Manchester City takuk dari Stoke City pada pekan ke-15 Liga Primer Inggris. Hasil ini tentunya cukup mengejutkan mengingat City, meski harus bermain tanpa Vincent Kompany, Sergio Aguero, dan Yaya Toure, tetap memainkan sejumlah pemain terbaiknya seperti Kevin De Bruyne, Raheem Sterling, David Silva, Fernandinho, Aleksandr Kolarov, Bacary Sagna dan Joe Hart.
Namun pada kenyataannya, selain kebobolan dua gol, City pun gagal mencetak gol pada laga ini. Nihil gol bagi City ini merupakan yang ke-4 sepanjang musim ini, di segala kompetisi.
Pada laga yang berlangsung di Britannia Stadium ini City memasang Wilfried Bony sebagai penyerang tunggal mereka. Namun Bony tampil mengecewakan hanya mampu menciptakan satu tembakan, sebelum digantikan Kelechi Iheanacho pada menit ke-57.
Bony lagi-lagi gagal membuktikan diri bahwa ia layak bermain untuk lini depan Manchester City. Sepanjang musim ini, dari 17 pertandingan, penyerang asal Pantai Gading ini hanya mampu mencetak lima gol saja. Itupun dengan catatan dua golnya lahir di Piala Liga.
Di Liga Primer, di mana ia telah bermain sebanyak 12 kali dengan rincian tujuh kali starter dan lima kali sebagai pemain pengganti, Bony baru mencetak gol pada satu pertandingan saja. Ya, menghadapi AFC Bournemouth yang ia bobol dua kali, adalah satu-satunya penampilan terbaiknya di liga sepanjang musim ini.
Hal ini patutnya di luar harapan dari Manchester City, khususnya Manuel Pellegrini. Bagaimanapun, Bony didatangkan dari Swansea City untuk menjadi sumber gol City ketika mereka tak bisa memainkan Aguero. Namun yang terjadi, khususnya musim ini, tak demikian.
Namun, bukan berarti kesalahan sepatutnya dialamatkan pada Bony. Sebenarnya, wajar jika penyerang berusia 26 tahun ini tak segarang ketika ia bermain untuk Swansea City (mencetak 34 gol darui 70 penampilan). Hal ini dikarenakan gaya permainannya yang berbeda dengan Aguero.
Bony Bukan Agüero
Bony idealnya bermain sebagai target man. Ia bermain di sekitaran kotak penalti atau daerah penalty arc. Ia akan sangat berguna ketika menjadi pemantul atau tembok jika ia mendapatkan penjagaan ketat untuk melepaskan tembakan ke gawang lawan.
Di musim pertamanya bersama Swansea, ia menjadi penerima operan-operan di sekitar kotak penalti dari serangan yang dibangun Nathan Dyer, Jonjo Shelvey, Wayne Routledge, Jonathan de Guzman, dan Leon Britton. Berdasarkan data yang dikumpulkan Squawka, 14 dari 16 golnya di Liga Primer musim 2013/2014 ia ciptakan di dalam kotak penalti.
Tapi pada musim 2014/2015, torehan sembilan gol dari 20 penampilan Bony bersama Swansea di setengah musim pertama turun drastis saat hijrah ke Man City pada bursa transfer musim dingin. Hanya dua gol (di Liga Primer) yang berhasil ia ciptakan pada setengah musim pertamanya berseragam biru muda.
Memang, jumlah penampilan Bony lebih sedikit kala itu karena ia harus berbagi tempat dengan Edin Dzeko sebagai pelapis Aguero. Meskipun begitu, persentase akurasi tembakannya menurun dari 54% ketika di Swansea menjadi 42% bersama City.
Di City perubahan gaya bermain memang harus ia lakukan. Ia harus bisa bermain lebih melebar bahkan turun hingga ke tengah lapangan untuk membuka ruang bagi pemain lain, khususnya Sterling. Ia pun diharapkan bisa tangguh layaknya Aguero dalam melewati pemain. Bony dituntut untuk bisa bermain seperti Aguero.
Tentunya tak mudah bermain seperti Aguero. Aguero memiliki kecepatan dan kemampuan melewati lawan yang mumpuni. Berapa kali kita melihat ia berjibaku sendirian melewati hadangan lawan sebelum menemukan ruang untuk melepaskan tembakan yang kemudian menjadi gol?
Aguero yang musim ini telah bermain selama 673 menit dalam 10 pertandingan, mencatatkan 14 kali keberhasilan take ons atau sekitar 1,4 per pertandingan. Sementara Bony, dari 12 pertandingan selama 589 menit, hanya mampu melewati lawan sebanyak enam kali atau 0,5 per pertandingan.
Aguero bisa bermain melebar, menemukan celah di lini pertahanan lawan, dan memiliki kecepatan yang tak mudah dihentikan lini pertahanan lawan. Kelebihannya itu memudahkannya bisa melewati pemain bertahan lawan sebelum melepaskan tembakan.
Sementara Bony, tak bisa melewati banyak pemain sendirian layaknya Aguero. Tapi hal itu memang bukan kelebihannya. Ia memang bukan penyerang yang memiliki kecepatan dan bermain jauh dari kotak penalti. Keunggulan eks pemain Vitesse ini adalah kekuatan fisiknya yang bisa jadi pemantul atau mencipatkan peluang bagi pemain lain (selain tentunya memanfaatkan peluang di mulut gawang).
Umpan chances created Bony, meski menit bermainnya lebih sedikit dari Aguero pada musim ini, mencapai sembilan kali. Aguero sendiri baru enam kali saja. Sementara Bony sudah mencetak dua assist, Aguero baru satu kali.
Karenanya sulit bagi Bony untuk bisa memenuhi ekspektasi Pellegrini jika ia memang diharuskan bermain seperti Aguero, sebagaimana yang kita lihat sejauh ini. Untuk memaksimalkan Bony, Pellegrini harus mengubah skemanya dengan menginstruksikan Bony lebih sering berada di kotak penalti (lihat cuplikan video sembilan gol Bony sebelum hijrah ke Man City di bawah ini).
Hal yang dialami Bony di atas sebenarnya yang juga menjadi alasan Dzeko gagal memenuhi ekspektasi Pellegrini hingga akhirnya memilih hijrah ke AS Roma. Karenanya jika Bony tetap dipaksakan dengan perannya saat ini, bukan tak mungkin City akan mencari penyerang baru di mana Bony kemungkinan besar akan bernasib sama seperti Dzeko.
Foto:Â The Independent
Komentar