Juventus menatap matchday ke-3 Liga Champions dengan cukup percaya diri. Sembuhnya sejumlah pemain andalan dari cedera, membuat Juve mulai menuai hasil positif dalam beberapa pertandingan terakhir. Setelah dikalahkan Napoli, Juve berhasil menang dua kali dan meraih hasil imbang saat bertandang ke markas Internazionale Milan.
Selain Sami Khedira, Claudio Marchisio, dan Mario Mandzukic sudah bisa kembali merumput, salah satu faktor menanjaknya performa Juventus adalah kemampuan salah satu pemain bertahannya dalam memainkan peran barunya. Ia adalah Andrea Barzagli, pemain bek tengah, yang dalam beberapa pertandingan terakhir kerap dipasang sebagai bek kanan.
Semua bermula saat Juventus harus menjamu Sevilla pada pertandingan kedua Liga Champions. Stephan Lichtsteiner yang biasanya menghuni pos bek kanan, dipastikan tak tampil karena masalah pada jantungnya sejak menghadapi Frosinone, sepekan jelang laga melawan Sevilla.
Dengan masih dihukumnya Martin Caceres karena kasus indisipliner, pilihan yang tersisa untuk sang pelatih, Massimilliano Allegri, pada posisi ini tinggal Simone Padoin, si pemain serba bisa. Namun Padoin gagal melewati ujian Allegri saat ia dipasang selama 90 menit ketika Juve dikalahkan Napoli.
Keraguan terhadap kemampuan Padoin membuat Allegri harus memutar otaknya lebih keras. Apalagi ia sudah cukup nyaman dengan formasi 4-3-3 yang ia matangkan dalam beberapa pertandingan terakhir. Kembali pada formasi 3-5-2 pun menjadi satu-satunya pilihan.
Tapi ternyata Allegri tak mengambil opsi mengubah formasi pada laga melawan Sevilla. Formasi 4-3-3 tetap digunakan. Ia pun berjudi dengan menempatkan pemain yang bukan pada posisinya, yaitu Barzagli sebagai bek kanan.
Namun pemasangan Barzagli di sisi kanan ini ditambah dengan tambahan variasi strategi. Saat menyerang, Barzagli diperbolehkan membantu lini serang, menyisir sayap kanan menemani Juan Cuadrado. Tapi saat bertahan, Barzagli kembali pada posisinya semula dan Juve mengubah formasinya menjadi 3-5-2, dengan Cuadrado dan Patrice Evra sebagai wingback.
Hasilnya signifikan. Barzagli yang tak canggung memainkan peran barunya itu menciptakan satu assist atas gol yang diciptakan Alvaro Morata. Pemain yang telah berusia 34 tahun itu merangsek hingga mendekati kotak penalti lalu melepaskan umpan silang untuk disambut Morata setelah menerima operan dari Cuadrado.
Tak hanya berkontribusi bagi penyerangan, bagi pertahanan pun Barzagli begitu tangguh bagi lini serang Sevilla. Pada laga itu, kesebelasan yang mendapatkan tiket Liga Champions dari juara Liga Europa tersebut hanya melepaskan satu upaya tembakan (Juve 20 kali).
Skema ini berlanjut pada laga berikutnya di mana Juve menghadapi Bologna di Serie A. Hasil akhir pun menunjukkan keberhasilan strategi ini: Juve menang 3-1. Bologna sendiri pada laga tersebut hanya mencatatkan dua kali tembakan, sementara Juve 19 kali.
Tapi ujian bagi Barzagli menempati posisi barunya itu hadir pada Derby dâItalia menghadapi Inter Milan di Giuseppe Meazza. Inter yang berada di papan atas sejak bergulirnya liga, tampil dengan kekuatan penuh dengan trio Ivan Perisic, Mauro Icardi, dan Stevan Jovetic di lini depan.
Namun sekali lagi, Barzagli kembali menunjukkan kualitasnya. Jovetic dan Perisic yang sering menyisir lewat sisi kiri, atau sisi kanan pertahanan Juventus tempat Barzagli berada, dibuat tak berkutik (Inter hanya mencatatkan delapan tembakan, setangah dari jumlah Juventus). Pemain yang masih memperkuat timnas Italia itu pun mencatatkan dua tekel, tiga intersep, empat sapuan, dan tiga blok.
Keberhasilan Barzagli menahan gempuran dari sisi kiri ini mungkin hanya menghasilkan satu poin karena pertandingan berakhir imbang dengan skor 0-0. Tapi catatan cleansheet yang ditorehkan Gianluigi Buffon pada laga tersebut menjadi bukti nyata bahwa Barzagli sangat nyaman bermain pada posisi barunya itu.
Penempatan Barzagli sebagai bek kanan Juve sebenarnya adalah tindakan tepat. Semenjak masuknya Cuadrado, Juve memang begitu mengandalkan sisi kanan sebagai pusat serangan (51% serangan berasal dari kanan saat melawan Inter). Dengan adanya Barzagli, sisi kanan bisa menjadi lebih seimbang dengan kedisiplinan Barzagli dalam menjaga pertahanan. Cuadrado pun bisa cukup leluasa dalam melancarkan serangan.
Di samping itu, dari 12 penampilan Juventus di segala ajang pada musim ini, Barzagli telah bermain sebanyak sembilan kali. Dan dari sembilan laga yang ia jalani, Juve hanya sekali menorehkan kekalahan, yaitu saat dikalahkan oleh Udinese pada laga pembuka Juventus di Serie A musim ini.
Hal tersebut menjadi salah satu jaminan bahwa Juve akan memiliki pertahanan yang cukup aman dengan adanya Barzagli. Dan dengan penampilannya yang cukup konsisten sepanjang musim, rasanya Juve tak perlu khawatir lagi jika Lichtsteiner absen karena Barzagli memang bisa diandalkan pada posisi bek kanan.
foto: blog.tuttosport.com
Komentar