Mencari Striker Penyelamat Degradasi di Liga Primer

Taktik

by redaksi

Mencari Striker Penyelamat Degradasi di Liga Primer

Di akhir musim 2006/2007, West Ham United harus berterima kasih pada seorang Carlos Tevez. Berkat Tevez-lah West Ham tetap bisa berkompetisi di Liga Primer Inggris musim 2007/2008 dan membuat Sheffield United harus terdegradasi. Striker yang didatangkan dari Corinthians ini menjadi pencetak gol tunggal kemenangan West Ham atas Manchester United di Old Trafford pada 13 Mei 2007.

Menilik kisah Tevez di atas, bisa dilihat bahwa seorang pemain, terutama striker, pada akhirnya dapat menjadi penentu apakah sebuah tim akan terdegradasi atau justru malah selamat dari jurang degradasi di akhir musim. Tugas utama striker untuk mencetak gol membuat pemain yang berposisi sebagai striker dapat menjadi penentu takdir sebuah tim dalam sebuah pertandingan.

Tevez sudah melakukannya saat di West Ham dengan tujuh gol dan lima assist yang ia sumbangkan dalam 29 penampilannya bersama The Hammers.

Di Liga Primer musim ini, ada tiga tim yang sedang berjuang untuk menyelamatkan diri dari jurang degradasi. Ketiga tim itu adalah Norwich City, Sunderland, dan Newcastle United. Dibandingkan dengan Aston Villa yang memiliki kemungkinan paling besar untuk terdegradasi musim depan (Aston Villa terpaut 9 poin dari peringkat ke-19 di sisa enam pertandingan), Sunderland, Newcastle, dan Norwich masih memiliki peluang yang besar untuk bertahan di Liga Primer musim depan.

Ketiga tim tersebut bisa mengandalkan striker mereka untuk lepas dari kungkungan zona degradasi, asal manajer dari ketiga tim tersebut bisa memaksimalkan kemampuan striker yang dimiliki.

Sunderland

Di tim Sunderland, sekarang menghuni peringkat ke-18, ada striker hebat bernama Jermaine Defoe yang bisa mereka gunakan sebagai penolong mereka untuk lolos dari jerat degradasi. Defoe yang juga pernah membela Tottenham Hotspur ini kerap kali ditempatkan sebagai seorang lone striker oleh Sam Allardyce. Di depan, ia ditemani oleh Fabio Borini dan Wahbi Khazri dalam formasi 4-3-3.

Baca juga: Yang Memutus Harapan Empat Besar Manchester United: Wahbi Khazri

Hanya saja, Borini yang kerap melebar ke samping dan Khazri yang lebih bertipikal sebagai seorang gelandang serang membuat Defoe seringkali harus berjuang menembus pertahanan lawan sendirian. Dalam pertandingan melawan West Brom, Minggu (2/4) yang berkesudahan 0-0, Defoe terlihat kesulitan untuk menembus ketatnya pertahanan West Brom.

Backfour West Brom yang bermain ke dalam membuat Defoe sulit untuk mencetak gol. Delapan tembakan yang ia cetak dalam pertandingan itu hanya beberapa saja yang membahayakan, bahkan setengahnya diblok oleh lini pertahanan West Brom.

Padahal, di bulan Januari lalu ia sempat mencetak hattrick saat Sunderland menjungkalkan Swansea City dengan skor 4-2. Belakangan, rekor golnya menurun karena bek-bek Liga Primer Inggris sudah mulai memahami kelemahan Defoe; cenderung melakukan shoot secara asal tanpa mencari ruang untuk menembak terlebih dahulu.

Big Sam harus mulai memikirkan cara agar Defoe kembali tajam dan bisa berkontribusi untuk menjauhkan Sunderland dari jurang degradasi, Mengingat Liga Primer yang tinggal menyisakan beberapa minggu lagi, ada satu cara yang bisa dilakukan oleh Big Sam.

Ia bisa memasangkan Dame N'Doye ataupun Borini dengan Defoe di lini depan, dan mengganti formasi Sunderland menjadi 4-4-2. Borini dan N'Doye yang sering bergerak melebar dapat menarik perhatian bek untuk kemudian memberikan ruang bagi Defoe untuk menyelesaikan peluang.

Newcastle United

Newcastle United baru saja kedatangan manajer baru yang namanya sudah tidak asing di Liga Primer Inggris, Rafael Benitez. Benitez ditantang oleh manajemen Newcastle untuk mengangkat Newcastle dari jurang degradasi. Bagi dirinya yang pernah menangani tim besar di Inggris (Liverpool dan Chelsea), bertarung di zona degradasi adalah hal baru.

Sejak kedatangannya ke Newcastle, ia menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan menempatkan Giorginio Wijnaldum sebagai pemain di belakang lone striker, Aleksandar Mitrovic.

Dengan formasi ini, permainan Newcastle lebih hidup karena sirkulasi lini tengah lebih lancar. Wijnaldum pun mampu menjalankan perannya sebagai pengacak-ngacak lini pertahanan lawan dan membantu memberikan ruang bagi Mitrovic. Hanya saja, dengan formasi ini kesempatan yang dibuat oleh Newcastle menjadi lebih sedikit karena bola cenderung berputar-putar saja di depan lini pertahanan lawan.

Ada baiknya, Benitez kembali menggunakan formasi 4-4-2 dan menempatkan satu striker lagi di lini depan untuk menemani Aleksandar Mitrovic. Ayoze Perez ataupun Papiss Cisse bisa ditempatkan oleh Benitez untuk menemani Mitrovic di depan. Wijnaldum lebih baik bermain ke sayap. Dengan formasi ini, permainan Newcastle memang akan menjadi lebih sederhana, namun lebih mematikan.

Norwich City

Satu lagi tim yang sedang berjuang di zona degradasi adalah Norwich City. Meskipun sebenarnya berada di peringkat ke-17 dan terpaut empat poin dari zona degradasi, Norwich pun harus tetap berhati-hati dan harus meningkatkan permainannya agar tidak disalip oleh tim lain.

Berbeda dengan Sunderland dan Newcastle yang masih sering menggunakan lone striker, sejak kedatangan Steven Naismith di Bulan Januari, manajer Alex Neil mulai menggunakan formasi dua striker. Naismith yang bermain di depan, meski tidak mencetak banyak gol, secara taktikal ia cukup memuaskan. Peran dari Naismith ini cukup menarik.

Saat Norwich menyerang, ia akan melakukan link-up  dengan tandemnya di lini depan. Ketika Norwich bertahan, ia akan melakukan penjagaan terhadap holding midfielder lawan sehingga rekan-rekannya bisa memiliki waktu untuk menyusun pertahanan.

Satu permasalahan Norwich adalah menetapkan striker yang menjadi pencetak gol, karena peran Naismith lebih kepada pemancing dan pembuka ruang. Ada dua nama di Norwich yang bisa Neil pasang sebagai rekan Naismith sekaligus berperan sebagai goal getter, yaitu Cameron Jerome dan Dieumerci Mbokani.

Di antara dua pemain itu, nama Mbokani tampaknya lebih menjanjikan dibandingkan Jerome. Pemain yang sudah mencetak lima gol dan dua assist dari 25 penampilannya bersama Norwich City ini menjanjikan sebuah ancaman konstan bagi lini pertahanan lawan. Ia juga akan melengkapi Naismith di depan yang bertipe lebih ke pembuka ruang.

***

Pada akhirnya, tulisan di atas hanya berbentuk sebuah sugesti semata. Manajer ketiga tim di atas lah yang akan menentukan sistem yang pas untuk mengangkat performa timnya dan membawa timnya keluar dari zona degradasi. Menarik untuk ditunggu apa yang akan terjadi di akhir musim nanti, karena Liga Primer Inggris memang sarat akan kejutan.

Sumber: ESPN FC

(sf/dex)

foto: dailymail.co.uk., mirror.co.uk., independent.co.uk.

Komentar