Stefano Sturaro, Pengganti Ideal Arturo Vidal

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Stefano Sturaro, Pengganti Ideal Arturo Vidal

Pada laga Supercoppa Italia 2015 antara Juventus menghadapi Lazio, banyak yang akan memuji penampilan dari Mario Mandzukic dan Paulo Dybala, pemain anyar Juventus yang sukses mencetak gol pada laga debutnya. Tak sedikit pula yang mengapresiasi penampilan pemegang no.10 teranyar Juve, Paul Pogba atas aksi-aksinya sepanjang 90 menit.

Namun sebenarnya, ada satu sosok lain yang juga berperan besar dalam menumbangkan Lazio dengan skor 2-0 tersebut. Dan sosok tersebut ditunjukkan oleh gelandang berusia 22 tahun yang musim lalu sempat membela Genoa, Stefano Sturaro.

Dalam skema 3-5-2 Juventus, Sturaro mengisi tempat yang ditinggalkan Arturo Vidal. Ya, jika pada musim lalu pos gelandang tengah di sisi sebelah kanan diisi oleh Vidal, kali ini pemilik nomor 27 Juventus ini dicoba untuk menyeimbangkan lini tengah Juventus sejak menit pertama. Dan ia melakukannya dengan sangat baik.

Penampilan Sturaro memang tak seimpresif Paul Pogba yang menjadi man of the match pada laga tersebut. Sturaro bahkan hanya melepaskan 22 kali operan, setengah dari yang dilepaskan Claudio Marchisio dan Pogba.

Tapi peran yang diemban Sturaro pada laga ini sendiri merupakan lebih sebagai perebut bola ketimbang pengumpan meski diplot sebagai box-to –box midfielder layaknya Vidal. Hal ini dikarenaka ia hanya sesekali merangsek ke dekat kotak penalti untuk melepaskan tembakan ke gawang atau operan pada para penyerang Juventus, di mana Vidal sebaliknya.

Meskipun begitu, Sturaro tahu kapan ia harus mengamankan lini tengah dan kapan harus ikut membantu lini serang. Ini dibuktikan meskipun ia jarang terlibat dalam serangan Juventus (lebih mengandalkan Pogba), Sturaro menjadi pemberi assist bagi gol pertama Juve yang diciptakan Mandzukic.

Sturaro bergerak ke sisi sayap kanan ketika Stephan Lichtsteiner tak bisa melakukan penetrasi karena menjaga sisi kanan Juventus dalam mengantisipasi kecepatan Felipe Anderson. Menerima operan dari Lichtsteiner, Sturaro kemudian memberikan umpan matang, tipikal umpan yang biasanya dilepaskan Lichtsteiner, pada Mandzukic.

Tak hanya sampai di situ, Sturaro pun terlibat dalam skema pada gol kedua Juve. Menerima umpan dari Pogba, Sturaro-lah yang kemudian memberikan umpan pada Mandzukic. Mandzukic meneruskannya dengan aksi melewati satu pemain Lazio dan memberikan umpan silang pada Pogba yang sudah berada di kotak penalti. Pogba lantas memberikan umpan pendek pada Dybala yang tak terkawal.

Aksi Sturaro saat menghadapi juventus pada musim lalu. (via: calciomercato.com)
Aksi Sturaro saat menghadapi juventus pada musim lalu. (via: calciomercato.com)

Perjudian Massimilliano Allegri

Meski sudah direkrut Juventus sejak awal musim 2014-2015, Struraro baru bergabung dengan Juventus pada akhir bursa transfer musim dingin 2015. Keputusan antara Juve dan Genoa yang memutuskan Sturaro harus membela Juve lebih dini, sempat membuatnya khawatir.

Kala itu ia khawatir tak akan banyak mendapatkan kesempatan bermain. Lini tengah Juve sendiri dihuni oleh pemain sekelas Pirlo, Marchisio, Vidal, dan Pogba. Belum lagi masih ada nama Roberto Pereyra yang musim lalu seringkali menjadi bagian dari strategi alternatif Juventus.

Padahal saat itu, meski tak bermain reguler bersama Genoa, Sturaro merupakan salah satu pemain penting dalam skuat berjuluk Rossoblu tersebut, yang pada putaran pertama musim 2014/2015 sempat bersaing di papan atas Serie A. Ia pun kerap menjadi andalan timnas Italia kelompok usia 21 tahun.

Beruntung baginya, cedera demi cedera dialami oleh satu per satu gelandang Juventus. Dimulai dari Andrea Pirlo yang harus absen pada periode akhir Februari hingga pertengahan April, dan Pogba pada pertengahan Maret hingga awal Mei.

Ditambah dengan Juve yang saat itu masih berlaga di tiga kompetisi, Sturaro pun akhirnya mendapatkan kesempatan bermain walaupun tak begitu banyak (total hanya delapan pertandingan). Bahkan salah satu pertandingan yang ia jalani adalah partai semi-final Liga Champions menghadapi Real Madrid pada leg pertama.

Sturaro saat itu diturunkan sejak menit pertama. Dalam formasi 4-3-1-2, ia disandingkan dengan Pirlo, Marchisio, dan Vidal untuk mengisi area tengah. Memainkan pemain yang belum terbukti kualitasnya tentunya menjadi sebuah perjudian besar yang dilakukan oleh Allegri.

Namun ternyata, Sturaro berhasil membuktikan diri dengan tampil impresif sepanjang laga. Ia menjadi pemutus serangan Madrid dengan membuat Toni Kroos dan James Rodriguez tak leluasa berlama-lama dengan bola karena Sturaro selalu siap menekan dan berupaya merebut bola.

Pada laga yang berakhir dengan skor 2-1 itu pun Sturaro berhasil melakukan aksi penting. Tapi saat pertandingan masih berjalan 1-1, Madrid memiliki peluang emas dengan menyerang dari sisi kanan pertahanan Juventus lewat Isco. Isco kemudian memberikan umpan silang dan bola berhasil diserobot oleh James Rodriguez dengan menyundul bola mengarah ke gawang. Gianluigi Buffon salah antisipasi, namun Sturaro berhasil menyentuh bola dengan ujung kakinya sehingga bola hanya membentur mistar gawang.

">May 6, 2015

Penyelamatan yang dilakukan Sturaro itu tentunya cukup krusial. Jika James berhasil mencetak gol dan Juve harus tertinggal, jalannya pertandingan pastinya akan berbeda. Karenanya Sturaro pun bisa dibilang sebagai salah satu faktor melenggangnya Juventus ke babak final Liga Champions.

Meski sesekali mendapatkan kesempatan bermain, Sturaro selalu bisa menjawab kepercayaan Allegri. Penampilannya pun bisa dibilang selalu sesuai dengan yang diharapkan eks-pelatih AC Milan dan Cagliari tersebut.

Atas performa impresifnya yang bisa dibilang cukup stabil dan konsisten, pada musim ini tampaknya Sturaro akan banyak mendapatkan kesempatan bermain. Dengan mentalnya yang tak canggung dalam menghadapi big match seperti saat menghadapi Lazio, Real Madrid atau Napoli di mana ia mencetak gol pertamanya bagi Juventus, Sturaro tampaknya bisa diplot sebagai pengganti ideal atas kepergian Vidal dan cederanya Sami Khedira.

Ya, setidaknya Juventus tak perlu khawatir jika pemain gelandang serang idamannya, seperti Julian Draxler, Mario Goetze atau Franco Vazquez gagal didapatkan. Karena pemain yang juga disebut sebagai the next Gattuso ini bisa menjadi pengganti ideal Vidal tanpa Juve harus mengubah skema permainannya musim lalu untuk meraih trofi Serie A ke-5 secara beruntun dan melangkah sejauh mungkin di Liga Champions.

foto: spazio.juve.it

Komentar