Evolusi pengunaan formasi sepakbola pertama kali dilakukan oleh pelatih Arsenal, Herbert Chapman lewat formasi âWMâ yang booming pada akhir 1920-an. Pada kenyataanya, WM menyebar ke seluruh penjuru dunia, uniknya kadang formasi ini seolah  âdipribumikanâ agar cocok dengan kondisi budaya dan fisik pemain lokal. Alhasil sistem WM pun berkembang menjadi berbagai macam rupa. Di Eropa Timur, misalnya, WM yang statis dikombinasikan dengan taktik merotasi seluruh pemain di depan agar lawan kebingungan.  Rotasi ini adalah cermin dari ideologi komunis yang menganggap semua pihak sama. Di Italia dan Spanyol, WM dikombinasi dengan âsistemoâyang sesuai karakter bangsa latin. Alhasil WM yang biasanya identik dengan permainan individu berubah menjadi kombinasi kerja sama antar lini. WM pun berkembang dan dimodifikasi banyak orang.
Salah satu yang terkenal adalah modifikasi  yang dilakukan oleh pelatih Swiss, Karl Rappan. Hal yang menjadi sorotannya pada formasi WM  adalah di lini belakang, yang menurutnya amatlah rapuh karena saat melawan 5 penyerang lawan, 3 bek yang sejajar di belakang tentu akan kelabakan.
Untuk mengatasi hal itu dibuatlah posisi baru yakni bek yang berposisi bebas di belakang layaknya seorang libero. Pada masa tersebut, sistem Rappan ini lazim disebut âverrouâ. Sistem ini adalah pencetus cattenacio yang melahirkan posisi baru yakni libero. Tugas libero di era Rappan dan Cattenacio pun sama yakni sebagai palang pintu terakhir dan menyapu bola.
Kehadiran libero ini yang jadi sebuah sistem revolusioner bertahan pertama yang dimana bek tak lagi dintruksikan untuk menjaga lawan lewat sistem  man to man marking. Saat itulah mulai dikenal istilah zonal marking. Keberadaan Libero atau Verrou inilah yang jadi cikal bakal kelahiran bek modern seperti di zaman sekarang yang dimana mereka tak fokus menjaga pemain tertentu.
Di masa itu, dengan menerapkan seorang pemain bermain zonal maka mampu mengurangi risiko terjadinya one by one antara striker versus kiper, akibat bek yang tertarik overlapp jauh ke depan.
Modifikasi pemain yang menjaga zona akhirnya dikembangkan lagi oleh pelatih Austria, Richard Kohn yang memadukan sistem stoperspill pada WM dan verrouler pada Verrou. Inovasi Kohn populer disebut slingerback.
Sistem ini memakai dua pemain yang memerankan penyapu libero secara bersamaan. Alhasiljika di sistem verrou terdapat seorang yang bermain zonal, maka pada sistem slingerback memakai dua orang sekaligus.
Slingerback, Cattenacio dan Verroulah yang menjadi cikal bakal penerapan taktik zonal marking saat bertahan.
Komentar