes yang berdiri di depan dua gelandang lain.
Prediksi
Siapapun tim yang menghadapi Brasil, perlu waspada dengan kemampuan individu yang dimiliki A Selecao. Karena hampir semua pemain Brasil memiliki kemampuan menggiring bola dan melakukan akselerasi.
Sayangnya, Brasil kerap didera rasa frustasi saat kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan. Melawan tim asal Afrika, Gabon, Brasil hanya mampu menjaringkan dua gol. Minimnya kreatifitas serangan akan semakin bertambah jika Neymar atau Oscar ditempel ketat pemain lawan dan tidak bisa mengembangkan permainan. Praktis, A Selecao mesti berharap pada gelandang mereka yang melakukan tusukan ke jantung pertahanan lawan.
Melihat dari kompetensi para pemainnya, A Selecao sepertinya akan dengan mudah melaju ke babak perempat final dan bukan tidak mungkin untuk meraih gelar juara mereka untuk keenam kalinya.
Sumber gambar: vivipedia.com
[fva]
Komentar