Dalam hakikatnya, tim nasional sepak bola Brasil adalah perwujudan dari permainan sepakbola yang indah. Kinerja 11 pemain yang âmenariâ di atas lapangan hijau akan membuat penggemar sepakbola negara manapun akan melihat lawan yang dihadapi Brasil tertegun lesu karena kalah.
Namun Brasil pada Piala Dunia 2014 telah menghilangkan prinsip yang harusnya tertanam dalam setiap pemain kelahiran Brasil: sepakbola Brasil adalah sebuah karya dan warna yang khas dengan menampilkan sepakbola yang memikat dan menghibur.
Brasil saat ini memainkan sepakbola yang tak menggambarkan sepakbola Brasil sebenarnya. Brasil kali ini mulai memiliki tujuan utama dalam memainkan sepakbolanya: mengincar kemenangan.
Yang terjadi justru lebih buruk. Saat ini Brasil tercatat sebagai salah satu tim dengan jumlah pelanggaran terbanyak . Skuat asuhan Luis Felipe Scolari ini tak akan ragu untuk bermain keras, bahkan cenderung kasar. Pada laga perempat final melawan Kolombia, Brasil melakukan 31 dari 54 pelanggaran yang terjadi pada pertandingan itu.
"Joga bonito hari ini tidak ada," ujar Bira Brasil Lima, komentator sepak bola untuk TV Globo, dalam sebuah wawancara. "Itu adalah mentalitas lama. Tim yang bermain saat ini jauh dari hal itu, sangat-sangat jauh."
Kekuatan fisik seolah menjadi kekuatan utama Brasil saat ini. Itu terlihat dengan apa yang mereka lakukan terhadap bintang Kolombia, James RodrÃguez. Maka jangan heran jika pada pertandingan semi final melawan Jerman nanti, hal yang sama akan kembali terjadi. Karena skuat Jerman memiliki pemain-pemain berkelas macam Thomas Mueller, Mesut Oezil, dan bahkan Toni Kroos.
Memang, permainan seperti ini menjadi pro dan kontra baik bagi publik Brasil maupun pendukungnya di negara lain. Alex Bellos, penulis buku berjudul âFutebol: The Brazilian Way of Lifeâ, mengatakan pertanyaan yang sering dikutip di seantero Brasil, âMana yang lebih baik, menang dengan bermain jelek atau kalah dengan bermain indah?â
Sekarang, hampir semua pemain bermain untuk klub Eropa, hanya 4 pemain yang bermain di klub lokal. Berbeda dengan skuat-skuat Brasil sebelumnya yang masih banyak pemain yang bermain klub lokal. Tentunya hal ini sedikit banyak mempengaruhi gaya bermain tim.
"Tim terakhir yang memenangkan Campeonato Brasiliero dengan gaya Brasil adalah Cruzeiro pada tahun 2003. Saat ini, perlahan-lahan tim lokal pun telah meninggalkan ciri khas-nya," kata Lima, merujuk pada gelar liga divisi utama Brasil. "Ini tidak sangat menghibur bagi saya. Tetapi tim berhasil melakukannya, sehingga banyak tim yang tenggelam dalam pencarian gelandang bertahan terbaik ketimbang penyerang berkelas."
âTentunya ada pemain hebat di setiap tim," kata Lima," Tetapi hanya satu atau dua saja, permainan ini telah berubah dan mereka akhirnya memaksakan untuk mencincar kemenangan. Tidak seperti pada Piala Dunia 1994.â
Maka dari itu, bagi beberapa pendukung Brasil, saat ini mungkin saat ini mereka tengah berkabung. Karena untuk sementara joga bonito âsedang matiâ -paling tidak bagi semua fans yang akan memadati Estádio Mineirão ketika Brasil menghadapi Jerman di semi-final.
Jadi jika ada yang berharap bisa menyaksikan playmaker Brasil yang dinamis menari anggun di atas lapangan hijau, pasti mereka akan kecewa. Karena saat ini, Brasil sudah kepalang tanggung dan akan memaksakan kemenangan dengan cara apapun untuk mengincar dua kemenangan yang akan membuatnya meraih trofi juara yang ke-6.
[foto: bleacherreport.com]
[ar]
Komentar