Real Madrid tidak terlalu merombak skuatnya pada pergantian musim 2015/2016 ke 2016/2017. Pembelian yang paling mencolok hanya kembalinya Alvaro Morata dari Juventus. Padahal Madrid dianggap membutuhkan gelandang bertahan baru untuk bisa merotasi Casemiro.
Seperti yang diketahui, ruang kompetisi Madrid pada musim ini begitu luas. Selain berkecimpung di dua kompetisi Spanyol, Sergio Ramos dkk juga harus mempertahankan juara Liga Champions. Bahkan Madrid juga akan bertarung di Piala Dunia Antar Klub musim ini yang digelar Desember nanti.
Di La Liga, laju Madrid sempat tersendat ketika ditahan imbang Villarreal dengan skor 1-1 di Stadion Santiago Bernabeu, Kamis (22/9). Sang pelatih, Zinedine Zidane, menyayangkan anak asuhnya gagal meraih poin penuh.
"Kami tidak memulai pertandingan dengan baik. Babak kedua kami memiliki banyak peluang, tetapi tidak bisa menang di menit terakhir," ujar Zidane kepada Real Madrid TV.
Tapi hasil imbang itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sebab dalam delapan pertemuan, Madrid dan Villarreal harus berbagi angka dalam empat pertandingannya. Hanya saja hasil imbang tersebut membuat posisi Madrid di puncak klasemen didekati Sevilla yang mengalahkan Real Betis. Sekarang kedua klub itu cuma berjarak dua poin, Madrid dengan 13 poin dan Sevilla memiliki 11 poin. Beruntung Barcelona gagal mendekati poin Madrid karena bermain imbang 1-1 dengan Atletico Madrid.
Ujian Madrid selanjutnya adalah menghadapi Las Palmas yang tampil cukup baik pada awal musim ini. Kendati demikian, Madrid memiliki catatan yang baik menghadapi Las Palmas. Madrid meraih lima kemenangan dari enam pertemuannya. Bahkan Madrid sudah mencetak 20 gol ke gawang Las Palmas dan skor terbesar terjadi pada 2002 silam, ketika menang dengan skor 7-0.
Menghadapi Las Palmas, Zidane menuntut para pemainnya bermain dengan cepat agar gol diciptakan lebih awal. Itulah yang diharapkan Zidane ketika kesebelasannya ditahan imbang Villarreal. Kemenangan atas Las Palmas akan menjadi modal yang bagus jelang menghadapi Borussia Dortmund di Liga Champions.
Akan tetapi kenyataan di lapangan berkata lain. Real Madrid memang berhasil unggul terlebih dahulu, namun kemudian kedudukan bisa disamakan. Saling berbalas gol terjadi hingga akhirnya laga berkesudahan imbang 2-2.
Hasil tersebut membuat tekanan untuk Real Madrid, khususnya Zidane, menjadi bertambah. Tekanan itu bukan soal konflik yang kembali terjadi, melainkan situasi kebugaran skuatnya saat ini.
Momentum Penting James Rodriguez
Tekanan sebenarnya ketika menghadapi rangkaian pertandingan selanjutnya adalah cederanya Casemiro. Ia mendapatkan cedera patah fibula sehingga perlu pemulihan sekitar satu sampai dua bulan. Selain Casemiro, Marcelo yang menjadi full-back kiri andalan Madrid juga cedera.
Tapi Zidane tidak terlalu khawatir dengan para pemainnya yang cedera. Toh ia pernah membuktikannya ketika Ronaldo dan Bale cedera usai Piala Eropa 2016. Dan Madrid tetap mengawali musim dengan rangkaian kemenangan dan menjuarai Piala Super Eropa 2016 (ralat dari sebelumnya yang ditulis Super Spanyol).
"Kami selalu terlibat dengan cedera. Kami tidak menginginkan itu terjadi, tapi bagian dari sepakbola, itu terjadi di seluruh skuat. Itu tidak mengkhawatirkan saya. Cedera memang melukai pemain dan tim, tapi saya punya pemain yang bisa menggantikan mereka dengan baik. Musim ini akan lebih sulit, dengan cedera yang lebih banyak, dan kita harus siap untuk mengambil keputusan dan mengatur ini," kata Zidane.
Zidane cukup percaya diri dengan kedalaman skuatnya saat ini. Berbeda dengan cederanya Marcelo yang bisa digantikan Fabio Coentrao, Zidane memiliki cara lain untuk mengisi kekosongan Casemiro kendati tidak punya stok gelandang bertahan murni lainnya. Salah satu yang bisa dipertimbangkan Zidane adalah mencoba kembali Toni Kroos pada posisi gelandang bertahan, seperti yang pernah Kroos perankan ketika Real Madrid ditukangi Jose Mourinho [Ralat: Carlo Ancelotti].
Lalu peran Kroos sebelumnya bisa ditempati James Rodriguez. James memang tidak menjalani fase yang baik dengan Madrid musim lalu. Gelandang serang asal Kolombia itu cuma dimainkan 17 kali sebagai pemain utama. Meskipun begitu, James adalah pemain penting bagi Madrid. Awal musim ini pun James sudah memperlihatkan start yang bagus. Satu gol dan tiga asis dari enam laga yang dijalaninya cukup membuktikan bahwa ia tidak layak dicadangkan.
Jika diberi kesempatan lebih banyak, James berpotensi menjadi salah satu penyumbang gol terbanyak di Madrid, jika melihat 21 golnya di tiga musim La Liga. Kemampuannya mencetak gol pun seimbang. James mencetak 17 gol memakai kaki kirinya, satu kaki kanan dan tiga kali dari sundulan. Selain itu, ia juga sudah menyumbangkan 31 asis selama berkarir bersama Madrid.
Catatan James hampir mirip dengan Zidane dalam periode yang sama. Zidane pun mencetak 25 gol dan 30 asis ketika bermain tiga musim bermain untuk Madrid. Terpinggirkannya James hanya karena sulit menggeser duet Kroos-Modric di lini tengah untuk menyokong trio BBC (Gareth Bale, Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo). Padahal setidaknya James lebih baik ketimbang Isco atau Lucas Vazquez.
Ya begitulah memperkuat Madrid, selalu mendapatkan banyak tekanan. Apalagi dari pihak luar terutama dari berbagai media di sana. Salah satu yang membuat Madrid bisa menghadapi tekanan saat ini adalah karisma seorang Zidane. Ia adalah pelatih yang dihormati para pemainnya. Berbeda ketika masih dibesut Rafael Benitez yang banyak berkonflik dengan para pemainnya. Tapi setelah Zidane menggantikan Benitez, tekanan itu berhasil dilewati dan berbuah juara Liga Champions musim lalu.
Sumber lain: AS, CNN, ESPN.
Komentar