Namanya lekat dengan taktik total football yang digunakan Belanda saat mencapai final Piala Dunia 1974. Bersama de oranje, Cruyff memang gagal menjadi juara karena kalah dari tuan rumah Jerman Barat.
Namun ada salah satu warisan yang ia berikan kepada sepakbola modern sekarang. Yakni teknik putaran Cruff (Cruyff Turn), yang hingga kini masih dipakai oleh para pemain di seluruh dunia.
Meski memiliki postur tinggi dan kurus, Cruyff mempunyai kelebihan dalam mengolah bola dengan baik. Trik untuk mengelabui lawan ini sebenarnya sudah sering ia praktikan saat membela Ajax pada periode 1960-an.
VIDEO: Lima gol terbaik Johan Cruyff bersama Ajax
Baru kemudian saat Piala Dunia 1974 melalui siaran televisi gerakan ini mendunia. Kala itu, saat Belanda bertemu dengan Swedia pada fase grup. Cruyff yang berada di dekat kotak penalti sedang dikawal oleh bek kanan Swediaà Jan Olsson.
Dengan satu gerakan putaran, pria yang hari ini (26/4) sedang berulang tahun tersebut berhasil lolos dari kawalan.Ã Olsson akhirnya mati langkah karena Cruyff justru berlari menjauh dibelakangnya.
Teknik ini lazim dilakukan oleh para wingerà dan penyerang yang berada di area sayap. Fungsinya adalah membuka ruang untuk selanjutnya melakukan umpan silang à atau akselerasi ke kotak penalti.
Gerakan membelokan bola di belakang kaki juga tak semata untuk bergaya. Karena bola otomatis akan terlindungi oleh kaki sebelahnya. Jika lawan memaksa melakukan tekel, maka ada kemungkinan justru mengenai kaki pelindung tersebut yang dapat berakibat pelanggaran.
Selain itu posisi tubuh berubah seketika juga membuat bek tak punya banyak waktu untuk memperhatikan bola. Selain kontrol bola yang baik teknik ini juga membutuhkan akselerasi yang bagus.
(amp)
Komentar