Argentina dapat menjamin tempat mereka ke babak 16 besar Piala Dunia dengan kemenangan atas Iran di Belo Horizonte pada Sabtu malam ini.
Meskipun kebobolan lebih awal, Bosnia & Herzegovina membuat Argentina mengalami kesulitan di Maracana, sebelum akhirnya Lionel Messi menginspirasi timnya dengan gol di babak kedua. Setelah gol itu, Argentinabaru bisa mulai bermain dengan cara yang mereka harapkan.
Lawan mereka, Iran, bermain melawan Nigeria pada pertandingan Grup F awal pekan ini dan berakhir dengan skor imbang yang membosankan, 0-0. Namun, ini mungkin bisa diprediksi mengingat bahwa Iran adalah tim yang kebobolan gol paling sedikit di kualifikasi zona Asia.
Kita telah melihat betapa sulitnya Argentina ketika mereka menghadapi lawan yang terorganisir di belakang. namun ini akan menjadi tantangan yang sama sekali berbeda bagi Iran dari yang mereka hadapi saat melawan Nigeria. Tetapi jika mereka dapat mempertahankan organisasi pertahanan mereka, maka bisa jadi kita akan melihat kejutan lain di Piala Dunia ini.
Sorotan Kembali untuk Pertahanan Argentina
Argentina mendapat hasil yang mereka inginkan menghadapi Bosnia, tapi itu bukan kinerja yang paling meyakinkan dari mereka. Mereka memang mengendalikan penguasaan bola (59 berbanding 41 persen) tetapi kalah dalam jumlah tembakan (16-12) dan mendapat hanya dua tembakan yang tepat sasaran (dan berhasil mencetak gol pada keduanya). Argentina perlu untuk memperbaiki kinerja mereka jika mereka ingin maju ke babak 16 besar.
Pertanyaan besar untuk Argentina adalah soal pertahanan mereka. Dalam pertandingan pada sebelumnya, Argentina secara mengagetkan memulai pertandingan dengan formasi 5-3-2 dan bisa dibilang lumayan efektif.
Mereka memang berhasil melakukan tekanan kepada penyerang-penyerang Bosnia dan mereka nyaris menyamakan kedudukan sebelum turun minum. Dengan hanya beberapa menit tersisa, Vedad Ibisevic mampu mencetak gol untuk membuat Bosnia kembali ke dalam permainan, tapi usahanya itu agak terlambat.
Sementara Messi masih menjadi ancaman utama Argentina sepanjang pertandingan. Dia berhasil melakukan dribble sebanyak 7 kali.
Kita semua menyadari bahwa Argentina terkenal dengan penyerangan mereka, tetapi berkebalikan dengan itu, mereka sering kerepotan di pertahanan mereka. Para pemain bertahan tampak tidak memiliki chemistry yang alami. Namun jangan salah paham, bakat yang mereka miliki memang potensial pada Pablo Zabaleta, Ezequiel Garay, dan bahkan Federico Fernández yang memiliki potensi untuk menjadi bek andalan di Eropa. Hal itu malah menunjukan bahwa Argentina masih kesulitan mencari penggnati Javier Zanetti, memang tidak ada yang memiliki pengalaman tim nasional yang cukup untuk menggantikan bek terbaik dalam sejarah Argentina itu.
Dari semua pemain yang menjadi starting XI saat melawan Bosnia, Pablo Zabaleta memiliki caps terbanyak dengan 38 pertandingan. Ketakutan yang timbul untuk turnamen ini adalah Argentina yang tidak memiliki pemimpin yang nyata di pertahanan akhirnya malah bisa menjadi momok untuk mereka sendiri, mengingat fakta bahwa Messi juga mengalami kesulitan untuk mereplikasi bentuk permainannya di FC Barcelona untuk Argentina.
Kekhawatiran lain adalah pada performa kiper mereka, Sergio Romero. Kiper berusia 27 tahun itu saat ini terikat kontrak dengan Sampdoria, tetapi menghabiskan waktunya sebagai pemain pinjaman di AS Monaco. Romero hampir tidak mendapatkan waktu bermain di Monaco, tercatat ia hanya turun dalam 3 pertandingan di Ligue 1.
Performanya yang meragukan terlihat jelas pada gol Ibisevic. Ia membiarkan bola yang agak lemah bersarang di gawangnya. Akan menarik untuk melihat bagaimana dia bermain ketika ia harus menghadapi lawan yang keras.
Untungnya, Argentina bisa dibilang berada di grup yang mudah, tetapi mereka akan tergantung pada siapa yang akan menjadi runner-up Grup E. Argentina perlahan-lahan bisa mulai mengkhawatirkan jika mereka tidak mulai tampil konsisten. Namun dua lawan mereka selanjutnya, Iran dan Nigeria, di atas kertas seharusnya bisa menjamin kemenangan mudah bagi La Albiceleste.
Iran yang Membosankan
Sedangkan di sisi lain, Iran datang ke Belo Horizonte dengan bekal hasil imbang 0-0 melawan Nigeria. Iran memang diperkirakan tidak memiliki banyak kesempatan di grup F, bahkan tidak ada yang memprediksi mereka untuk menduduki posisi runner-up.
Tidak banyak yang bisa diharapkan dari pasukan penyerang Iran, tetapi sebaliknya dengan Argentina, mereka tampil baik secara defensif. Pada pertandingan sebelumnya, Nigeria mengalami kerepotan karena sulit sekali menembus kokohnya pertahanan Nigeria. Lalu memang kalau boleh jujur, hanya itu saja yang membuat repot Nigeria, mereka sama sekali tidak khawatir dengan penyerang-penyerang Iran pada pertandinga itu.
Iran memiliki kualifikasi yang fantastis di zona AFC setelah mereka menduduki puncak grup dan berhak untuk lolos langsung ke Piala Dunia. Bahkan Iran tidak mendapatkan terlalu banyak bantuan dari gelandang serang mereka yang bermain di Eropa, Ashkan Dejagah. Dejagah yang bermain di Fulham, bersama dengan Reza Ghoochannejhad (Charlton Athletic) juga, memang menjadi senjata ofensif terbesar yang mereka miliki.
Jika ingin menang, Iran harus mencoba menundukkan Argentina dengan serangan balik, satu hal yang sebenarnya pasukan Carlos Queiroz tidak memiliki potensi juga. Iran bisa saja bermain anti-sepakbola dengan formasi andalan 4-2-3-1 yang mereka gunakan saat melawan Nigeria, sambil berharap ada keajaiban yang bisa membuat mereka mencetak gol. Namun, jika Iran berhasil menahan Argentina 0-0, rasanya itu sudah akan menjadi prestasi terbesar mereka di turnamen ini.
Meski tidak mengambil banyak hal positif dari pertandingan sebelumnya, Iran mendapatkan kinerja yang solid dari bek kiri mereka, Mehrdad Pooladi. Pooladi bisa mencetak 9 buah clearance dan menghentikan serangan Nigeria. Bersama Jalal Hosseini, ia menguasai pertahanan Iran.
Iran juga akan membutuhkan Javad Nekounam untuk mengontrol lini tengah mereka. Nekounam adalah kapten tim dan memiliki 141 penampilan dalam 14 tahun karirnya untuk Iran. Dia bisa memulai serangan balik ketika Iran memiliki kesempatan. Ia bermain di sisi yang sama dengan Dejagah saat melawan Nigeria, tapi memang keduanya tidak bisa menciptakan keajaiban apapun.
Prediksi Formasi Kedua Tim
Sejujurnya, Queiroz akan senang-senang saja untuk bermain dengan gaya yang sama saat mereka bermain imbang 0-0 dengan Nigeria. Akan sangat naif jika ia menginginkan sebuah kemenangan dengan sepakbola menyerang saat melawan La Albiceleste nanti.
Rasa-rasanya ia akan menurunkan starting XI yang sama saat melawan Nigeria, dan juga bermain dengan cara yang sama.
Sementara Argentina akan mencoba membuktikan kepada dunia bahwa penyerang-penyerang mereka adalah barisan penyerang terbaik di Piala Dunia kali ini. Dengan masih mengandalkan Messi, Alejandro Sabella sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir dengan bobroknya pertahanan mereka.
Argentina (4-3-3): Romero; Zabaleta, Garay, Fernández, Rojo; RodrÃguez, Mascherano, MarÃa; Messi (c), HiguaÃn, Agüero
Iran (4-2-3-1): Haghigi; Montazeri, Hosseini, Sadeqi, Pooladi; Nekounam (c), Teymourian; Heydari, Hajsafi, Dejagah; Ghoochanneijhad
Wasit: Milorad Maži? (Serbia)
Prediksi Hasil Pertandingan
Ini mungkin bukan pertandingan yang paling menarik di Piala Dunia ini, tetapi bisa menjadi menarik untuk melihat bagaimana Argentina membuktikan serangan mereka yang mematikan itu.
Carlos Queiroz dan Iran harus dipuji untuk kinerja mereka saat melawan Nigeria, mereka menjadi tim yang sangat disiplin sejauh ini. Namun, Argentina memiliki serangan paling menakutkan di dunia, dan terlalu banyak kualitas yang harus dibebani oleh Iran jika mereka ingin menahannya. Secara realistis, hasil imbang 0-0 adalah hasil yang akan membuat Iran bangga setengah mati.
Argentina akan menyerang mati-matian, sekali-sekali mereka akan membiarkan pertahanan mereka terekspos. Tapi jika Sergio Romero tidak melakukan gerakan-gerakan aneh di gawang Argentina, tampaknya Iranpun akan sangat sulit untuk mencetak gol.
Sepakbola menyerang melawan sepakbola bertahan. Tim yang boleh-boleh saja untuk bereksperimen melawan tim yang disiplin. Namun pertandingan ini akan membuktikan kepada kita semua bahwa menyerang adalah bentuk terbaik dari pertahanan. 3-0 untuk Argentina.
(dex)
Komentar