Kemampuan yang Membedakan Kualitas Pemain Sepakbola

Sains

by Redaksi 9 36317

Redaksi 9

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kemampuan yang Membedakan Kualitas Pemain Sepakbola

“Masalah di dalam sepakbola adalah anda belajar cara bermain yang salah - eksekusi dulu, lalu mengambil keputusan, dan persepsi terakhir. Saya kehilangan banyak pemain top karena kepala (fokus) mereka ada di bola. Mereka tidak melihat apa yang ada di sekitar mereka.” – Arsene Wenger

Sepakbola mungkin terlihat seperti permainan yang cukup sederhana. Namun, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilihat dari pertandingan apabila kita memperhatikan dengan lebih detail.

Menurut Wenger, dalam sepakbola ada miliaran situasi berbeda yang mungkin terjadi dan tidak ada situasi yang persis sama dengan yang sebelumnya. Tentunya masuk akal karena dalam sepakbola, masing-masing tim memiliki sebelas pemain di atas lapangan hijau dan setiap pemain memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu dengan yang lain. Banyak hal yang mempengaruhi penciptaan situasi ini termasuk gaya bermain, taktik, dan sistem yang digunakan oleh para manajer dari kedua tim dalam permainan.

VIDEO: Update informasi sepakbola dunia



Namun, dua faktor utama yang nampaknya berdampak signifikan dalam permainan adalah awareness (kesadaran) dan decision making (pengambilan keputusan). Kedua atribut inilah yang memisahkan pemain top yang bermain di level sepakbola tertinggi dengan pemain yang bermain di level yang lebih rendah.

Awareness di sepakbola adalah kesadaran serta kemampuan seorang pemain untuk membaca dan bereaksi dengan cepat terhadap situasi di sekitarnya. Awareness tentunya berhubungan sangat erat dengan konsentrasi, antisipasi, visi, serta decision making. Sementara decision making adalah kemampuan membuat keputusan berdasarkan situasi yang terjadi.

Dalam sepakbola, seorang pemain seharusnya bermain dengan pandangan ke atas, bukan terpaku ke bola. Hal ini agar sang pemain punya visi/persepsi yang baik terhadap keadaan sekitarnya dan agar pemain mengerti apa yang sedang terjadi dan apa yang kemungkinan akan terjadi kemudian. Maka dari itulah seorang pemain haruslah mengangkat kepalanya dan melakukan scanning/checking di setiap situasi.

Setelah melakukan scanning/checking kemudian ia harus berpikir dengan cepat untuk mengambil keputusan sebelum memainkan bola. “Apa yang harus saya lakukan dalam situasi ini? Teknik apa yang harus saya gunakan? Ke mana saya harus bergerak dan ke mana rekan tim saya akan bergerak? Kapan saya harus bertindak? ".

Seorang pemain bola biasanya hanya memiliki sepersekian detik untuk melakukan semua itu, terutama dalam permainan dengan intensitas tinggi. Inilah sebabnya mengapa kesadaran spasial dan posisional yang sangat baik serta kemampuan berpikir cepat dan pengambilan keputusan yang cerdas sangat penting dalam sepakbola. Pemain sepakbola terbaik selalu satu, dua, atau bahkan tiga langkah di depan lawan mereka.

“Saya mencoba melihat ke atas secepat mungkin, mencoba membaca situasi, tetapi sepakbola sangat cepat, hanya sepersekian detik, dan kemudian anda membuat keputusan.” – Kevin de Bruyne

Bagaimanapun, para pesepakbola adalah manusia. Tidak seperti robot yang dapat diprogram untuk membuat keputusan tertentu secara konsisten dan mengeksekusi teknik dengan sempurna serta dengan akurasi yang luar biasa. Tentunya manusia tidak bisa seperti itu. Hal ini dikarenakan ada aspek-aspek psikologis, neurologis, serta kognitif pemain itu sendiri yang sangat mempengaruhi keputusan yang diambil pemain tersebut dalam suatu situasi.

Tentunya pemain yang sudah kelelahan akan memiliki kecenderungan decision making yang berbeda dengan pemain yang masih segar. Hal ini dikarenakan adanya neural dan muscle fatigue (kelelahan saraf dan otot) yang mengakibatkan performa pemain menurun. Seorang pemain yang sudah lelah cenderung akan lebih memilih melakukan aksi yang tidak memakan banyak energi dibanding pemain yang segar.

Psikologi juga berperan besar dalam pengambilan keputusan. Inilah sebabnya, sebagaimana disebutkan sebelumnya, setiap situasi adalah unik. Setiap keputusan juga unik. Pemain yang sama dapat membuat keputusan yang berbeda dan mengeksekusi satu atau beberapa tindakan yang berbeda walaupun dia mendapati dirinya dalam situasi yang mirip dengan sebelumnya. Selain dari pemahaman taktis dan kecerdasan bermain, psikologi sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan di sepakbola.

Menurut FA Inggris, psikologi dalam sepakbola dapat dibagi menjadi 5 C: Control, Confidence, Commitment, Communication, and Concentration.

Control di sini berarti mengatur pikiran dan emosi untuk menjaga kualitas performa. Pemain yang memiliki kontrol pikiran dan emosi yang baik tentunya akan dapat bertindak dengan lebih tenang di situasi apapun, bahkan saat tensi pertandingan sedang sangat tinggi.

Confidence di sini berarti rasa percaya diri, perasaan positif tentang kemampuan sendiri. Pemain dengan rasa percaya diri lebih tinggi cenderung lebih berani mengambil risiko dan cenderung lebih baik dalam hal mengambil keputusan dan mengeksekusi teknik.

Commitment berarti kuantitas dan kualitas motivasi seseorang yang mendorongnya menuju tujuannya. Salah satu kalimat Bahasa Jawa yang cukup familiar yang sering digunakan untuk mendeskripsikan pemain dengan komitmen tinggi adalah “wani nggetih”. Tentunya komitmen dan determinasi tinggi ini tidak hanya terlihat pada saat pertandingan sedang berlangsung, namun juga pada saat latihan. Salah satu contoh pemain dengan komitmen dan determinasi tinggi adalah pemain yang datang awal dan melakukan extra training setelah sesi latihan selesai.

Communication berarti kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi antara satu dengan yang lain. Tanpa adanya komunikasi serta chemistry yang baik, tentunya teamwork tidak akan terjalin.

Dan yang terakhir, concentration, yang berarti kemampuan seseorang untuk fokus pada hal yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya pemain dengan konsentrasi yang baik juga memiliki awareness yang baik dan secara langsung akan berakibat ke baiknya kemampuan decision making pemain tersebut.

Kelima sudut psikologi dalam sepakbola ini sama pentingnya antara satu dengan yang lain, tetapi tidak setiap pemain memiliki semuanya. Mereka yang berhasil mengembangkan kemampuan psikologis ini dari usia muda jauh lebih mungkin untuk mencapai level tertinggi sepakbola ketimbang mereka yang lebih fokus ke pengembangan teknik dan fisik terlebih dahulu.

Salah satu isu yang paling sering dihadapi di dunia persepakbolaan di Indonesia adalah kurangnya perhatian terhadap pengembangan game intelligence, tactical understanding, serta decision making, dan awareness sejak usia muda. Masih banyak yang mengira bahwa kemampuan fisik dan teknik adalah hal terpenting dalam youth development. Padahal pada kenyataannya, seiring bertambahnya usia serta waktu bermain dan pengalaman, kemampuan teknik dan fisik akan berkembang dengan sendirinya.

Menurut coach educator ternama di dunia, Raymond Verheijen, sepakbola terdiri dari empat hal :

  1. Insight: Kemampuan untuk membaca permainan melalui awareness
  2. Decision making: Memilih keputusan terbaik berdasarkan prinsip permainan
  3. Technique: Mengeksekusi keputusan yang dipilih menggunakan teknik yang baik dan benar
  4. Conditioning: Kemampuan fisik untuk melakukan tiga hal di atas dengan baik dan konsisten selama 90 menit

Jika seorang pemain tidak terbiasa dan tidak dibiasakan untuk bermain dengan prinsip dimana awareness dan decision making, maka pemain cenderung akan bermain dengan cara yang “salah”.

Terima bola ⇒ Lihat keadaan sekitar ⇒ Membuat keputusan ⇒ Memainkan bola

Jika seorang pemain bola menerima bola terlebih dahulu baru melihat keadaan sekitar dan membuat keputusan, maka peluang kehilangan bola tentunya akan jauh lebih besar dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke proses memainkan bola jauh lebih lama.

Lihat keadaan sekitar ⇒ Membuat keputusan ⇒ Terima bola ⇒ Memainkan bola

Namun jika pemain berhasil mengumpulkan informasi terlebih dahulu dengan cara melakukan checking/scanning keadaan sekitar lalu membuat keputusan sebelum menerima bola, maka permainan akan terjalin lebih cepat. Pemain cenderung akan membutuhkan lebih sedikit sentuhan dan tentunya lawan akan punya lebih sedikit waktu untuk bereaksi terhadap aksi yang dilakukan pemain tersebut.

Komentar