Memiliki pemain yang hampir bisa mengusai seluruh aspek dalam komposisi menyerang dan mencetak gol tentulah mempermudah pekerjaaan sang pelatih dalam menerapkan taktiknya. Meski selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap pertandingan baik kandang maupun tandang, namun pemain tersebut hampir pasti mampu melepaskan diri dari tekanan dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Lionel Messi adalah pemain yang saya jabarkan pada paragraf awal diatas. Puluhan ribu pasang mata di Camp Nou pulang dari stadion senja kemarin dengan diselimuti kegelisahan. Ekspektasi kebanyakan dari pendukung yang mengharapkan Lionel Messi dan rekan-rekannya akan mampu melumat Las Palmas di kandang sendiri dengan gelontoran gol pasca kekalahan tengah pekan lalu ternyata harus menerima pahitnya kenyataan ketika Messi ditarik keluar pada menit ketiga karena cedera parah.
Sebetulnya, absennya Messi dalam jangka waktu delapan pekan atau kurang lebih dua pekan bukanlah baru terjadi kali ini saja. Pada musim 2013-14 lalu, Messi mengalami cedera robek otot pada tanggal 10 November 2013 saat melawan Real Betis di Benito Vilamarin. Bahkan pada awal-awal karirnya di tim utama Barcelona, Messi pernah absen selama 88 hari karena cedera metatarsal di kakinya saat menjamu Real Zaragoza.
Sumber utama: sport.es
Agak pelik memang situasi seperti ini untuk Luis Enrique. Skuat musim lalu yang hampir 95% selalu fit dan akhirnya mampu menyapu bersih semua gelar yang tersedia (Liga, Copa dan UCL) akhirnya kini harus dihadapkan dengan problematika yang lebih ruwet dari sekadar cederanya Rafinha beberapa pekan lalu. Mereka kehilangan Lionel Messi, sang ikon, idola sekaligus si-serba-bisa dalam kesebelasan ini. Belum lagi pemain seperti Thomas Vermaelen, Claudio Bravo, Jordi Alba, Rafinha dan Douglas dikabarkan masih belum fit dari cedera.
Tim medis dari kesebelasan yang berjuluk Blaugrana tersebut telah menginformasikan bahwa Messi akan fit kembali saat bersua Real Madrid pada bulan November nanti. Mereka juga mengusahkan untuk melakukan percepatan ketika Messi melakukan pemulihan. Delapan pekan ke depan akan menjadi kunci bagaimana Messi menjalani hari-harinya tanpa bergelut dengan pertandingan kompetitif. Delapan pekan kedepan juga menjadi momen para penggemar kehilangan tayangan serta suguhan yang berkualitas dari pemain seperti Lionel Messi.
Akan tetapi, sebelum berangan-angan dan berekspetasi lebih untuk melihat kembali aksi Messi pada laga el clasico nanti, ada baiknya menilik jadwal bertanding Blaugrana dalam delapan pekan ke depan. Paling dekat tentu laga di kancah Eropa dengan menjamu Bayer Leverkusen di Camp Nou. Ingatan para penggemar tentu pada lima gol Messi dalam satu pertandingan di fase gugur saat melumat Leverkusen di musim 2011-12 lalu. Namun itu dulu, beda dengan sekarang.
Belum lagi Barca akan menghadapi Sevilla di Ramon Sanchez Pizjuan empat hari pasca menjamu Leverkusen. Sevilla yang menjadi lawan Barcelona pada laga Piala Super Eropa bulan Agustus lalu saja memaksa permainan berkahir dengan rangkaian sembilan gol di Georgia.
Pertandingan lainnya adalah menjamu Rayo Vallecano, Villareal, Eibar dan Bate Borisov di kandang serta harus melakukan perjalanan tandang ke kandang Getafe dan Bate Borisov sebelum akhirnya terpotong oleh jeda internasional. Barcelona, bagaimanapun, mungkin akan menemukan kesulitan saat menjamu Villareal yang sementara ada di pucuk klasemen sementara.
Bagaimana Luis Enrique Mengakali Kehilangan Messi dan Badai Cedera kali ini?
Seperti yang sudah sempat dipaparkan diatas, Barcelona kehilangan bukan hanya seorang yang handal mencetak gol saja, melainkan kehilangan seorang orkestrator serangan dalam dua musim terakhir. Messi, dominan berperan sebagai wide playmaker atau terkadang sebagai classic playmaker.
Dengan stok pemain yang seadanya baik di lini tengah dan di lini depan, Luis Enrique sudah sepatutnya berharap banyak dari Neymar atau dengan kata lain, poros serangan Barcelona mesti dipindahkan dari sisi kanan (Messi) menuju sisi kiri (Neymar) dalam delapan pekan ke depan dengan catatan tak ada pemain lagi yang tertimpa cedera.
Akselerasi Neymar yang tak kalah ciamik dari Messi sepatutnya mampu menawarkan variasi lain. Toh ketika Neymar membela tim nasional Brasil pun ia kerapkali mengampu peran ini dengan baik dan mampu berperan ganda sebagai orkestrator serangan sekaligus pencetak gol. Belum lagi di sisi kiri Iniesta seringkali menjadi opsi lain saat Neymar mengalami kebuntuan. Segitiga kerjasama Neymar â Iniesta â Alba memang menjadi poros di sisi kiri Barcelona dengan catatan Alba dalam kondisi fit karena pemain penggantinya yaitu Mathieu dan Adriano tak se-dinamis Alba dalam mengalirkan bola dan mencari celah kosong saat menyerang.
Prediksi susunan pemain dan formasi alternatif dari tim panditfootball.com
Posisi yang ditinggalkan oleh Lionel Messi sebetulnya bisa saja diemban oleh dua pemain muda yaitu Munir El Haddadi dan Sandro Ramirez. Toh, Munir El Haddadi pada pertandingan akhir pekan lalu mampu membuat satu assist dan menjadi kreator gol pertama Barcelona ke gawang Las Palmas. Sandro Ramirez bisa saja memberikan opsi lain karena Sandro memiliki insting gol yang cukup baik. Namun, masalah utama mereka relatif sama yaitu; masih kurang konsisten dan kurang bermain lepas karena tekanan bermain bersama senior-seniornya.
Alternatif lainnya bisa saja menempatkan dua penyerang dalam skema 4-4-2 dengan Andres Iniesta serta Ivan Rakitic bermain lebih melebar dan dua poros halang ditengah diisi oleh Javier Mascherano dan Sergio Busquets. Penggunaan formasi 4-4-2 ini sangat mungkin saja dilakukan oleh Luis Enrique mengingat ia tidak melulu terpaku dengan pakem 4-3-3.
Toh dalam praktiknya, Iniesta bisa menjadi pemain yang menjadi pengisi penyerang kiri dan menggesar Neymar lebih ke tengah atau sebaliknya, Rakitic menjadi penyerang sayap kanan dengan mengembalikan Neymar ke penyerang sayap kiri dan Iniesta ke gelandang tengah jika harus bertukar posisi dalam perubahan skema dari 4-4-2 ke 4-3-3 di tengah-tengah pertandingan.
Atau lebih ekstrim lagi yaitu mendorong Sergi Roberto dari zona nyaman di posisi barunya yaitu bek kanan menjadi penyerang sayap kanan. Ini juga mengingat kemampuan Sergi yang dulunya adalah pemain tengah bisa menjadi subtitusi untuk peran Messi yang gemar juga merangsek ke tengah meski di plot sebagai penyerang sayap kanan.
Pada akhirnya, belajar dari kesalahan dan pengalaman adalah suatu kemestian bagi Luis Enrique. Sudah bobol di lini belakang karena konsistensi pemain belakang mereka bermain angin-anginan, maka tampaknya tak mungkin juga mereka akan merelakan daya serang mereka merosot jauh karena absennya Messi dalam delapan pekan ke depan.
Foto: CNN
Komentar