Kafein adalah zat yang terkandung di dalam kopi dan beberapa minuman ringan lainnya. Kafein bukan hal yang baru di Indonesia maupun negara-negara lainnya. Beberapa orang bahkan merasa kurang jika belum mengkonsumsi kafein dalam satu hari. Berbagai kalangan tanpa mengenal status sosial banyak yang mengkonsumsi kopi. Termasuk para pemain sepakbola.
Melihat dari statusnya di dunia olahraga, kafein sempat menjadi zat yang terlarang dan masuk ke dalam daftar doping. World Anti-Doping Agency (WADA) memasukan kafein ke dalam prohibited list (daftar zat terlarang) pada tahun 1962. Kafein kemudian keluar dari daftar pada tahun 1972. Sebelum kembali masuk daftar zat terlarang di tahun 1984.
Kemudian sejah tahun 2003, WADA kembali mencabut kafein dari daftar zat terlarang. Maka kini kafein merupakan zat yang boleh dikonsumsi oleh atlet. WADA beranggapan stimulan yang diberikan oleh kafein hanya bersifat ringan.
Pertanyaannya kemudian, apakah kafein dapat mempengaruhi performa pemain sepakbola?
Terdapat beberapa penelitian yang mencoba untuk menjawab penelitian ini. Sebagian besar penelitian menghasilkan kafein memberikan perkembangan kemampuan fisik seseorang. Kemampuan, berlari jarak jauh, sprint, dan melompat dapat meningkat setelah mengkonsumsi protein. Namun tidak dengan kemampuan teknik.
Penelitian tentang dampak kafein terhadap kemampuan teknik seperti dribbling, passing, dan menerima umpan, menghasilkan kesimpulan yang beragam. Beberapa penelitian mengatakan bahwa kafein dapat meningkatkan kemampuan tersebut, beberapa penelitian lainnya tidak.Ã Maka kini yang bisa kita simpulkan hanyalah kafein memberikan efek pada kinerja fisik, namun tidak pada teknik.
Masalahnya sekarang adalah kafein dapat ditemukan dimana-mana. Banyak minuman dan makanan yang mengandung kafein di dalamnya. Mengkonsumsi kafein memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Maka penting bagi para pemain sepakbola dan pelatih untuk mengetahui hal-hal berikut sebelum mengkonsumsi kafein.
Yang pertama, hasil penelitian memang menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan kemampuan fisik seseorang. Namun tidak boleh dilupakan bahwa kafein juga dapat menyebabkan ketergantungan pada seseorang. Kemudian seiring berjalannya waktu, dampak positif dari kafein tersebut akan berkurang jika seseorang telah terlalu banyak mengkonsumsi kafein.
Kedua, selain keuntungan yang diberikannya, kafein juga memberikan efek samping yang kurang baik. Gejala-gejala awal seperti pusing, mual, sakit kepala, mudah marah, dan beberapa gejala lain hanya awal dari dampak negatif kafein. Dampak lain yang merupakan lanjutan dari gejala awal adalah ketika seseorang mulai ketergantungan dan merasa gelisah ketika belum mengkonsumsi kafein. Hasilnya, orang tersebut tidak dapat bekerja maksimal ketika belum mengkonsumsi kafein.
Yang ketiga adalah masalah dosis yang tepat dalam mengkonsumsi kafein. Banyak pelatih dan atlet yang tidak mengetahui seberapa banyak kafein yang baik untuk dikonsumsi. Mereka hanya beranggapan bahwa semakin banyak akan semakin baik. Padahal hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi kafein terlalu banyak justru tidak akan menghasilkan keuntungan fisik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kafein yang baik untuk dikonsumsi adalah 3-4 mg/kg berat tubuh. Kafein ini dikonsumsi pada saat 60 menit sebelum aktivitas. Mengkonsumsi kafein lebih dari ini justru akan menyebabkan kecemasan dan kegelisahan saat bertanding hingga menyebabkan masalah pada sistem kardiovaskular.
Jadi apakah kafein memberikan keuntungan pada pemain sepakbola? Untuk masalah fisik jangka pendek, iya. Namun perlu diingat, sepakbola bukan olahraga yang hanya mengandalkan fisik saja. Sepakbola adalah olahraga yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Di tambah lagi, bagi seorang pemain sepakbola, kafein hanya memberikan keuntungan jangka pendek dan kerugian di masa mendatang. Ancaman ketergantungan dan berbagai macam efek samping yang menunggu setelahnya akan jauh lebih merugikan ketimbang peningkatan kemampuan fisik sementara yang tidak seberapa.
Maka dari itu semua ahli nutrisi sepakat bahwa kafein bukanlah zat yang dianjurkan bagi para pemain sepakbola. Resiko yang disebabkan oleh kafein jauh lebih besar ketimbang keuntungan yang ditawarkannya.
(abi)
Komentar