Kami membutuhkan tiga penyerang yang kuat, dan kami sedang mencarinya.
Hal tersebut diungkapkan oleh presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, pada Antenna, saat dirinya menceritakan ambisi Milan dalam mendatangkan Jackson Martinez, penyerang FC Porto. Menurutnya, Milan memiliki ekspektasi yang besar pada musim 2015/2016.
âAda ambisi besar untuk musim depan. Ini akan menjadi tahun yang hebat. Ya, saya mengharapkannya [kedatangan Martinez]. Ia mencetak banyak gol bersama Porto dalam beberapa tahun belakangan,â tambahnya.â
Menilik pernyataan Berlusconi tersebut, lini depan tampaknya menjadi perhatian utama Milan pada musim depan. Hal ini diperkuat dengan semakin santer kabar kembalinya mantan bomber andalan Milan, Zlatan Ibrahimovic, pada bursa transfer musim panas ini.
Menggaet penyerang-penyerang bertalenta dengan catatan gol yang mumpuni tentunya akan membuat Milan lebih berbahaya pada musim depan. Namun, satu hal yang sebenarnya tak boleh dilupakan pula oleh Berlusconi adalah kualitas di lini pertahanan.
Lini pertahanan sendiri justru seharusnya yang patut mendapatkan perhatian lebih. Karena pertahanan Milan pada musim lalu, kebobolan sampai 50 gol di Serie A, yang mana ini merupakan catatan terburuk Milan dalam 65 tahun terakhir.
Ya, terakhir kali Milan kebobolan hingga lebih dari 50 gol di Serie A terjadi pada musim 1948/1949. Saat itu, kesebelasan berjuluk Rossoneri ini kebobolan 52 gol. Namun torehan 82 gol yang dicetak Milan membuat Milan saat itu finish di urutan ke-3 klasemen.
Berbeda dengan musim ini, saat kebobolan 50 gol, Milan hanya mampu mencetak 56 gol. Jumlah memasukkan tersebut merupakan paling sedikit dalam 11 tahun terakhir. Dengan torehan gol tersebut, Milan pun finish di urutan ke-10, peringkat terburuk Milan dalam 18 tahun terakhir.
Karenanya, mendatangkan penyerang haus gol memang keputusan yang tepat. Namun Milan tentunya tak boleh mengerdilkan lini pertahanan dengan terlalu berinvestasi untuk pemain depan. Catatan di atas menjadi bukti nyata bahwa lini pertahanan Milan butuh peningkatan kualitas.
Lini pertahanan Milan sendiri semakin rapuh pasca eksodus besar-besaran yang dilakukan manajemen Milan awal musim 2012-2013. Sebelum musim itu digelar, dua benteng utama Milan, Thiago Silva dan Alessandro Nesta, hengkang dan meninggalkan lubang di lini petahanan Milan.
Ya, penambalan kualitas tak dilakukan Milan saat itu yang tengah mengalami krisis keuangan. Pada musim 2013/2014, pemain-pemain anyar seperti Cristian Zapata, Adil Rami, Matias Silvestre, dan Jherson Vergara, gagal menjadi benteng kokoh menemani bek-bek senior Milan macam Daniele Bonera, Cristian Zaccardo, dan Mexes.
Pada musim tersebut, Milan langsung terlempar ke peringkat delapan pada akhir musim dengan kemasukan 49 gol. Dengan lini depan yang melemah pasca kehilangan Clarence Seedorf, Ronaldinho dan Ibrahimovic pada awal musim, Milan pun hanya mampu mencetak 57 gol.
Skuat juara AC Milan 2010-2011. (via: zimbio.com)
Sejak Milan mulai berhati-hati dalam mengeluarkan transfer untuk pembelian pemain, kualitas lini pertahanan memang sangat turun drastis. Padahal pada musim-musim sebelumnya, sebelum menjuarai Serie A pada 2010/2011, Milan tak ragu untuk mengeluarkan jutaan euro untuk menambal skuatnya.
Misalnya saja ketika Paolo Maldini dan Alessandro Nesta mulai dimakan usia. Dengan segera Milan berhasil mendapatkan Silva pada pertengahan musim 2008/2009. Maka ketika Maldini pensiun pada musim berikutnya, Silva telah siap menjadi palang pintu Milan bersama Nesta.
Baca juga: Rencana-rencana Mr. Bee untuk AC Milan
Sedangkan hal itu tak berlaku saat Silva hengkang. Mexes yang sudah datang dan bermain bersama Silva selama semusim, gagal menjadi pemimpin baru di lini pertahanan Milan. Inilah yang sebenarnya terus menular pada pemain-pemain baru di lini pertahanan Milan.
Selama penambalan kualitas di lini pertahanan berhasil, lini pertahanan Milan pun tak pernah kebobolan lebih dari empat puluh gol sejak awal 2000-an hingga hengkangnya Silva pada 2012. Peringkat terburuk Milan saat itu pun hanya finish di urutan ke-5, pada musim 2007/2008.
Sebenarnya, pada musim 2010/2011, Milan sempat mendatangkan salah satu bek yang cukup potensial dari Genoa FC yang tampaknya bisa menjadi bek tangguh bagi Milan di masa depan. Ia adalah Sokratis Papastathopoulos. Namun pemain yang kini bersinar bersama Borussia Dortmund tersebut hanya bertahan satu musim setelah hanya tampil sebanyak lima kali di Serie A sehingga dibeli kembali Genoa pada musim berikutnya.
Oleh karena itu, lini pertahanan tetap harus menjadi prioritas utama Berlusconi untuk memperkuat kesebelasannya pada musim depan di samping menambah amunisi bagi lini depan. Sebab dalam era sepakbola modern ini, rasanya kesebelasan yang paling baik bertahanlah yang lebih bisa meraih kesuksesan ketimbang kesebelasan yang hanya kuat dalam menyerang.
foto: bleacherreport.com
Komentar