Menghadapi Atletico Madrid di Vicente Calderon, Â Chelsea memang betul-betul memainkan sistem bertahan yang sulit ditembus oleh Atletico Madrid. Tak tanggung-tanggung, Mourinho sampai menumpuk 6-7 orang sekaligus di dalam kotak penalti.
Berbeda ketika Chelsea bertandang ke markas PSG, pada laga ini Mou betul-betul bermain hati-hati. The Blues seolah membiarkan Atletico berlama-lama dengan bola di area tengah. John Terry dkk jarang melakukan pressing dan mempertahankan garis pertahanan yang amat dalam.
Mereka memang membiarkan Atletico masuk ke area final third. Hanya saja, saat hendak menusuk ke dalam kotak penalti, Atletico sudah harus menghadapi penumpukan 6-7 pemain Chelsea di lini belakang.
Rapatnya pertahanan Chelsea membuat Atletico musykil untuk melakukan umpan terobosan atau umpan-umpan pendek. Hal ini mungkin yang membuat Simeone berpikir bahwa jalan terbaik untuk menembus barikade itu hanya dengan crossing dan tendangan dari jarak jauh.
Jumlah umpan silang yang dilakukan Atletico Madrid pada laga semalam, yaitu sejumlah 44 crosses, adalah jumlah terbesar yang pernah mereka lakukan pada musim ini. Sebagai tim yang dikenal defensif dan mengandalkan serangan balik, rataan cross per game Atletico hanya 12 cross/game. Semalam, total dari 44 kali percobaan itu, hanya 10 yang mencapai target.
Dikubu Chelsea, mereka tak dapat menyerang karena ada kesenjangan cukup jauh antara lini depan dan belakang Chelsea. Ini adalah konsekuensi memasang pemain-pemain yang bertipikal bertahan di lini tengah.
Padahal, meski banyak menumpuk pemain di lini belakang, Chelsea sebenarnya mampu beberapa kali merebut bola dan menjadikannya serangan.
Upaya itu sayangnya tak bisa dikonversi gol. Pasalnya Chelsea hanya menyimpan Torres seorang di depan. Seorang diri ia harus berhadapan dengan Miranda, Godin, dan Mario Suarez.
Tak mampunya Chelsea menyerang karena Atletico melakukan pressing yang ketat di luar area final third Chelsea. Berbeda dengan Chelsea yang membiarkan Atletico bermain-main di lini tengah, Atletico malah sebaliknya. Gambar dua grafis di bawah menegaskan bahwa Simeone mengintruksikan barisan penyerang sebagai tembok garis pertama lini pertahananan.
Untuk analisa yang lebih mendalam bisa membaca link berikut klik
[wam]
Komentar