Satu lagi produk akademi La Fabrica Real Madrid yang mulai menunjukkan tajinya. Eits, ini bukan cerita tentang Juan Mata, Roberto Soldado atau Alvaro Morata yang sudah melanglang buana ke negeri seberang untuk menimba ilmu dan  pengalaman. Akan tetapi, ini adalah cerita dari seorang Alberto Bueno, seorang pemain yang terdampar di kesebelasan liliput dari pinggiran kota Madrid, yaitu Rayo Vallecano.
Alberto Bueno Calvo itu nama lengkapnya. Pria kelahiran Madrid, 26 tahun yang lalu memang tak setenar Isco Alarcon atau Jorge âKokeâ Ressurecion di kota kelahirannya. Dibandingkan dengan dua nama awal pun sudah kalah tenar, apalagi dengan sang superstar Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Iya, kan?
Meski terdengar asing di telinga, Bueno menggegerkan penikmat sepakbola khususnya Liga Spanyol dengan memborong semua gol kemenangan Rayo Vallecano atas Levante pada akhir Februari lalu. Tak tanggung-tanggung, empat gol disarangkannya ke gawang Levante dalam rentang waktu 15 menit saja dan akhirnya ia menyabet gelar pemain terbaik La Liga di bulan yang sama.
Memang, lawannya hanya seksebelasan sekelas Levante. Namun, tim yang dibela Alberto Bueno bukanlah Barcelona atau Real Madrid yang segudang dengan bintang, melainkan Rayo Vallecano. Rayo Vallecano dan Levante adalah duel kuda hitam Primera La Liga, maka hal itulah yang membuat empat gol Bueno terasa spesial. Tercatat, selain Bueno, hanya Cristiano Ronaldo yang pernah mencetak quattrick di Primera La Liga pada musim ini, itupun hanya saat menjamu Elche yang kekuatannya jauh di bawah Real Madrid.
Dibesarkan di akademi La Fabrica, Alberto Bueno mulai menapaki jejak karirnya di Juvenil atau U-19Â Real Madrid. Torehannya terbilang luar biasa dengan mencetak 37 gol dari 37 pertandingan. Kesuksesan tersebut mengantarkan dirinya menjuju level yang lebih tinggi, yaitu bermain di Real Madrid Castilla. Tiba pada waktunya, Bernd Schuster yang menjabat pelatih Real Madrid saat itu akhirnya memeberikan debut resmi pada Bueno di ajang Copa Del Rey. Total, ia hanya tiga kali berseragam Real Madrid di tim senior dan sisanya harus hijrah menuju kesebelasan lain karena para pemain di tim utama yang berkualitas dan telah memiliki nama.
Kini, bersama Rayo Vallecano, di bawah asuhan pelatih plontos bertangan dingin, Paco Jemez, Alberto Bueno perlahan menunjukkan kematangan bermain dan ketajamannya di kotak penalti. Ini dibuktikan dari seluruh golnya (15 gol) yang ia cetak di dalam kotak penalti. Torehan ini juga semakin menegaskan bagaimana berbahayanya Bueno di lini serang Rayo Vallecano.
Bueno berkontribusi hampir setengah dari total 32 gol yang dicetak Vallecano di La Liga. Capaian tersebut membuat Paco Jemez memberinya apresia. Ia pernah berujar bahwa ia sangat senang memiliki dan melatih pemain seperti Bueno. Jemez juga berharap pelatih kesebelasan negara Spanyol kelak memanggil Bueno untuk pertandingan Internasional, walaupun kemungkinannya terbilang kecil.
Kini, kesuksesan Bueno membuat tim sekaliber Wolfsburg mulai melirik dan mengamati perkembangannya. Seperti dilaporkan harian olahraga Jerman, Bild, Wolfsburg bukan tidak mungkin untuk merekrut Bueno pada akhir musim. Jika perpindahan ini memang terjadi, ini akan menjadi kepindahannya ke luar Spanyol untuk kedua kalinya setelah pada 2009 silam, ia pernah menyicipi kompetisi Divisi Championship  Inggirs bersama Derby County.
Kini, La Liga tinggal menyisakan 11 pertandingan. Dengan koleksi 15 gol miliknya, bukan tak mungkin Alberto bueno berhasil menyalip raihan gol  milik Carlos Bacca (16 gol) di posisi keempat dan Neymar (17 gol) di posisi ketiga, dalam daftar pencetak gol terbanyak di La Liga.
Ia juga berpeluang sebagai pemain asli Spanyol satu-satunya yang bertengger dalam lima besar daftar peraih gol terbanyak di Primera La Liga, di tengah himpitan para pemain luar Spanyol seperti Neymar, Bacca, Antoine Griezmann, Karim Benzema, Gareth Bale, Mario Mandzukic, hingga Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Jika saja Messi dan Ronaldo, yang golnya sudah mencapai kepala tiga, tidak bermain di La Liga, mungkin kini Bueno hanya perlu bersaing dengan Neymar dan Bacca untuk meraih Pichichi-âperaih gol terbanyak--di La Liga. Ah seandainya saja, ya!
Komentar