Skuat Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016 Versi Panditfootball

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi 49845

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Skuat Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016 Versi Panditfootball

Pencabutan sanksi Indonesia oleh FIFA tentunya menjadi kabar baik bagi tim nasional Indonesia. Pencabutan sanksi berarti Indonesia bisa kembali menjalani pertandingan internasional sesuai dengan agenda dari FIFA juga AFC.

Saat ini, timnas Indonesia sendiri sedang vakum. Peter Huistra yang sebelumnya berstatus pelatih timnas, telah kembali ke negaranya, Belanda. Para pemain pun lebih fokus bermain dengan kesebelasan mereka masing-masing dalam sejumlah turnamen.

Ini artinya, timnas Indonesia akan kembali dibangun dari nol. Sementara di akhir tahun 2016, akan digelar turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara, Piala AFF. Indonesia, karena sanksi telah dicabut, kemungkinan besar akan mengikuti ajang dua tahunan tersebut.

Lantas, jika PSSI hendak langsung membentuk timnas, siapa saja pemain yang layak dipanggil? Kami mengajukan sejumlah nama yang menurut kami layak dipanggil timnas saat ini.

Pada posisi penjaga gawang, nama-nama senior masih akan menghuni skuat Indonesia. I Made Wirawan (Persib Bandung) belum tergantikan sebagai kiper utama. Sebagai pilihan lain, kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhyasa, dan kiper Arema Cronus, Kurnia Meiga, patut dipertimbangkan.

Posisi bek tengah, Hamka Hamzah (Arema Cronus) dan Achmad Jufriyanto (Sriwijaya FC) masih merupakan dua bek tengah terbaik Indonesia saat ini. Selain itu, jangan lupakan juga pemain naturalisasi asal Nigeria, Victor Igbonefo, yang saat ini membela kesebelasan Thailand, Navy FC.

Satu lagi bek tengah yang bisa menjadi pilihan adalah Purwaka Yudi (Persib Bandung). Sejak Indonesia Super League 2014, Purwaka yang membela Arema Cronus, penampilannya sudah mencuri perhatian. Sementara setelah hijrah ke Persib Bandung, ia menjadi tandem yang pas untuk Vladimir Vujovic.

Sebenarnya masih ada nama Ricardo Salampessy. Namun, permainannya saat ini bersama Persipura Jayapura sedang mendapatkan sorotan. Butuh waktu bagi Ricardo untuk membuktikan diri, karena Persipura belum meraih kemenangan di tiga pertandingan pertama di Torabika Soccer Championship.

Dengan komposisi di atas, Indonesia akan memiliki dua pemain yang handal di udara (Hamka dan Igbonefo) dan dua pemain yang bisa membangun serangan dari belakang (Jupe dan Purwaka). Kombinasi keempat pemain tersebut tampaknya sangat ideal di lini pertahanan Indonesia.

Pada posisi full-back, Tony Sucipto (Persib Bandung) dan Ahmad Alfarizie (Arema Cronus) bisa menjadi pilihan di sisi kiri. Sementara untuk pos bek kanan, Diego Michels (Pusamania Borneo FC) dan Hasyim Kipuw (Bali United) menjadi yang terdepan.

Khusus untuk Alfarizie, bek Arema ini semakin menunjukkan kematangannya. Pada Piala Bhayangkara 2016, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik. Hal tersebut memang sangat layak dan menjadi pembuktian bahwa dirinya patut dipertimbangkan membela timnas.

Dengan pemain-pemain yang ada saat ini, kami membayangkan Indonesia akan memakai formasi dasar 4-3-3. Pada posisi gelandang sendiri akan dipilih pemain-pemain yang bisa mengatur tempo serta akurat dalam melepaskan umpan-umpan panjang ke area flank untuk memaksimalkan serangan sayap yang menjadi keunggulan para penyerang Indonesia.

Untuk bermain sebagai holding midfielder, dua nama yang sesuai adalah Manahati Lestusen (PS TNI) dan Hendro Siswanto (Arema Cronus). Sementara empat gelandang lainnya adalah Hariono (Persib Bandung), Rizky Pellu (PSM Makassar), Raphael Maitimo (Arema Cronus), dan Evan Dimas (Espanyol B).

Hendro semakin matang dengan mampu menggantikan peran Ahmad Bustomi dan menggeser Juan Revi di Arema. Sementara Hariono tak lagi hanya handal dalam perebutan bola, ia mulai bisa menjadi pembagi bola. Bersama Maitimo atau Evan Dimas, lini tengah bisa seimbang baik dalam menyerang maupun bertahan.

Para gelandang kreatif di atas bisa menjadi solusi untuk memaksimalkan para penyerang sayap. Seperti yang pernah dikatakan salah satu legenda pelatih Indonesia, Endang Witarsa, para penyerang Indonesia dilahirkan dengan kelebihan pada kecepatannya. Hal tersebut jelas harus benar-benar dimaksimalkan.

Terdapat Bayu Gatra (Madura United), Samsul Arif (Persib Bandung), dan Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta) yang bisa diandalkan menyisir sayap untuk saat ini. Andik Vermansyah pun cukup bersinar di Malaysia bersama Selangor FA. Agak mengherankan sebenarnya jika Andik masih juga tak dilirik.

Jika ingin mengandalkan umpan-umpan silang, selain bisa memaksimalkan kemampuan Andik dan Bayu, pemain sayap Semen Padang, Irsyad Maulana, bisa menjadi opsi yang tepat. Dibanding Ferdinand Sinaga yang masih belum menunjukkan ketajamannya, serta Zulham Zamrun yang berkutat dengan cedera, kemampuan Irsyad dalam melepaskan umpan-umpan akurat dari sayap bisa memberikan dimensi lain di lini serang.

Namun di samping nama-nama di atas, Boaz Solossa (Persipura Jayapura) jelas tak boleh terlewatkan. Ia masih menjadi salah satu penyerang terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Selain bermain di sayap, ia juga bisa ditempatkan sebagai penyerang tengah.

Untuk penyerang tengah utama, tampaknya penyerang naturalisasi asal Uruguay, Cristian Gonzales, masih belum tergantikan meski usianya semakin mendekati 40 tahun. Kemampuannya dalam menjadi penyelesai akhir serta menjadi tembok atau pemantul masih yang terbaik di Indonesia.

Selain Gonzales, nama Sergio van Dijk pun menjadi penyerang naturalisasi yang paling layak membela timnas. Hanya saja ia saat ini tak memiliki klub sejak dicoret dari Adelaide United. Ia saat ini hanya berlatih bersama kesebelasan divisi dua Belanda, FC Emmen.

Nama-nama di atas memang mayoritas dihuni oleh pemain senior. Banyak sebenarnya pemain-pemain muda yang layak diberikan kesempatan untuk membela timnas senior, khususnya untuk jangka panjang. Sebut saja Ryuji Utomo, Dimas Drajat, Ichsan Kurniawan, Hendra Bayauw, Yanto Basna, Terens Puhiri, Abrizal Umanailo, Zulfiandi, Putu Gede, Teja Paku Alam, Septian David, dan masih banyak lagi. Tapi sudah bukan rahasia lagi jika timnas senior Indonesia sangat jarang memberikan kesempatan pada pemain muda untuk bermain di level tertinggi timnas.

Padahal, para pemain muda tersebut bisa dipersiapkan untuk SEA Games 2017 yang akan dihelat di Malaysia bahkan Asian Games 2018 dengan bermain di Piala AFF 2016. Meski misalnya Piala AFF 2016 dikorbankan, tapi setidaknya timnas Indonesia memiliki pemain U-23 dengan pengalaman bermain yang cukup sehingga bisa meraih medali emas di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.


Timnas Indonesia dengan Persiapan SEA Games 2017

Untuk pelatih, Jose Mourinho yang sedang menganggur diinginkan oleh Menpora untuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Meski rasanya tak masuk akal karena gajinya sangat fantastis, namun memang sudah waktunya Indonesia memiliki pelatih berkualitas jika memang ingin ditangani pelatih asing.

Menunjuk kembali Peter Huistra atau mencoba Judan Ali bisa jadi solusi yang lebih realistis. Keduanya merupakan pelatih yang memiliki pengalaman sebagai pelatih yang mengembangkan para pemain muda. Jadi setidaknya, mereka bisa menyusun rencana jangka panjang untuk timnas agar bisa memaksimalkan pemain muda potensial dan mencapai target di kemudian hari (tidak menargetkan hasil instan).

Indonesia tidak boleh tanggung-tanggung terutama jika ingin menunjuk pelatih asing. Nama-nama lain seperti Guus Hiddink, Dick Advocaat, atau Pim Verbeek, yang terbukti sudah berpengalaman dalam memajukan sepakbola di Benua Asia.

Jika PSSI masih ingin meraih prestasi instan, menunjuk pelatih lokal akan lebih ideal. Karena jika menunjuk pelatih asing yang tak memiliki pengalaman di Indonesia, akan butuh waktu yang lama untuk beradaptasi dan mengenal karakter para pemain Indonesia. Sementara pelatih lokal, akan lebih paham mengenai para pemain Indonesia, khususnya yang sedang top form saat ini.

Jeda internasional di kalender FIFA sendiri terdekat dijadwalkan pada 30 Mei 2016 hingga 7 Juni 2016. Dengan adanya Indonesia Soccer Championship dan persiapan yang mepet, rasanya timnas baru bisa dibentuk untuk jeda internasional berikutnya, yakni 29 Agustus hingga 6 September. Setelah itu, pada 3-11 Oktober dan 7-15 November pun masih akan dilangsungkan jeda internasional yang bisa dipersiapkan untuk Piala AFF 2016 dengan menggelar laga uji tanding (dengan Suriah atau Timor Leste lagi?).

Jika Anda memiliki pemain dan pelatih untuk timnas versi Anda sendiri, silakan berkomentar di kolom komentar. Karena masih banyak waktu untuk pemain-pemain Indonesia menunjukkan kemampuannya sehingga bisa menjadi pilihan untuk Piala AFF akhir tahun 2016 nanti.

gambar: ligaindonesia.co.id

Komentar