Jangan Biarkan Anak Anda Menyundul Bola!

Sains

by redaksi

Jangan Biarkan Anak Anda Menyundul Bola!

Beberapa waktu lalu, FA baru saja mengeluarkan peraturan baru untuk melindungi pemain dari cedera kepala. Kini isu soal masalah pada kepala bagi pemain bola kembali muncul. Kali ini giliran anak-anak yang menjadi pusat perhatian. Hal ini berdasarkan dari pernyataan Dr. Michael Grey, ahli motor neuroscience di Universitas Birmingham.

Dr. Michael Grey menyatakan bahwa menyundul bola adalah aktivitas yang berbahaya bagi anak-anak. Anak-anak belum memiliki struktuk kepala yang cukup kuat untuk bisa menerima benturan dengan bola. Otot leher yang menopang kepala mereka serta tulang tengkorak yang melindungi otak masih sangat rentan jika mendapatkan benturan.

Meski begitu, Dr. Grey juga mengatakan bahwa bukan berarti anak-anak menjadi dilarang untuk bermain sepakbola. “Aku tidak berfikir untuk melarang anak berolahraga, hanya saja mungkin ada peraturan yang diubah dan cara kita melatih mereka,” kata Dr. Grey dalam sebuah wawancara. Beberapa sekolah di Amerika bahkan sudah terang-terangan melarang siswanya menyundul bola.

Memang belum ada yang mengetahui pada umur berapa seorang anak memiliki struktur kepala yang cukup siap untuk menyundul bola. Beberapa ahli mengatakan bahwa setelah umur 14 tahun seorang anak baru memiliki struktur kepala yang baik. Namun menurut Dr. Grey hal ini akan kembali ke masing-masing individu anak tersebut. Mungkin ada anak yang siap lebih cepat mungkin juga ada anak yang siap lebih lama.

Tidak hanya anak, Dr. Grey juga mengatakan bahwa menyundul juga memberikan bahaya kepada orang dewasa bahkan pemain profesional. Jeff Astle menjadi satu kasus di dalam sepakbola yang mengharuskan sepakbola mulai memikirkan kembali persoalan ini. Jeff Astle adalah pemain West Bromwich Albion di tahun 60 dan 70an. Jeff Astle kemudian meninggal pada tahun 2002 lalu. Dokter menyatakan bahwa Jeff Astle meninggal akibat gangguan di otak yang disebabkan benturan terus-menerus yang diterima kepalanya.

Perkembangan teknologi pada sepakbola memang terus berkonsentrasi untuk melindungi pemain dari ancaman cedera termasuk cedera kepala. Dulu bola sepak dibuat dari bahan kulit yang dijahit. Bahan bersifat menyerap air sehingga bola akan menjadi lebih berat ketika basah. Hal ini yang kemudian disinyalir banyak pemain sepakbola yang mengalami cedera kepala ketika itu.

Sekarang bahan yang digunakan untuk membuat bola sepak diubah menjadi kulit sintetis yang tidak menyerap air. Hasil penelitian menunjukan dengan menggunakan bahanini, ancaman cedera kepala memang sudah lebih berkurang. Meski begitu bukan berarti kemungkinan cedera kepala sudah hilang.

Setiap stakeholder sepakbola harus terus mengembangkan teknologi untuk menghilangkan setiap ancaman yang terdapat pada sepakbola. Termasuk mungkin suatu saat akan dibuat bola yang aman meski disundul oleh anak-anak. Karena pada hakikatnya, sepakbola ada untuk kehidupan, bukan untuk mendatangkan ancaman.

(abi)

Komentar