Larut dalam Petualangan Alex Hunter di FIFA 17

Video Games

by Dex Glenniza 35213

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Larut dalam Petualangan Alex Hunter di FIFA 17

Jika Anda bermain permainan video di komputer (PC) atau laptop Anda, Anda bisa mencoba demo FIFA 17 dengan gratis (jangan khawatir, gratis versi orisinal tentunya, bukan bajakan) melalui Origin. Begitu juga bagi pengguna konsol Playstation atau XboX. Ada beberapa “perubahan kecil yang besar” pada permainan video (video game) FIFA 17 versi demo.

Kenapa perubahan kecil tersebut sangat besar? Karena umumnya FIFA 17 sangat familier jika Anda juga bermain FIFA 16 atau FIFA-FIFA edisi sebelumnya.

Perubahan besar terjadi karena engine terbaru yang bernama Frostbite. Selain itu, ada satu hal yang langsung bisa Anda coba sendiri, sebuah fitur bernama “The Journey” yang sebelumnya sudah pernah kami berikan kisi-kisinya.

Pada “The Journey” Anda akan bermain sebagai Alex Hunter, seorang pemuda multikultural berusia 17 tahun asal Clapham, London, Inggris. Ia adalah cucu dari bintang tim nasional Inggris tahun 1960-an bernama Jim Hunter (pemain fiktif). Nantinya Hunter bisa memilih untuk bermain di antara 20 kesebelasan Liga Primer Inggris.

“The Journey” adalah fitur yang sangat menarik. Padahal sebelumnya siapa yang mengira kalau sebuah permainan video olahraga sepakbola membutuhkan perkawinan genre dengan role-playing game (RPG) story mode? Sebuah “perkawinan” yang, sejauh ini sepertinya, bisa menjadi poin paling menarik dari FIFA 17.

Saya pribadi, sebagai pemain FIFA sejak FIFA 13, tadinya tidak berekspektasi besar pada fitur terbaru dari EA Sports ini. Namun ternyata, fitur ini berhasil membuat saya jatuh cinta kembali dengan FIFA (bukan FIFA-nya yang pernah dipimpin Sepp Blatter tapi, yah).

Di versi demo ini, Hunter akan memulai pertandingan debutnya bersama Manchester United. Berawal dari ranah (scene) ruang ganti United di Stamford Bridge, kandang lawannya, Chelsea, kita akan diberikan cut-scene yang sangat menarik dan roda dialog yang akan mengingatkan kita dengan game seperti Mass Effect atau Walking Dead - The Game di mana setiap pilihan dialog akan menentukan jalannya cerita.

Kebebasan kita dalam memilih jawaban dari dialog tersebut (ada tiga pilihan dalam roda dialog) kepada rekan setim, asisten manajer, dan media, membuat kita bisa membentuk karakter Hunter sesuai keinginan kita.

Ada tiga pilihan yang bisa membuat kita lebih dikenal sebagai sosok yang cool, egosentris, atau di antara keduanya. Selain itu, konsekuensi dari dialog tersebut yang akan menentukan hubungan kita dengan suporter dan manajer, apakah manajer suka atau tidak, apakah fans suka atau tidak.

Misalnya ketika ditanya hasil pertandingan, kita bisa menjawab “Hasil lebih penting daripada debut saya” yang bisa membuat manajer senang, atau “Saya kecewa karena saya percaya sebenarnya saya bisa menang” yang merupakan jawaban yang berpotensi membuat manajer marah tapi bisa membuat fans (disebut sebagai follower di game) senang dengan jawaban tersebut.

Kembali ke debut Hunter, kita memiliki rekan yang masuk ke kesebelasan bersama-sama, ia adalah Gareth Walker (panggilannya adalah Gaz). Walker diturunkan dari awal pertandingan sementara Hunter bermain dari bangku cadangan. Walker merupakan teman sekaligus rival Hunter, dan Walker berhasil mencetak gol. Namun, Diego Costa berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Pada saat kehabisan akal, Jose Mourinho memutuskan memasukkan Hunter. Sebuah pilihan yang janggal sebenarnya, karena di bangku cadangan ada Zlatan Ibrahimovic (tapi tak usah dipermasalahkan, lah, ya).

Hunter masuk pada menit ke-75 dengan beberapa target (misalnya mendapatkan nilai performa 7.0, mencetak gol atau asis, dan membuat Man United menang) dan kita dipersilakan untuk memilih untuk mengontrol Hunter saja atau mengontrol seluruh tim.

Jika kita mengontrol seluruh tim, kita tetap harus menggunakan Hunter (ditunjukkan dengan indikator bulatan berwarna kuning di atas kepalanya) untuk membuat manajer dan suporter terkesima. Ada nilai penampilan langsung yang ditunjukkan di kanan atas layar, yang memberikan kita bagaimana sebenarnya penampilan kita (Hunter), sudah baik atau belum. Komentator juga akan membicarakan aksi Hunter di atas lapangan dengan rutin.

Sangat menarik melihat versi full dari “The Journey” yang akan dirilis resmi akhir bulan ini, tepatnya pada 29 September 2016.

Karena sudah tidak sabar seperti apa versi full-nya, saya mencari tahu lebih jauh mengenai “kisi-kisi” lanjutannya. Kemudian semua informasi yang saya dapatkan ternyata membuat saya lebih penasaran lagi.

* * *

Penulis cerita “The Journey”, Tony Watt, membeberkan jika Harry Kane menjadi inspirasi di balik fitur terbaru ini. “Harry (Kane) ada di sini untuk melihat (perkembangan game) dan mengatakan jika ini sudah benar,” kata Watt.

Kane juga berkomentar bahwa ia sudah tidak sabar karena “The Journey” menawarkan plot cerita yang dalam, terutama mengenai peran keluarga di dalam ceritanya. “Saya sadar di story mode ini mengenai pentingnya keluarga, dan saya merasa terwakili,” kata penyerang Tottenham Hotspur tersebut.

Beberapa pemain muda di Liga Primer seperti Bamidele Alli dan Marcus Rashford, yang keduanya menjalani debut Liga Primer musim lalu, juga dilibatkan dalam pembangunan cerita di “The Journey” ini.

“Banyak hal yang saya merasa terwakili, seperti kenyataannya,” kata Alli. Rashford juga menambahkan: “Sangat realistis. Melihat Alex seperti melihat diri saya sendiri.”

Anthony Martial, Marco Reus, James Rodriguez, dan banyak pemain dan manajer lainnya juga terlibat dalam pengambilan gerakan (motion capture) serta keterlibatannya dalam cerita Alex Hunter tersebut.

Dalam video-video yang sudah dirilis oleh EA Sports, kita bisa melihat Hunter yang sepertinya kesulitan beradaptasi di kesebelasannya. Penampilannyapun jeblok sehingga ia harus dipinjamkan ke kesebelasan lain.

Menurut contekan yang saya dapatkan, kita bisa memilih tiga kesebelasan di Divisi Championship, yaitu Aston Villa, Newcastle United, atau Norwich City (ketiganya adalah kesebelasan Liga Primer musim lalu), untuk menjadi destinasi peminjaman sementara.

Penampilan Hunter di sana ternyata membuatnya kembali dari masa peminjaman untuk berlaga di (sepertinya) final Piala FA di Wembley, London.

* * *

Engine terbaru yang dipakai di FIFA 17, Frostbite, sangat berperan dalam banyak ranah di “The Journey” ini yang melibatkan ranah di dalam dan luar lapangan, tempat latihan, lingkungan stadion, apartemen, ruang ganti pemain, sampai di dalam kendaraan.

Perpindahan engine ini, yang awalnya banyak diragukan termasuk oleh saya, ternyata mampu memberikan feel yang baru, bukan hanya kepada permainan olahraga sepakbola di FIFA 17 (bermain seperti game sepakbola pada umumnya), tetapi juga di dalam petualangan laiknya game drama, RPG, dan action yang menjadi satu.

Nantikan rilis resmi FIFA 17 pada 29 September 2016 nanti. Sambil menunggu, silakan unduh versi demo-nya dengan mengakses tautan berikut ini.

Komentar