Penyesuaian taktik yang dilakukan Brendan Rodgers membuat Liverpool FC meninggalkan skema empat pemain belakang. Sebagai gantinya, lini belakang Liverpool diisi tiga bek tengah. Penyesuaian taktik ini kemudian membuat Emre Can, seorang gelandang, memainkan peran bek tengah.
Namun Can bukan bek tengah biasa dalam formasi 3-4-3 Liverpool. Selain melindungi area pertahanan dari serangan lawan, Can memiliki tugas tambahan karena dirinya memiliki visi bermain dan kemampuan melepas umpan kunci. Atribut tersebut tetap ia manfaatkan dalam peran barunya; Can menjadi seorang pemain yang bertugas melepas umpan-umpan kunci, menebar ancaman ke area pertahanan lawan, dari barisan belakang.
Sederhananya, para penyerang Liverpool dimanjakan oleh para gelandang dan satu bek tengah: Can. Namun rupanya bukan Rodgers seorang yang memiliki pemikiran seperti itu. Ronny Deila, manajer Celtic FC, juga memiliki seorang penebar ancaman dari barisan belakang: Virgil van Dijk.
Tidak seperti Can yang memiliki dua rekan di jantung pertahanan, Van Dijk hanya memiliki satu pasangan. Celtic bermain dengan empat pemain belakang, dengan Van Dijk dan Jason Denayer sebagai duet bek tengah. Hal tersebut toh tidak menghalangi Van Dijk yang seolah memiliki area permainan tidak terbatas. Ia bisa berada di mana saja.
Hasilnya positif. Tiga dari empat gol kemenangan Celtic atas Hamilton Academical FC pada lanjutan Scottish Professional Football League Premiership hari Minggu (22/2) lalu berawal dari serangan yang dibangun Van Dijk.
Sepanjang babak pertama, Celtic menguasai pertandingan dan menebar banyak ancaman. Namun tak satupun tembakan tepat sasaran bersarang di gawang Hamilton yang dikawal Michael McGovern. Di menit ke-56, Celtic akhirnya berhasil mencetak gol setelah Van Dijk mengambil inisiatif.
Memotong umpan Hamilton di area lingkaran tengah, Van Dijk menggiring bola hingga area pertahanan Hamilton. Begitu lawan berusaha menjegalnya, Van Dijk melepas umpan ke arah Kris Commons. Setelah melewati hadangan lawan, Commons melepas tendangan dan mencetak gol.
Tak lama setelah gol Commons, Van Dijk melepas umpan panjang ke arah Stefan Johansen. Tanpa mengontrol bola, Johansen melepaskan tendangan voli yang tepat mengarah ke pelukan McGovern. Gagal memanfaatkan kesempatan tersebut, Johansen tidak mengulangi kesalahan yang sama di menit ke-64.
Van Dijk memenangi perebutan bola liar dan maju menggiring bola. Bola sempat terlepas dari penguasaannya namun mengarah ke Nir Biton. Dengan satu sentuhan, Biton membuat Van Dijk kembali menguasai bola. Setelah mendorong bola beberapa meter, Van Dijk melepas tendangan jarak jauh. McGovern menggagalkan usaha Van Dijk, namun bola liar disambar Johansen. Celtic unggul 2-0.
Saat John Guidetti memperlebar keunggulan Celtic menjadi tiga gol, Van Dijk berada di posnya. Tidak begitu adanya dalam gol keempat Celtic.
Melakukan interception di area sebelah kiri serangan Celtic, Van Dijk menggiring bola mendekati area pertahanan Hamilton sebelum melepas umpan terobosan yang mengarah kepada Adam Matthews di sayap kanan. Dengan satu sentuhan, Matthews meneruskan umpan Van Dijk kepada Commons yang sudah berada di dalam kotak penalti. Dengan satu sentuhan pula, Commons menempatkan bola di tiang dekat. McGovern yang sudah mati langkah tak mampu melakukan apapun untuk mencegah bola masuk ke gawangnya untuk kali keempat.
Kebebasan Van Dijk membantu serangan tak lepas dari jasa poros ganda Celtic, Biton dan kapten Scott Brown. Jika Van Dijk jauh meninggalkan posnya untuk menebar ancaman di area pertahanan lawan, salah satu di antara Biton dan Brown menemani Denayer dan memainkan peran bek tengah sementara waktu.
Komentar