Kemenangan 3-0 Arsenal atas Olympiakos adalah buah dari kemenangan Olivier Giroud atas Dimitris Siovas, bek Olympiakos. Tidak percaya?
Indikasi pertama mengenai instruksi khusus yang diberikan kepada Siovas terlihat pada menit ke-24, dalam proses terciptanya dua peluang pertama Arsenal. Saat Giroud turun ke lini tengah untuk memenangi duel udara, Siovas mengikutinya; padahal di tempat Giroud menerima bola, ada gelandang bertahan yang siap menjalankan tugasnya.
Naiknya Siovas untuk mengawal Giroud membuat lini belakang Olympiakos hanya berisi tiga pemain. Lebih sedikit pemain belakang Olympiakos berarti lebih banyak ruang untuk Arsenal, dan hal tersebut menguntungkan Joel Campbell yang terus meminta bola diumpan ke depannya, bukan tepat ke kakinya. Giroud memenangi duel dan meneruskan bola kepada Campbell.
Kalah duel dengan Giroud adalah satu hal, tidak lagi memerhatikan Giroud setelahnya adalah lain soal. Permasalahan Olympiakos adalah: Siovas tidak hanya satu kali melepaskan Giroud setelah kalah duel dengan pemain berkebangsaan Prancis tersebut. Siovas melepas Giroud dari pengawasannya sehingga â setelah Mathieu Flamini gagal mencetak gol dari umpan Campbell â Giroud memiliki cukup ruang untuk menyundul umpan silang yang datang langsung setelahnya.
Keberhasilan Giroud mengecoh Siovas juga yang pada akhirnya membuat gol pertama Arsenal tercipta. Ketika Mesut Ãzil melepas umpan terobosan kepada Aaron Ramsey, Giroud (dan Theo Walcott) ikut berlari menuju gawang. Begitu juga dengan Siovas, yang tak ingin Giroud bebas. Pada satu titik Giroud menurunkan kecepatan larinya dan dengan itu terbebaslah ia dari Siovas. Dengan tipuan itu pula ia menyambut umpan silang Ramsey dengan sundulan bebas.
Indikasi bahwa Siovas memang menjalankan tugas khusus mengawasi Giroud semakin jelas terlihat pada menit ke-37. Theo Walcott yang menggiring bola ke arah dalam dari sisi kiri serangan Arsenal terbuka jalannya karena Giroud menarik Siovas mendekat kepada Manuel da Costa. Caranya sederhana: dengan berlari melewati celah di antara keduanya; menyerong berlawanan dengan arah lari Walcott.
Kegagalan Siovas, cepat belajar dari kesalahan, dan kecerdasan Giroud memilih aksi yang tepat di saat yang tepat, jika digabungkan, menjadi gol kedua Arsenal. Seperti dalam proses terciptanya peluang pertama Arsenal, Giroud turun ke lini tengah dan Siovas mengikutinya. Giroud lagi-lagi memenangi duel dan meneruskan bola â kali ini tidak langsung ke Campbell â ke Mesut Ãzil, yang langsung meneruskan bola kepada Campbell.
Giroud tidak langsung masuk ke dalam kotak penalti. Ia berlari kecil dan berkali-kali mengangkat tangan meminta bola sebelum mengubah kecepatan dan melesat masuk ke dalam kotak penalti. Kemampuan Campbell melindungi bola dari para pemain Olympiakos tidak boleh diabaikan dalam proses terciptanya gol ini, namun pemilihan waktu yang Giroud lakukan juga patut mendapat pujian. Satu hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah kesalahan Siovas dalam pengambilan keputusan.
Setelah kalah dalam duel udara melawan Giroud, Siovas langsung menghampiri Campbell untuk menutup jalan umpan pemain yang pernah membela Olympiakos tersebut. Keputusan ini menjadi salah karena Siovas terbukti tidak berhasil menutup jalan umpan Campbell dan karenanya Giroud tanpa kawalan saat mengubah umpan Campbell menjadi gol dengan satu sentuhan.
Satu gol lain, yang membuat Giroud hat-trick pada laga ini, dicetak melalui tendangan penalti. Tapi dua gol yang diciptakan Giroud sebelumnya, merupakan buah dari kegagalan Siovas menghentikannya.
Komentar