Mengenal Cardiac Arrhytmia, Penyakit yang Mengancam Karier Abdelhak Nouri

Sains

by Redaksi 33 29724

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengenal Cardiac Arrhytmia, Penyakit yang Mengancam Karier Abdelhak Nouri

Berita duka menyelimuti Ajax Amsterdam. Salah satu pemain muda terbaik mereka, Abdelhak Nouri, didiagnosa terkena kerusakan otak (brain damage). Akun Twitter resmi Ajax melansir bahwa kerusakan otak yang diderita Nouri ini bersifat permanen. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Beberapa hari silam, Nouri mengalami kolaps ketika bertanding untuk Ajax Amsterdam dalam laga uji tanding pramusim melawan Werder Bremen. Ketika itu, ia langsung dibawa ke rumah sakit dan didiagnosa terkena cardiac arrhythmia.

Setelah dirawat di rumah sakit, perlahan detak jantung Nouri pun menjadi stabil. Namun, alih-alih sembuh, ternyata hasil diagnosa tim dokter rumah sakit bicara lain. Nouri divonis alami kerusakan otak permanen, dan kecil kemungkinan baginya untuk sembuh (masih ada kemungkinan, tapi sedikit).

Sontak kabar ini pun mengejutkan semua pihak. CEO Ajax yang juga mantan pemain Manchester United, Edwin van der Sar, mengatakan bahwa ini kabar buruk bagi Ajax Amsterdam. Mereka kehilangan salah satu talenta terbaik yang mereka miliki. Pemain berusia 20 tahun itu bahkan mulai menunjukkan kualitasnya bersama tim senior Ajax dan timnas Beland U19.

“Buruk, benar-benar buruk. Kami turut berduka atas kondisi (Abdelhak) Nouri ini. Duka kami untuk orang tua, keluarga, serta kerabat dekat Nouri juga. Duka juga untuk Ajax, meski kami tahu bahwa kondisi seperti ini bisa saja terjadi kapanpun. Abdelhak Nouri adalah salah satu talenta terbaik yang kami miliki, dan kami tidak pernah menduga bahwa ia akan mengalami hal seperti ini,” ujar Van der Sar seperti dilansir Bleacher Report.

Menarik untuk mengamati fenomena yang dialami oleh Nouri ini, apalagi seminggu sebelum tanding melawan Bremen, Nouri dinyatakan lolos tes medis yang dilakukan Ajax. Tapi Cardiac arrhythmia, penyakit yang menimpa Nouri, menjadi salah satu penyebab kerusakan otak yang diderita oleh Nouri.

Sekilas tentang cardiac arrhythmia

Secara umum, cardiac arrhythmia adalah sebuah penyakit/kondisi ketika jantung manusia tidak berdetak seperti biasanya, Rhytm atau detak jantung mendadak menjadi abnormal, tidak seperti biasanya karena adanya pengaruh impuls dari saraf yang memengaruhi detak dari jantung tersebut.

Ada beberapa jenis arrhythmia, tapi yang biasa menyerang dan mengidap jantung manusia ada dua, yaitu tachycardia dan bradycardia. Tachycardia adalah sebuah penyakit/kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat, sedangkan bradycardia adalah penyakit/kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat.

Keduanya adalah abnormalitas dari detak jantung, dan punya efek samping tersendiri. Kadang arrhythmia tidak begitu mengancam, jika hanya terjadi sesaat. Namun jika terjadi dalam waktu lama, arrhythmia dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit lain, dan yang paling buruk adalah cardiac arrest, atau gagal jantung.

Penyebab dari cardiac arrhythmia ini pun beragam, tergantung dari jenis cardiac arrhythmia yang diderita oleh masing-masing orang. Jika terkena tachycardia (detak jantung lebih cepat), penyebabnya biasanya adalah karena kecemasan berlebih, terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan kafein, terlalu banyak merokok, serta terlalu kelelahan.

Sedangkan bradycardia (detak jantung lebih lambat) lazimnya menyerang orang yang sudah tua, dikarenakan metabolisme tubuh yang sudah menurun, ataupun pemompa jantung dalam tubuh yang sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya (faktor usia). Kedua arrhythmia ini, jika dibiarkan dalam waktu yang lama maka bisa mengakibatkan gagal jantung.

Lalu, bagaimana cardiac arrhythmia ini dapat memengaruhi otak, seperti yang terjadi pada Nouri?

Daily Mirror melansir bahwa kerusakan otak yang diderita oleh Nouri ini diakibatkan oleh kurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak Nouri. Kita pikir secara logika dulu. Ketika jantung berdetak tidak sebagaimana mestinya, maka pasokan darah dan oksigen ke otak pun pasti akan kurang. Ini bisa dikatakan benar. Jika dilihat dari gejalanya, Nouri terkena tachycardia, bisa jadi karena kecemasan yang ia alami, dan kecemasan itu sifatnya berlebihan.

Soal berhubungannya otak dan jantung ini pun diperkuat oleh sebuah studi yang dilakukan oleh A. M. Davis dan B. H. Natelson dari Department of Physical Medicine and Rehabilitation, UMDNJ-NJ Medical School, East Orange, Amerika Serikat. Dalam studi mereka, Davis dan Natelson menjabarkan bahwa ada interaksi yang kuat antara jantung dan otak, sehingga jika salah satu organ terganggu, besar kemungkinan organ lain akan terganggu pula.

Dalam studi yang berfokus kepada neurokardiologi, tersebut, Davis dan Natelson menjabarkan sebuah kisah tentang seorang perempuan yang kerap mengalami migrain dan juga menggigil secara tiba-tiba ketika bangun dari tidur. Sang suami yang merupakan ahli saraf pun menganalisis penyebab sakit sang istri, dan ia tidak menemukan kelainan di sarafnya.

Sang istri pun akhirnya meminta sang suami untuk membawanya ke dokter spesialis jantung. Akhirnya, ditemukan bahwa sang istri menderita tachycardia, dan pada akhirnya dengan perawatan yang tepat, sang istri bisa tertolong. Ternyata sakitnya kepala sang istri ada kaitan dengan detak jantungnya yang tak normal.

Contoh kasus yang dijabarkan dalam studi tersebut menggambarkan bahwa ada hubungan yang erat antara otak, sebagai pusat saraf, dan jantung, sebagai pusat dari pengalir darah ke seluruh tubuh. Impuls yang kurang ke jantung dari otak dapat menyebabkan cardiac arrhythmia pada seseorang, pun dengan detak jantung yang tak normal dapat memengaruhi sirkulasi darah dan oksigen ke otak seseorang.

Kita dapat memerhatikannya dari kasus Nouri ini. Diagnosa awal dokter menyebut bahwa ia terkena cardiac arrhythmia. Kesalahan dari diagnosa pertama adalah ia tidak langsung memeriksa kondisi otaknya, dan lebih berfokus pada proses resuscitate jantungnya yang sempat berdetak tak normal. Hasilnya, penanganan pun menjadi tak seimbang.. Jantungnya selamat, tapi otaknya tidak.

Penyembuhan

Seperti yang diujarkan di akun Twitter resmi Ajax Amsterdam, kerusakan otak yang dilanda oleh Nouri ini sifatnya permanen. Malah, media menyebut bahwa kecil kemungkinan Nouri akan sembuh dari kerusakan otak ini.

Kerusakan otak memang banyak macamnya, dan cara untuk sembuhnya pun berbeda-beda. Ada yang sembuh dengan sendirinya (kerusakan otak ringan), ataupun ada juga yang sembuh setelah melalui serangkaian perawatan (kerusakan otak sedang).

Yang diderita oleh Nouri tampaknya adalah kerusakan otak berat, karena suplai oksigen dan darah yang masuk ke otaknya tidak banyak. Apalagi ini terjadi ketika ia bertanding, saat ketika jantung bekerja berat dan tubuh perlu banyak asupan darah dan oksigen dari pompaan jantung.

Apa yang diujarkan oleh akun Twitter resmi Ajax dan media-media luar negeri seperti Daily Mirror ataupun The Telegraph tidaklah salah. Sulit bagi Nouri untuk sembuh, apalagi diagnosa ini keluar lewat hasil tes MRI. Walau kemungkinan untuk sembuh kecil, masih bisa dilakukan terapi berkelanjutan bagi yang menderita kerusakan otak berat ini.

Pertama, harus dipastikan bahwa asupan darah dan oksigen ke otak lancar, sehingga otak bisa tetap bekerja. Kedua, lakukan terapi fisik dan terapi bicara agar orang yang terkena kerusakan otak tersebut tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.

Yang paling terakhir, sekaligus yang paling penting adalah dukungan psikologis dari keluarga. Keluarga sebagai orang terdekat harus tetap mendukung, agar orang yang mengalami kerusakan otak ini tetap semangat menjalani hari. Mereka tidak akan merasa terkucilkan karena akan ada orang yang selalu mendukung mereka.

Intinya, dari apa yang Nouri derita ini, kita bisa menyimpulkan bahwa ada hubungan erat antara otak dan jantung. Dua-duanya adalah organ penting yang saling berhubungan. Maka ketika satu kena masalah, maka yang lain pun akan terkena masalah juga.

Sumber: American Heart Association, WebMD

Sumber Jurnal:

Davis A.M., & Natelson B. H. Brain-heart interactions. The neurocardiology of arrhytmia and sudden cardiac death. Texas Heart Institute Journal. 1993;20: 158-169)

Komentar