Pada bursa transfer musim panas 2015, PSG mendatangkan empat pemain baru, Mereka adalah Angel Di Maria, Kevin Trapp, Benjamin Stembouli, dan Layvin Kurzawa. Serge Aurier pun dipermanenkan dari FC Toulouse.
Kehadiran Di Maria dianggap sempurna pada formasi 4-3-3 yang diandalkan PSG. Meski dianggap belum tampil dengan potensi terbaiknya, pemain yang dibeli dari Manchester United ini telah mencetak empat gol dan tiga assist dari total 11 penampilannya.
Di Maria merupakan pilihan utama di sisi kanan penyerangan PSG saat bermain di Liga Champions. Sementara saat di Ligue 1, ia bergantian dengan Lucas Moura. Kualitas keduanya yang tak jauh berbeda membuat Ezequiel Lavezzi lebih sering bermain sebagai pengganti.
Stembouli pun mendapatkan menit bermain yang cukup di Ligue 1. Tujuh pertandingan telah dimainkan eks gelandang Tottenham Hotspur ini dengan empat di antaranya turun sejak menit pertama. Kehadirannya membuat Blaise Matuidi, Thiago Motta, dan Marco Verratti tak terlalu diporsir pada setiap pertandingan dengan mendapatkan rotasi di lini tengah bersama Javier Pastore.
Kurzawa dan Aurier pun menjadi pemain yang tepat untuk menjaga kedalaman pada pos bek sayap. Kurzawa yang dibeli dari AS Monaco, disiapkan sebagai pengganti Maxwell dan dipinjamkannya Lucas Digne ke Roma. Sedangkan Aurier, menjadi pilihan utama di sisi kanan dengan menyisihkan Gregory Van der Wiel.
Sementara itu, kedatangan Kevin Trapp membuat lini pertahanan PSG semakin sempurna. Kiper asal Jerman ini secara konsisten tampil sesuai harapan. Ia pun lantas menyisihkan Salvatore Sirigu yang sejak 2011 menjadi kiper utama PSG.
Blanc tentunya menyadari bahwa kemampuan Sirigu semakin menurun. Musim 2014/2015, Sirigu tampil sebanyak 45 kali dan kebobolan 43 kali, catatan yang cukup buruk untuk seorang kiper sebesar PSG. Cleansheet-nya yang hanya 16 kali mayoritas diraih pada pertandingan Ligue 1. Di Liga Champions, dari 10 pertandingan, eks kiper Palermo ini kebobolan 15 kali dan hanya dua kali mencatatkan cleansheet.
Sementara berbeda ketika Trapp menjadi penjaga gawang PSG musim ini. Dengan kualitas yang dimiliki Thiago Silva, David Luiz atau Marquinhos di depannya, eks kiper Frankfurt ini hanya kebobolan enam kali dari 15 pertandingan. Jangan lupa juga catatan tak kebobolannya di Liga Champions meski sempat menghadapi ancaman-ancaman dari barisan penyerang Real Madrid termasuk Cristiano Ronaldo.
Kehebatan Trapp masuk dalam jajaran kiper terbaik Liga Top musim ini
Kekokohan di lini pertahanan ini dibarengi dengan produktivitas lini serang mereka. Â Edinson Cavani dan Zlatan Ibrahimovic yang menjadi tumpuan utama di lini serang, telah menyumbang 15 gol dengan Cavani sebagai pencetak gol terbanyak (delapan gol).
Suburnya Cavani pun bisa menjadi indikasi bahwa PSG tak lagi terlalu bertumpu pada Zlatan. Penyerang asal Uruguay ini pun bisa diandalkan. Apalagi dengan hadirnya Di Maria yang membuat PSG musim ini memiliki pemain sayap dengan kemampuan umpan silang mumpuni untuk mengakomodasi kelebihan Cavani dalam duel-duel bola atas.
Kedalaman skuat yang saling melengkapi ini bisa dibilang menjadi faktor utama PSG tampil lebih menjanjikan pada musim ini. Kualitas yang tidak terlalu kentara antar pemainnya membuat PSG semakin sempurna dari segala lini.
Hasil positif yang diraih di Ligue 1 saat ini, merupakan buah dari kualitas seluruh penggawa PSG musim ini dalam menjalankan rotasi dari Blanc. Rotasi menjadi penting demi menjaga kebugaran para pemain terbaik agar bisa tampil pada laga-laga penting seperti Liga Champions.
Di Liga Champions, tercatat Blanc baru memainkan 16 pemain. Sembilan pemain selalu dimainkan sejak menit pertama pada tiga pertandingan yang telah dijalani. David Luiz nyaris melengkapi 10 pemain utama PSG di Liga Champions andai tak absen (karena cedera)Â saat menghadapi Madrid lalu.
Hal ini bisa menunjukkan keseriusan PSG di Liga Champions. Hampir di setiap pertandingan mereka menurunkan skuat terbaik. Tiga pemain cadangan yang selalu dimainkan dalam tiga pertandingan terakhir pun (Lavezzi, Pastore, dan Moura) memiliki kemampuan yang bisa menjaga kualitas PSG.
Karenanya musim ini bisa jadi saat yang tepat bagi PSG untuk meraih juara di kompetisi Eropa. Risiko kehilangan pemain utama karena masalah kebugaran bisa dihindari karena kedalaman skuat yang saling melengkapi. Hal ini tentunya bisa meningkatkan kans juara PSG pada Liga Champions musim ini.
foto: goal.com
Komentar