Tak ada yang cocok melatih Sampdoria kecuali Sinisa Mihajlovic menurut Richard Hall, salah satu kolumnis Football Italia. Ungkapan itu terdengar lucu, tapi jika melihat Sampdoria sekarang tampaknya yang dikatakan Hall memang benar. Bagaimana tidak, dua musim lalu, saat Miha belum melatih, Il Samp masih berada di peringkat 12, namun musim kemarin bersama Miha, mereka berada di peringkat tujuh. Tapi sekarang saat Miha tak ada di Sampdoria, malah melorot ke posisi 17, satu strip di atas zona degradasi.
Melihat hal itu, banyak yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Sampdoria. Hilangnya pemain kunci musim lalu bisa jadi suatu jawaban bila pertanyaan tersebut mengemuka.
Namun, tampaknya bukan itu persoalannya. Menurut Whoscored, dua kesalahan besar Sampdoria musim ini adalah minimnya variasi serangan dari tengah, terutama bek dan gelandang bertahan mereka yang tak sigap kala diserang musuh.
Jika melihat musim ini, apa yang dikatakan Whoscored memang benar. Musim lalu mereka memiliki Alessio Romagnoli dan Pedro Obiang. Selain itu di lini depan mereka punya Stefano Okaka. Perginya tiga pemain tersebut tak digantikan dengan pemain sepadan.
Masuk 9 keluar 9
Sampdoria bukanlah klub besar yang rutin mengeluarkan uang dalam dua kali bursa transfer, tapi musim ini berbeda. Di bursa transfer pertama mereka telah mengeluarkan 20,39 juta euro untuk mendatangkan pemain baru, dan jumlah tersebut membuat mereka kesulitan untuk bermanuver lebih di bursa transfer musim dingin atau winter mercato. Meski demikian, bukan berarti Sampdoria tak punya celah untuk mendatangkan pemain baru.
Sembilan pemain datang dan hanya satu orang yang mengeluarkan uang, yakni Milan Skriniar. Namun, melihat usianya yang terlalu muda serta tak adanya pengalaman di Serie A, Skriniar tampaknya akan dibiarkan Montella belajar di tim junior Sampdoria.
Selain Skriniar, nama-nama lainnya tentu sudah banyak yang tahu. Seperti, Modibo Diakite, Andrea Ranocchia, Ricky Alvarez, Fabio Quagliarella, Dodo Pires, Jacopo Sala, dan Andrea Magrassi. Di antara nama-nama tersebut hanya Magrassi yang tak perlu didaftarkan karena akan bermain dengan suat muda. Sedangkan sisanya tampaknya akan mendapatkan jatah bermain banyak di musim ini.
Perkiraan Formasi
Perginya sejumlah nama seperti Eder Citadin dan Ervin Zukanovic yang memiliki peran besar tentu akan sedikit mengurangi kualitas tim. Uniknya, Montella tak mencari penyelesai akhir layaknya Eder, tapi pemain yang membantu striker untuk membuat banyak gol.
Sementara itu, dari tiga bek yang didatangkan, Ranocchia tampaknya akan lebih banyak bermain sebagai starter. Kualitas yang dia miliki bisa dikatakan lebih besar ketimbang Diakite, Niklas Moisander, atau bahkan Matias Silvestre.
Tapi meski memiliki kualitas di atas rata-rata pemain Sampdoria, Ranocchia tak memiliki konsistensi permainan, dan ini lah yang membuatnya terlempar dari skuat Inter musim ini. Tak hanya itu, ia kadang tak cukup cekatan kala melawan striker lawan yang lebih kuat maupun cepat.
Sedangkan mengenai Diakite, dilihat dari statistiknya musim ini saat masih di Frosinone, ia memang tak cukup cepat tapi ia memiliki kelebihan dalam hal melakukan intersep, yang mana sekitar 2,2 intersep ia hasilkan per laga. Reratanya bahkan lebih tinggi ketimbang semua bek Sampdoria lainnya, termasuk Ranocchia.
Selain nama Diakite dan Ranocchia, Sampdoria juga meminjam Dodo Pires, bek Brasil yang paruh musim lalu bermain untuk Inter. Dodo sendiri diproyeksikan untuk mengatasi hengkangnya Vasco Regini (dipinjam Napoli) yang tampil tak terlalu memuaskan untuk Il Samp. Kelebihan Dodo dalam melepas crossing dan melakukan overlap menjadi suatu keuntungan yang bisa didapat. Pasalnya kala diisi Regini, sayap kiri Sampdoria tak begitu rajin membantu maupun melepas umpan ke lini depan.
Di lini tengah, Jacopo Sala tampaknya akan sulit menggeser trio Fernando-Soriano-Barreto. Penampilan ketiganya, kecuali Barreto, memang diatas rata-rata pemain Sampdoria lainnya musim ini. Dan nampaknya, posisi Barreto akan bergantian dengan Sala di sisa musim ini. Pasalnya peran Barreto untuk membantu pertahanan sudah tak begitu dominan, mengingat penampilan Fernando yang jauh lebih baik. Sala pun lebih difavoritkan karena memiliki kelebihan dalam melepas umpan kunci.
Untuk lini depan, Ricky Alvarez dan Fabio Quagliarella tampaknya akan menjadi senjata baru Sampdoria di sisa musim ini. Kendati Ricky sudah tak bermain selama setengah musim, tapi kemampuan Ricky masih akan berfungsi mengingat pekerjaan di sayap kanan Sampdoria hanya tergantung pada Mattia Cassani yang bermain sebagai bek sayap.
Sementara Quagliarella, meski sudah tua, tapi akan menjadi pilihan pertama di Sampdoria. Pasalnya dalam paruh pertama, permainannya jauh lebih baik ketimbang Antonio Cassano, striker gaek Sampdoria lainnya. Buktinya, meski telah berusia 33 tahun, ia masih bisa menyumbang lima gol musim ini, sebelum kursinya di Torino digeser Ciro Immobile.
***
Transfer yang dilakukan Sampdoria tak lebih dari sekadar pembenahan di setiap sisinya, pasalnya dari posisi beberapa nama yang didatangkan, pemain Il Samp yang mengisi posisi tersebut memang tampil buruk. Seperti, bek tengah, bek kiri, dan winger. Kita lihat akan berada di mana Sampdoria pada akhir musim setelah perombakan besar-besaran ini.
Komentar