Perpindahan pemain klub-klub Indonesia Super League (ISL) terus menggeliat sejak akhir November lalu. Sejumlah pemain berbondong-bondong hijrah ke klub baru. Bahkan beberapa tim melakukan perombakan pada setiap lini untuk memperbarui skuatnya.
Tapi hal itu tak berlaku bagi sang juara ISL 2014, Persib Bandung. Setelah ditinggalkan Djibril Coulibaly dan Ferdinand Sinaga, tim berjuluk Maung Bandung ini tak terburu-buru dalam mendatangkan pemain anyar. Karena selain selain Djibril dan Ferdinand, pemain lain akan mendapatkan perpanjangan kontrak.
Ya, hasil evaluasi manajemen tim, mayoritas pemain Persib yang mengantarkan trofi juara ISL 2014 akan dipertahankan. Manajemen hanya mengincar pemain-pemain yang sekiranya bisa memperdalam skuat Persib untuk musim depan karena mereka pun akan menjadi perwakilan Indonesia pada Liga Champions Asia.
Hal ini menjadi kewajaran karena Persib sejatinya memang sudah dihuni oleh para pemain yang cukup memiliki kualitas. Keunggulan Persib pada musim lalu dengan tim lainnya adalah kualitas para pemainnya yang merata di segala lini.
Meski hengkangnya Djibril dan sang pemain terbaik ISL, Ferdinand, telah mereduksi kekuatan di lini depan, para pendukung Persib, bobotoh, sedikitnya bisa bernapas lega bahkan optimis untuk musim depan. Pasalnya, lini tengah Persib tak mengalami perubahan. Bahkan lebih dari itu, masuknya Dedi Kusnandar membuat Persib memiliki banyak pemain berkualitas pada lini tengah.
Tapi bukankah persaingan di lini tengah akan semakin sengit karena banyaknya pemain yang berposisi sama pada posisi ini? Jawabannya tidak.
Hadirnya Dedi membuat Persib memiliki enam pemain tengah. Dedi nantinya akan berebut posisi inti bersama Taufiq, Hariono, Agung Pribadi, bahkan Makan Konate dan Firman Utina. Namun dengan skema 4-2-3-1 yang menjadi andalan pelatih Persib, Jajang Nurjaman, enam pemain ini akan berebut tiga slot untuk dimainkan sejak menit pertama.
Tipikal permainan Dedi sendiri cukup mirip dengan Taufiq. Keduanya pandai menjaga keseimbangan di area tengah dan memiliki kemampuan mengalirkan bola yang baik. Namun yang membuat Dedi lebih baik adalah kemampuannya dalam perihal merebut bola.
Ketika bermain bersama Persebaya pun Dedi merupakan pilihan utama pelatih Rahmad Darmawan sebelum mengalami cedera pada babak delapan besar. Total ia mengumpulkan 1467 menit bermain dari 19 pertandingan. Torehan kartu kuningnya yang hanya berjumlah dua dalam satu musim pun cukup menjamin bahwa Dedi tak akan merugikan bagi tim.
Maka idealnya, trio gelandang Persib musim depan mestinya dihuni oleh Dedi-Hariono sebagai double pivot dan Konate Makan sebagai gelandang serang. Gaya bermain ketiganya akan bisa saling melengkapi satu sama lain.
Memang, dengan pola seperti ini, Firman Utina yang merupakan wakil kapten Persib harus tersisihkan. Hal ini pun cukup wajar mengingat stamina pemain berusia 32 tahun ini sudah tak lagi cukup prima. Namun begitu, memiliki pemain berpengalaman seperti Firman akan sangat berguna dalam menjalani liga. Terlebih Firman memiliki kemampuan bola mati yang cukup baik, di mana ini bisa menjadi senjata pamungkas pada menit-menit krusial.
Bagaimana dengan Taufiq dan Agung Pribadi? Untuk Taufiq sendiri rasanya menit bermain akan lebih terjamin dibanding Agung. Tim pelatih tak akan ragu untuk merotasi Hariono-Dedi-Taufiq. Sementara Agung, meski sejak tahun 2010 sudah bergabung bersama Persib dan jarang mendapatkan kesempatan bermain, pemain berusia 25 tahun ini selalu bisa diandalkan ketika para pemain inti tak bisa ditampilkan.
Kekuatan pada lini tengah ini akan menjadi salah satu senjata Persib untuk musim depan. Namun hal ini perlu dibarengi dengan keberanian tim pelatih untuk melakukan rotasi sepanjang musim berjalan. Karena jika hanya beberapa pemain saja yang terus dimainkan, kedatangan Dedi pun akan menjadi sia-sia.
Meskipun begitu, tetap saja Janur, sapaan akrab pelatih Persib, perlu mencari variasi serangan lain karena tak merombak pemainnya. Formasi 4-2-3-1 dengan sisi kanan sebagai lini serang utama dan masuknya Atep Rizal pada babak kedua yang sudah menjadi pakem permainan Persib pada musim lalu, akan mudah terbaca oleh lawan jika tak ada variasi taktik lain.
Jika Janur tetap memaksakan formasi 4-2-3-1, sudah barang tentu sisi kiri pun perlu mendapatkan perhatian lebih. Sisi kiri pun perlu dihuni oleh pemain yang bisa mendistribusikan bola ke dalam kotak penalti sebaik yang sisi kanan lakukan, dalam hal ini duet M. Ridwan dan Supardi.
Tantan dan Atep memang memiliki keunggulan dalam melakukan cutting inside, hanya saja keduanya memiliki problem dalam penyelesaian akhir. Tantan hanya mencetak tiga gol meski tampil sebanyak 26 pertandingan (18 kali starter). Sementara Atep yang bermain sebanyak 28 kali (8 kali starter) dan mengemas enam gol, inkonsistensi permainan menjadi masalah gelandang berusia 29 tahun tersebut.
Memang, torehan gol M. Ridwan pun hanya dua gol dari 18 kali pertandingan. Namun gaya bermain M. Ridwan tak seperti Atep atau Tantan yang kerap melakukan penetrasi ke kotak penalti lalu melepaskan tembakan, Ridwan lebih sering membuka ruang untuk jalur masuk Supardi ke dalam kotak penalti.
Persib perlu menemukan pemain seperti pemain sayap kiri Semen Padang, Esteban Vizcarra, yang tahu kapan melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti dan kapan melakukan umpan silang. Namun jika untuk mendapatkan pemain seperti ini dirasa agak sulit, pemain dengan penyelesai akhir yang lebih baik bisa juga menjadi solusi.
Dan tampaknya hal ini pun sudah disadari oleh Janur. Dalam beberapa pekan terakhir, nama-nama incaran Persib seperti Bayu Gatra, David Laly, Zulham Zamrun dan Samsul Arif adalah tipikal pemain yang memiliki kemampuan penetrasi ke dalam kotak penalti yang cukup membahayakan. Namun jika boleh menyarankan, Fandi Eko Utomo dari Persebaya pun  bisa menjadi bahan pertimbangan lain untuk mengisi pos sayap kiri.
Namun akan lebih bijaksana lagi jika Janur mulai mencari formasi lain untuk memaksimalkan skuatnya. Formasi 4-3-1-2 misalnya, formasi ini bisa mengakomodir kualitas gelandang tengah yang dihuni para pengalir bola mumpuni seperti Taufiq, Konate, Dedi atau pun Firman. Serangan sayap pun bisa diminimalisir dengan mengandalkan area tengah sebagai poros serangan.
Ya, variasi taktik dan rotasi pemain menjadi penting bagi Persib pada musim yang akan datang. Jika masalah ini berhasil terpecahkan, rasanya ini akan memudahkan siapa pun penyerang yang nantinya akan berseragam biru kebanggaan warga kota Bandung.
Kita tunggu saja apa yang akan dilakukan Janur dan Persib untuk menyikapi bursa perpindahan pemain yang tengah berlangsung di klub-klub ISL ini. Yang jelas, mereka perlu bergerak cepat agar para pemain incaran bisa didapatkan dengan segera. Jangan sampai Persib menyesal ketika klub lain merekrut pemain incarannya tersebut lebih dulu.
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar