Tidak bisa dipungkiri jika John Terry kembali menemukan kejayaannya kembali di musim lalu. Penampilannya kembali memikat dan berandil membawa Chelsea juara Liga Primer Inggris musim 2014/2015 di bawah asuhan Jose Mourinho.
Perannya yang dikembalikan Mourinho ke dalam skuat reguler The Blues, julukan Chelsea, seolah menjadi titik balik sekaligus pembuktian kepada Rafael Benitez, bekas Manajer Chelsea, yang sering mencadangka dirinya. Terry, melalui penampilan yang stabil di musim lalu, membuktikan jika dirinya belum habis.
Memang pada dasarnya Mourinho juga menganggap jika Terry masih memiliki kemampuan yang sama seperti ketika ia baru pertama kali menangani Chelsea pada 2004. Setidaknya itu terlihat di musim lalu. Namun masihkah itu berlaku di musim ini?
Sepertinya keyakinan manajer asal Portugal tersebut kepada kapten The Blues itu mulai luntur. Hal tersebut sudah mulai terlihat pada pertandingan pekan ke dua Liga Primer Inggris 2015/2016 ketika dikalahkan Manchester City. Kepercayaan Mourinho kepada Terry yang diberikan sejak pekan pertama (saat ditahan imbang oleh melawan Swansea 2-2) tidak berlanjut di laga pekan kedua saat dikalahkan dengan skor 3-0 oleh Manchester City di Stadion Ettihad.
Pada pertandingan Manchester City melawan Chelsea juga kami menyuguhkan analisis pertandingan di tautan ini
Ketika cuma bermain imbang dengan Swansea mungkin bisa dimaafkan karena The Blues terpaksa bermain dengan 10 orang setelah Thibaut Courtois diganjar kartu merah. Tapi ketika dikalahkan The Citizens, julukan City, tampaknya Mourinho mulai berpikir kembali mengenai status Terry di skuat utama.
Ketika laga melawan Vincent Kompany dkk, untuk pertama kalinya Terry ditarik keluar oleh Mourinho dalam kondisi prima tanpa cedera. Ya, ini untuk kali pertamanya hal itu terjadi sepanjang Mourinho menangani Chelsea, baik di periode pertama (2004-2008) maupun periode kedua sekarang. Justru The Special One, julukan Mourinho, lebih memilih mengganti Terry ketimbang Gary Cahill yang jelas-jelas konsentrasi penampilannya mulai terganggu karena mengalami cedera kepala pada pertandingan tersebut.
Terry pun digantikan Kurt Zouma pada babak ke dua, tepatnya menit ke-46, dalam kondisi skor sudah tertinggal 1-0 dari City oleh gol Sergio Aguero pada menit ke-31. Gol yang dicetak penyerang andalan The Citizens tersebut justru dijadikan alasan Mourinho sebagai faktor utama ditariknya Terry dari lapangan hijau.
Mantan Pelatih Real Madrid tersebut beralasan mengganti bek 34 tahun itu sebagai bagian dari taktik untuk meredam agresifitas Aguero. "Tidak (Terry tidak cedera), itu cuma sebuah keputusan taktik. Saya tahu Zouma bek yang lebih cepat dalam skuat yang kita punya dan pada momen saat itu (Zouma dibutuhkan saat) Man City bermain serangan balik dan mereka bermain bola panjang untuk Aguero," jelas The Special One.
Terry tampak kelimpungan membendung pergerakan Aguero. Bahkan selama 45 menit laganya ia tidak mampu membuat satu pun tekel yang berhasil menjegal serangan City. Di hadapan pergerakan eksplosif Aguero, ia terlihat benar kepayahan.
Mou memang juga mengatakan bahwa ia masih percaya kepada Terry. Sang kapten, sebut Mou, masih ia percaya mampu menggalang pertahanan Chelsea. Namun, sangat menarik pilihan Mou menarik Terry karena, sekali lagi, Gary Cahill juga tidak bagus-bagus amat. Plus, Cahill juga agak terganggu kepalanya karena sempat terluka yang mengucurkan darah. Itu menjadi insiden pendarahan ketiga yang dialami Cahill sejak pra-musim.
John Terry cukup kewalahan ketika mengawal Sergio Aguero pada pertandingan pekan ke dua Liga Primer Inggris 2015/2016.
Menanti Era âJohnâ Baru di Tubuh Chelsea
Kebobolan tiga gol tentu bukan perkara sepele bagi kesebelasan sekelas juara bertahan Chelsea, apalagi bagi Mourinho yang masyhur dengan pendekatan negatif-nya. Sebelumnya pun The Blues sudah kemasukan dua gol dari Swansea yang membuktikan jika Mourinho butuh sesuatu untuk memperbaiki pertahannya.
Terry yang terus diandalkan The Special One sejak pertemuan mereka pada 2004 tentu tidak bisa berlaku selamanya. Sang kapten pun mulai menua dan melamban. Kini generasi bek Chelsea yang dinilai "segar" hanya Zouma untuk menutupi penuaan Terry dan antisipasi jika Cahill mendapatkan cedera. Sebelumnya The Blues masih memiliki harapan kepada Nathan Ake, namun mengingat belum cukup matang ia malah dipinjamken ke Watford yang berambisi ingin bertahan di Liga Primer Inggris.
Dipinjamkannya Ake ke Watford seperti memiliki maksud lain di luar memberikan pengalaman kepadanya yaitu: memberikan slot kepada John Stones!.
Baca juga : Menimbang Peluang Chelsea Musim ini
Siapakah Stones? Namanya selalu dikaitkan dengan Chelsea sejak bursa transfer musim panas dibuka awal Juli lalu. Sebetulnya bek tengah Everton itu digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Inggris sejak musim lalu karena dipercaya pada 23 pertandingan kesebelasan berjuluk The Toffees pada musim 2014/2015.
Gaya bertahan pemain 21 tahun dikenal rapi dan berhati-hati ketika mencuri bola dari lawan. Kemampuan itu bisa dilihat dari akurasi tekel bersihnya selama Liga Primer Inggris 2015/2016 yang rataannya mencapai 68 persen. Kemampuannya dalam membaca permainan lawan juga terlihat cukup baik. Ia relatif tenang menjaga jantung pertahanan Everton. Sebanyak 25 kali blok sukses dilakukannya selama 23 pertandingan musim lalu.
Selain itu ia juga memiliki keahlian menggiring bola cukup baik. Pada musim lalu ia rajin melakukan dribel dengan rataan dribel sukses mencapai 22 kali atau 81 persen. Angka itu jauh lebih tinggi ketimbang patnernya di lini belakang, Phil Jagielka, yang cuma melakukan dribel sukses sebanyak tujuh kali.
Maka jika "kode" Mourinho ingin merekrut Stones melalui pergantian Terry pada pertandingan melawan City pekan lalu dikabulkan Roman Abramovich, pemilik Chelsea, maka The Blues bisa mendapatkan keuntungan dalam bertahan dan penyerangan melalui sosok Stones.
Upaya The Blues untuk mendatangkan bek asli Inggris itu pun masih memiliki waktu sekitar dua pekan lagi sebelum bursa transfer musim panas 2015 ditutup akhir Agustus. Maka tunggu apalagi Abramovich? Apa masih belum mengerti juga kode dari Mourinho?
Jika Abramovich bisa merealisasikannya, bukan tidak mungkin jika estafet kepemimpinan di lini belakang Chelsea akan terjadi dari "John" (Terry) kepada John (Stones)".
Sumber : Daily Mail, Mirror, Squawka, The Guardian, Who Scored.
Komentar