Manchester United akan menghadapi Arsenal pada pertandingan Liga Primer Inggris 2022/23 di Emirates Stadium, Minggu (22/2). Laga ini merupakan pertemuan ke-238 kedua tim di segala kompetisi. Arsenal dan Manchester United sedang mengalami peningkatan performa. Kedua tim tidak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir dan mencatatkan tiga laga tanpa kebobolan.
Dari sisi produktivitas, tuan rumah sedikit lebih unggul dengan torehan 12 gol sementara tim tamu mencetak dua gol lebih sedikit. Tapi The Gunners diperkirakan tampil lebih percaya diri karena bermain di kandang sendiri. Tim besutan Mikel Arteta tersebut tidak pernah kalah ketika bermain di Emirates Stadium dengan tujuh kemen
Kendati demikian, tim tamu datang dengan bekal mahkota Kota Manchester setelah pekan lalu mengalahkan Manchester City. Hal ini akan berdampak pada kondisi mental setiap pemain. Pada laga ini kedua tim dipastikan tidak akan tampil dengan skuad yang lengkap.. Arsenal tidak akan diperkuat Gabriel Jesus yang masih cedera lutut. Di kubu lawan, Man United tidak akan diperkuat Casemiro karena akumulasi kartu.
Kekosongan Jesus membuat Eddie Nketiah akan mengisi posisi penyerang tengah didukung oleh Gabriel Martinelli, Bukayo Saka, dan Martin Odegaard di belakangnya. Kedatangan Leandro Trossard dari Brighton and Hove Albion berpotensi menjadi kejutan di lini depan mengingat sang pemain mampu bermain di berbagai posisi, termasuk posisinya Nketiah.
Di kubu lawan, Ten Hag berpotensi melakukan sedikit perubahan. Jika melihat beberapa pertandingan sebelumnya, mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut gemar mengejutkan lawan sejak awal pertandingan dengan mengubah posisi pemain, komposisi pemain, bahkan sistem permainan. Pekan lalu, Ten Hag mengejutkan Man City dengan menempatkan Bruno Fernandes di sayap kanan dan berbuah kemenangan.
Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama
Kembali Andalkan McTominay dan Fred
Arsenal diperkirakan akan lebih banyak mengambil inisiatif serangan. Mereka tercatat memiliki angka penguasaan bola mencapai 64,8 persen di area lawan (terbaik ketiga hanya kalah dari Man City dan Liverpool). Dengan demikian, The Gunners berpotensi menciptakan lebih banyak peluang. Situasi ini didukung dengan pemain-pemain yang mampu menembus pertahanan baik melalui giringan bola (dribble), kombinasi umpan pendek di ruang sempit, atau umpan-umpan panjang.
Untuk menghambat serangan Arsenal, Man United perlu melakukan adaptasi karena Casemiro absen. Maka dari itu, Ten Hag diperkirakan melakukan penyesuaian di lini tengah. Biasanya, Casemiro berperan sebagai gelandang bertahan yang mampu mengawal area yang cukup luas. Ketika ia absen, kemungkinan besar Ten Hag membutuhkan dua gelandang bertahan untuk menjalankan peran Casemiro yang biasanya dilakukan sendirian. Jika Ten Hag memprioritaskan aspek bertahan, memadukan Fred dan McTominay berpotensi menjadi pilihan paling bijak.
Musim ini, kedua pemain tersebut memang tidak banyak mendapatkan waktu bermain. Fred baru bermain di 16 pertandingan tapi hanya lima kali masuk ke daftar sebelas pertama. Begitu juga dengan McTominay yang baru bermain di 14 laga yang delapan diantaranya tampil sebagai pemain cadangan.
Tapi, jika melihat musim sebelumnya Fred dan McTominay 24 kali dipasangkan. Secara individu, dua pemain ini unggul dalam aspek bertahan dibanding Eriksen. Musim lalu, kedua pemain ini memenangkan 63 persen duel. Musim ini, dengan jam terbang yang lebih sedikit terjadi sedikit penurunan dengan persentase kemenangan duel yang hanya mencapai 58 persen.
Jika Ten Hag tetap membutuhkan Eriksen, ia bisa memasangnya sebagai gelandang serang sekaligus menggeser Bruno ke sayap seperti yang ia lakukan ketika melawan Man City. Konsekuensinya adalah ia akan kekurangan pemain-pemain cepat yang dibutuhkan ketika serangan balik.
Potensi Mengambil Alih Setelah Turun Minum
Jika Arsenal berhasil mendominasi di babak pertama, Man United perlu lebih memprioritaskan pertahanan setidaknya hingga babak pertama berakhir. Sebab secara statistik dari 42 gol yang dicetak The Gunners mayoritas dicetak pada babak pertama. Meski begitu, United tetap bisa mendapatkan peluang dari situasi transisi dari bertahan ke menyerang.
Memasuki babak kedua, Ten Hag berpotensi untuk mengambil alih pertandingan dengan lebih agresif. Taktik ini sudah sering ia lakukan terutama ketika melawan tim dengan kekuatan setara atau lebih baik. Pekan lalu, Ten Hag berhasil menerapkan taktik ini dengan memasukan Alejandro Garnacho dan Antony di babak kedua hingga melahirkan dua gol dan membalikan keadaan.
Taktik tersebut masih bisa dilakukan untuk mengejutkan Arsenal. Tapi, kali ini Ten Hag tidak hanya senjata dari sisi kecepatan, tapi juga duel udara, tergantung kelemahan The Gunners yang terlihat di babak pertama. Jika mengincar kecepatan, Ten Hag bisa memasukan Garnacho, Antony, bahkan Anthony Elanga. Tapi jika ia menemukan kelemahan dari duel udara, Wout Weghorst adalah solusinya.
Pentingnya Menjaga Jarak
Arsenal yang bermain cenderung menyerang lebih sering menerapkan garis pertahanan tinggi. Tujuan untuk menekan lawan sehingga mengganggu penguasaan bola dan sesegera mungkin merebut bola. Taktik bertahanan ini efektif untuk mencegah lawan membangun serangan tapi memiliki celah yang bisa dimanfaatkan Man United dengan memanfaatkan kecepatan.
Situasi yang paling berbahaya adalah situasi transisi dari menyerang ke bertahan. Sebab The Gunners melibatkan delapan pemain ketika menyerang. Dua bek sayap yang kemungkinan besar akan diisi Oleksandr Zinchenko dan Ben White rajin melakukan overlap atau bergerak ke tengah mendekati posisi Partey agar Odegaard dan Xhaka bisa bergerak ke depan kotak penalti.
Ketika serangan gagal, United diperkirakan mengincar serangan balik yang dikomandoi oleh Bruno. Peluang Arsenal menggagalkan serangan balik sangat kecil jika fokus pada Rashford atau para pelari lain karena Saliba dan Gabriel lemah dalam adu kecepatan. Meski demikian, mereka bisa menggagalkan serangan balik dengan menutup jalur umpan. Tujuanya tidak harus merebut bola, tapi mengganggu lawan agar akurasi umpan menurun.
Agar rencana tersebut berhasil, jarak antar pemain sangat penting. Bukan jarak antar sesama pemain Arsenal, tapi jarak dengan lawan. Jika terlalu jauh, maka pada situasi transisi lawan memiliki cukup waktu untuk mengirim umpan ke depan tanpa gangguan. Tapi jika terlalu dekat, tentu memudahkan pertahanan United menggagalkan serangan
Jangan Ragu Mainkan Trossard
Pasca Gabriel Jesus cedera, Arsenal tampak tidak memiliki masalah di lini depan karena mereka belum terkalahkan. Padahal, terjadi penurunan efektivitas ketika Jesus cedera dari 14,9 persen konversi gol menjadi 14,8 persen. Jika membandingkan secara individu, Jesus dan Nketiah memiliki selisih efektivitas yang cukup jauh. Jesus mencetak lima gol dari 20 tembakan tepat sasaran sementara Nketiah mencetak dua gol dari 10 tembakan tepat sasaran.
Maka tidak heran jika Arteta merekrut Leandro Trossard untuk menambah daya serang Arsenal. Trossard memang memiliki posisi natural di area sayap tapi ia beberapa kali bermain sebagai penyerang ketika Brighton masih dibesut oleh Graham Potter di awal musim ini. Trossard juga tercatat telah mencetak tujuh gol untuk Brighton. Harapannya, pemain asal Belgia tersebut mampu bermain sebagai penyerang untuk meningkatkan efektivitas.
Kelebihan Trossard yang mampu menahan bola, berkombinasi di area sempit, dan memiliki mobilitas tinggi cocok dengan kelemahan pertahanan Man United. Trossard bersama Saka, Martinelli, dan Odegaard mampu mengurai pertahanan United dengan garis pertahanan rendah dengan mengkombinasikan umpan pendek dan dribble. Ia tidak dibebankan untuk mencetak gol tapi peran Trossard sangat krusial untuk menciptakan ruang agar bisa dimanfaatkan pemain lain.
Komentar