Kepindahan Paul Pogba dari Juventus ke Manchester United bisa dibilang menjadi transfer paling fenomenal di bursa transfer musim panas ini, bahkan dalam sejarah perpindahan pemain di setiap masanya. Sebab ia pulang kembali ke United dengan harga 105 juta euro dan menjadikannya pemain paling mahal sejagat raya.
Kepergian Pogba suka atau tidak suka tetap meninggalkan lubang di lini tengah bagi Juventus. Dalam empat musim di Juve, namanya selalu menjadi pilihan Antonio Conte ataupun Massimilliano Allegri. Maka, Juventus harus memutar otak terkait kekosongan sepeninggal Pogba.
Lalu pertanyaannya adalah, siapa pemain yang tepat untuk mengisi kekosongan tersebut?
Untuk sektor gelandang, Juventus sudah mendatangkan Miralem Pjanic dari AS Roma. Sebelumnya, mereka memiliki Claudio Marchisio, Sami Khedira dan Stefano Sturaro yang bisa memerankan gelandang box-to-box.
Mengenai tiga gelandang itu, hanya Sturaro yang berpotensi menjadi Pogba baru. Visi dan misi permainannya lebih mirip dengan Pogba dibandingkan dengan Marchisio dan Khedira. Sturaro jarang menguasai bola terlalu lama dan melakukan dribel ketika benar-benar perlu. Daya jelajah dan penetrasi Sturaro cukup tinggi karena memiliki transisi bertahan dan menyerang yang baik disertai mobilitas yang tinggi.
Sementara Marchisio cenderung lebih lama menguasai bola dan mendistribusikannya kemudian. Sedangkan Khedira cenderung lebih bertahan ketika menjadi gelandang dan ia sering terlambat melakukan transisi dari bertahan ke menyerang. Kedua pemain itu cenderung lebih mengamankan zonanya di lini tengah dan tidak semobilitas Pogba ketika di atas lapangan.
Tapi Sturaro rasanya belum mencapai level seperti Pogba. Ia masih perlu waktu setidaknya satu musim lagi bersama Juventus, terutama soal menit bermainnya agar lebih mendapatkan pengalaman. Pada musim lalu saja Sturaro hanya bermain 19 kali, rinciannya adalah 11 kali diturunkan sejak menit awal dan sisanya sebagai pengganti. Hal inilah yang membuatnya dipertanyakan ketika dipanggil ke tim nasional Italia pada Piala Eropa 2016. Kendati demikian, tidak diragukan lagi bahwa Sturaro adalah salah satu gelandang masa depan Italia.
Di sisi lain, Pjanic menjadi amunisi baru untuk menyempurnakan kedalaman lini tengah Juventus. Tapi rasanya Pjanic masih kurang sempurna jika harus memainkan peran Pogba. Pjanic memang gelandang yang jenius dan spesial, namun gaya permainannya dengan Pogba tidak terlalu persis. Pjanic bermain lebih stylish dibanding Pogba yang bermobilitas tinggi. Sebab ia lebih perhitungan ketika mengorganisir lini tengah. Jika Pjanic dikatakan sebagai pengganti Marchisio, maka itu adalah dugaan yang lebih tepat dibandingkan menjadi Pogba baru.
Jika Imitasi Paul Pogba Adalah Solusi
Lalu apakah Juventus perlu membeli gelandang baru? Jawaban naifnya adalah ya. Hal itu bisa diupayakan jika seandainya Juventus memang menginginkan pemain yang benar-benar Pogba dalam arti lain. Hanya saja pertanyaan itu bisa dijawab tidak jika Massimilliano Allegri, pelatih Juventus, akan mengubah pola permainannya di lini tengah skuatnya dengan pemain yang ada saat ini, yaitu Juventus dengan adanya Marchisio, Khedira, Pjanic, Sturaro dan lainnya.
Jika pun menginginkan gelandang baru, Juventus sudah mengantongi beberapa kandidat untuk pengganti Pogba. Nama-nama seperti Axel Witsel, Blaise Matuidi, Nemanja Matic, Isco, Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic dan Moussa Sissoko masuk daftar buruan. Para pemain tersebut itulah yang tersisa setelah kalah berburu Andre Gomes dan Grezgory Krychowiak. Dari daftar tersebut, tampaknya Witsel, Matuidi, Kovacic dan Sissoko yang bisa cocok sebagai pengganti Pogba di Juventus.
Empat pemain itu yang gaya permainannya lebih mirip dengan Pogba. Kovacic memiliki dribel dan umpan yang baik disertai mobilitas yang tinggi seperti pemain asal Prancis itu. Hal yang belum bisa dilakukan Kovacic seperti Pogba adalah transisi dari fase menyerang ke bertahannya. Mobilitas Kovacic hanya berlaku di sepertiga akhir pertahanan lawan saja.
Sementara Matuidi dan Sissoko bisa dikatakan lebih cocok menjadi pengganti Pogba. Keduanya bermobilitas tinggi seperti Pogba, transisi menyerang dan bertahannya juga cukup baik. Selain dribel dan operan yang bagus, kemampuan kedua pemain itu disertai dengan tendangan jarak jauh yang akurat. Matuidi memiliki akurasi percobaan tendangan 60 persen dan Sissoko sebesar 44 persen pada musim lalu. Sementara akurasi percobaan tendangan Pogba adalah 37 persen. Setidaknya mobilitas dan sepakan jarak jauh Matuidi atau Sissoko bisa sedikit mengobati kerinduan kepada Pogba.
Masalahnya adalah Matuidi sulit dilepas Paris Saint-Germain (PSG) selaku klub pemiliknya. Padahal Matuidi dirasa paling cocok jika Juventus benar-benar ingin menjadikannya Pogba imitasi di Kota Turin. Sementara gaya permainan Witsel cenderung lebih bertahan walau memiliki mobilitas yang tinggi. Jika Witsel diproyeksikan untuk menggantikan Khedira, jawabannya adalah ya. Begitu juga jika Juventus mendatangkan Nemanja Matic dari Chelsea.
Hal yang sama bagi Pjanic dan pemain yang juga diincar, yaitu Brozovic, jawabannya adalah ya jika diproyeksikan sebagai pengganti Marchisio. Sebab keduanya lebih stylish ketimbang Pogba. Di sisi lain, Isco yang juga diincar Juventus, akan lebih sempurna menjadi gelandang serang trequartista untuk formasi 4-3-1-2 yang diidam-idamkan Allegri sejak musim lalu. Kendati Isco pun sanggup menjadi gelandang box-to-box.
Pada intinya pilihan jatuh kepada pelatih Juventus itu sendiri. Sebetulnya tanpa mencari pengganti Pogba pun ia bisa menjadikan Juventus sebagai salah satu kesebelasan terkuat di Eropa. Namun bagaimana ia meracik strateginya itu sendiri dengan pemain yang ada. Apalagi Juventus masih memiliki Mario Lemina dan Rolando Mandragora yang jika mencapai potensi maksimalnya bisa mencapai level Pogba saat ini.
Sumber: ESPN FC, Soccerway, Squawka, Transfermarkt, Who Scored.
Feature Image by Ivan Hadyan.
Komentar