Jaminan Perubahan Gaya Menyerang
Kepercayaan Dejan pada pemain muda pun tampaknya bisa ia tularkan bersama Persib. Sebagai langkah awal, ia telah membawa tiga pemain muda anak asuhnya di PBR untuk membela Persib yaitu Kim Jeffrey, David Laly, dan Rahmat Hidayat.
Jika ditelisik, kedatangan ketiga pemain tersebut cukup bisa menggantikan kepergian para pemain lokal senior Persib. Kim bisa memainkan peran Firman Utina sebagai pengatur serangan, David bermain di sayap seperti M. Ridwan, sementara Rahmat mengisi pos yang ditinggalkan Dedi Kusnandar di tengah.
Kim misalnya, dengan usianya yang masih 25 tahun, ia masih memiliki fisik yang prima. Ia juga bukan tipikal playmaker seperti Firman yang lambat, melainkan playmaker yang rajin menjemput bola walaupun area bermainnya biasanya hanya di sekitar lapangan tengah, tak merangsek ke depan.
Sementara itu, David seolah meng-upgrade M. Ridwan yang juga dimakan usia. Keduanya sama-sama memiliki kelebihan dalam kecepatan. Tak jarang juga bisa menyelesaikan peluang menjadi gol. Tapi dengan David yang masih berusia 24 tahun dan jarang terganggu oleh cedera seperti Ridwan, sisi sayap Persib tampaknya tak akan terlalu kehilangan agresivitasnya.
Bagaimana dengan Rahmat? Rahmat adalah gelandang yang mulai diandalkan Dejan pada dua laga PBR di QNB League 2015 menghadapi Sriwijaya FC dan Persib. Bahkan ia selalu diturunkan sejak menit pertama oleh Dejan.
Gaya permainan Rahmat dan Dedi sebenarnya berbeda. Jika Dedi lebih sering bermain menjaga keseimbanga rajin di tengah, Rahmat cukup dipercaya untuk ikut membangun serangan. Bahkan pada laga melawan Sriwijaya, Rahmat terlihat bermain sebagai penyerang yang berduet dengan Yongki Aribowo. Inilah yang menjadi alasan mengapa ketiga pemain ini bisa memberikan dimensi berbeda bagi Persib Bandung.
Persib Bisa Lebih Variatif
Persib selama ini identik dengan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan sisi kanan sebagai poros utama serangan. Sementara Dejan lebih sering bereksperiman di mana PBR bisa menyesuaikan strategi lawan dengan pergantian formasi seperti 4-4-2, 4-4-1-1 atau 4-2-3-1.
Dejan sendiri sebenarnya cenderung ingin menggunakan formasi dasar 4-2-3-1 bersama Persib. Hal ini berdasarkan apa yang ia katakan mengenai pemain asing yang hendak ia datangkan berposisi bek, gelandang serang dan penyerang. Dengan stok gelandang yang cukup banyak dalam skuat Persib saat ini, tampaknya menempatkan lima gelandang akan menjadi pilihan pelatih berusia 46 tahun tersebut.
Kim bisa ditempatkan sebagai pemain no.10 di belakang penyerang. Namun jika pemain asing yang didatangkan Persib salah satunya berposisi sebagai gelandang serang, Kim idealnya akan bermain lebih di tengah, menemani Hariono.
Sementara itu, masih adanya Atep dan Tantan dalam skuat Persib sebenarnya membuat Persib masih memiliki pemain sayap yang mumpuni. Belum lagi jika Zulham Zamrun masih membela Persib dan pulih lebih cepat. Serangan dari kedua sayap, beserta kehadiran David Laly, masih akan menjadi andalan Persib bersama Dejan.
Hanya saja pos penyerang dan bek tengah masih menjadi persoalan. Untuk pemain depan, tinggal tersisa Yandi Sofyan dan Rudiyana. Sementara pos bek tengah, mungkin hanya pemain-pemain yang bisa ditempatkan di bek tengah saja yang tersisa seperti Tony Sucipto atau Agung Pribadi.
Tapi untuk pemain depan bisa diakali dengan memainkan Tantan sebagai penyerang tengah. Di sayap, jangan lupakan nama Febri Haryadi yang tampil cukup gemilang selama Piala Jenderal Sudirman. Dengan polesan Dejan, bisa jadi Febri semakin terasah kemampuannya dan bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.
Untuk bek tengah, Persib sudah dipastikan harus merekrut pemain baru. Kepergian Achmad Jufriyanto merupakan kepergian besar. Karena bisa dibilang, bek tengah terbaik Indonesia sendiri adalah dirinya, apalagi dengan usia yang masih 28 tahun atau tengah berada di usia emas.
Isu beredar Dejan hendak memanggil kembali Vladimir Vujovic. Sebuah keputusan tepat, namun tetap saja Vujovic membutuhkan tandem yang sepadan dengan kualitas minimal seperti Achmad Jufriyanto.
Kecuali jika Persib hendak membangun skuat untuk masa depan. Jujun Saepulloh yang bersama Gian Zola dan Febri ikut ke Italia, merupakan pemain muda Persib yang berposisi sebagai bek tengah. Dengan pengalamannya yang pernah membela timnas Indonesia U-16, membuktikan bahwa dirinya siap bermain di level yang lebih tinggi jika mendapatkan banyak kesempatan bermain
Dengan Persib yang kini ditukangi Dejan, kesempatan bagi Jujun untuk dipromosikan ke tim utama tampaknya terbuka lebar. Namun semuanya tergantung pada manajemen Persib dalam menentukan target Persib bersama Dejan, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek saja.
***
Sebenarnya cukup menarik melihat Persib ditukangi oleh seorang Dejan Antonic. Persib yang biasanya dihuni oleh pemain-pemain papan atas Indonesia, akan mulai dihuni pemain-pemain muda bersama Dejan.
Hanya saja Persib memiliki catatan buruk mengenai kiprah pelatih asing. Sebelum Dejan, tak sedikit pelatih asing berkualitas yang berjatuhan karena gagal memenuhi ekspektasi dari manajemen. Namun dengan pengalaman Dejan berkiprah di Indonesia, mungkin hal tersebut yang akan membuat nasibnya berbeda dengan pelatih-pelatih asing Persib sebelumnya.
Tapi bisa tidaknya Dejan menghadapi tekanan sebagai pelatih Persib bukanlah persoalan utama saat ini. Permasalahannya adalah kompetisi masih belum juga bergulir. Rasanya menjadi percuma jika misalnya Dejan ditunjuk hanya untuk menukangi Persib di turnamen-turnamen jangka pendek.
Selain itu, ada pula kemungkinan Janur kembali ke Persib. Pertanyaannya, bagaimana nasib Dejan ataupun Janur setelah Janur pulang dari Italia? Siapa yang kemudian akan dipilih menjadi pelatih Persib jika misalnya keduanya ada dan kompetisi resmi bergulir?
Perlu dicatat, Janur adalah pelatih yang berhasil mengakhiri puasa gelar Persib. Ia juga hengkang dari Persib bukan karena kualitasnya yang menurun. Karenanya masa depan Persib masih belum terlalu jelas meski Dejan, dengan segala potensi menjanjikannya bersama Persib di masa depan, kini sudah resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru Persib.
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar